3. Si Hyperaktive

17K 1.5K 385
                                    

28 Maret 2019
Jun Hyung. Bayi besar yang menggemaskan.
--------------------------------------------------

Aku duduk di sofa mengamati Yeonjun hyung yang tengah bermain dengan anak anjing. Ia berlari kesana kemari bersama Daegi, anjing peliharaan kami. Sudah kuperingatkan Yeonjun hyung untuk tidak berlari-lari. Aku tidak mau kejadian kemarin lusa terulang. Tapi lihat saja, dia bahkan terus-menerus menulikan telinganya. Jika sudah seperti ini yang bisa aku lakukan hanya memantaunya dari jauh. Sedetik saja aku lengah, kerusuhan pasti akan terjadi.

Kuamati Yeonjun hyung yang tengah menghujami Daegi dengan ciuman. Ahhh untuk pertama kalinya aku iri dengan seekor anjing.

"Daegi-ya~"

Lihat, bahkan Yeonjun hyung memanggil anak anjing itu dengan nada sangat manis. Dia tidak pernah memanggilku seperti itu.

Aku masih setia mengamati Yeonjun hyung. Yeonjun hyung itu hiperaktif. Ia terus bergerak kesana kemari bersama Daegi. Apa ia tidak merasa lelah? Sudah seharian ini dia bermain dengan Daegi.

Aku berjalan mendekati Yeonjun hyung lalu duduk dibelakangnya. Kupeluk tubuhnya dari belakang. Aku menyukai aromanya. Aroma ini seakan sebuah candu. Ya, bagiku Yeonjun hyung seperti heroin.

"Apa Hyung tidak lelah, hm?" Tanyaku dengan sedikit berbisik di telinganya. Yeonjun hyung hanya menjawab dengan gelengan kepala. Matanya masih fokus dengan Daegi.

Yeonjun hyung yang seperti ini sangat menggemaskan. Ahh jika dibandingkan dengan Daegi tentu saja Yeonjun hyung lebih menggemaskan. Lihat, bibir ranum yang mengerucut imut itu terlihat sangat manis.

Kusenderkan daguku dipundaknya. Kueratkan pelukanku diperutnya.

"Ayo, hyung harus makan siang!" Ajakku sembari menggosokkan daguku dipundaknya.

Tiba-tiba saja Yeonjun hyung melepaskan Daegi lalu memutar tubuhnya. Kini Yeonjun hyung duduk berhadapan denganku. Pandangnnya menatap tepat di mataku. Lalu ia tersenyum sangat manis. Tangannya memainkan pipiku. Aku sudah hapal dengan kebiasaan Yeonjun hyung yang satu ini. Ia hobi sekali memainkan pipiku, mencubitnya, menariknya, mengusapnya. Terkang tiba-tiba ia mencium pipiku. Kata Yeonjun hyung pipiku seperti squishy. Sangat kenyal dan menggemaskan.

"Soobin-ah, aku lapar~" Aku membulatkan mataku. Pasalnya ini pertama kali Yeonjun hyung berbicara dengan nada manja seperti ini. Yeonjun hyung, siapa yang mengajarimu? Aku sedikit tergelitik dengan tingkahnya yang manja seperi ini. Ia masih menatapku. Tangannya tak lagi memainkan pipiku, namun kini bepindah di ujung kemejaku. Jarinya memilin kemejaku. Sangat menggemaskan!

"Apa yang ingin Hyung makan?" Tanyaku sambil mengusap kepalanya.

"Soobin!" Lalu tangan hyung terulur. Jarinya menunjuk dadaku.

Aku sedikit terkejut mendengar jawabannya. Kenapa tiba-tiba Yeonjung hyung bersikap seperti ini? Tidak, ini tidak benar. Aku tau dia sedang menjahiliku.

"Berhenti menggodaku, Hyung." Ucapku sembari menjentikkan jari di dahinya. Yeonjun hyung mengaduh. Kemudian ia mengerucutkan bibirnya. Aku terbahak melihat ekspresi Yeonjun hyung.

"Soobin menyebalkan!" Gerutunya. Lalu ia bangkit dan hendak meninggalkanku. Namun sebelum ia berhasil melangkah aku sudah sigap untuk menahannya. Aku tau Yeonjun hyung pasti sedang merajuk. Jika seperti ini aku harus membujuknya.

"Maafkan aku!" Pintaku lalu memeluknya. Yeonjun hyung tidak menjawab namun ia membalas pelukanku.

"Apa sangat menyakitkan, hm?" Jujur saja aku hanya mejentikkan jariku sangat pelan.

Daily Yeonbin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang