Extra: 04

11.1K 470 89
                                    

Yeonjun POV

Sebulan sudah berlalu. Haru telihat begitu bahagia setelah menjadi bagian dari keluarga kami. Tubuhnya yang kurus semakin berisi. Pipinya kini nampak semakin chubby. Ia terlihat semakin menggemaskan. Terlebih mata besarnya menambah kesan manis di wajah bundarnya. Jika diperhatikan, wajah itu mirip dengan wajah Soobin! Jika Soobin adalah wobbit, maka Haru adalah Foxbit. Jika boleh jujur, sifat Haru sedikit mirip denganku. Itu yang membuat kami terlihat nyaman saat bersama.

Sore ini aku tengah berkutat di dapur. Aku ingin membuat camilan sederhana yang kupelajari dari eomma. Sementara Soobin tengah menemani Haru dan Daegi bermain di ruang tengah.

Semenjak kedatangan Haru, rumah ini terlihat lebih hidup. Tawa Haru yang nyaring dan menggemaskan menambah kehangatan rumah ini.

Seperti saat ini. Haru dan Soobin tengah bermain permaianan ‘wobbit menangkap foxbit’. Permainan itu diciptakan sendiri oleh Soobin. Dimana ia akan menjadi wobbit yang merangkak mengejar Haru sebagai foxbit.

Aku menggelengkan kepalaku. Permainan yang begitu buruk!

“Haru-ya! Daddy akan menangkap dan memakanmu!” Soobin mengancam yang membuat Haru berteriak, berlarian, dan tertawa. Ditambah lagi, Daegi juga tidak ingin kalah. Ia ikut berlari bersama Haru sembari menggonggong. Wobbit, foxbit, dan seekor anjing!

Aku menghembuskan napas. Seingatku sebulan yang lalu Soobin memintaku dan Haru untuk tidak berlarian, tetapi sekarang? Dia sendiri yang melakukannya. Benar-benar wobbit menyebalkan!

Aku melanjutkan kegiatanku membuat camilan. Aku juga membuat dua gelas susu almond untuk Haru dan Soobin. Hingga beberapa saat kemudian, acara memasakku sudah selesai.

Aku membawa sepiring camilan dan dua gelas susu ke ruang tengah sembari berseru, “Sudahi dulu mainnya!”

Melihatku tengah membawa makanan dan susu, seketika Soobin dan Haru berhenti bermain. Mata mereka nampak membulat. Mereka menghampiriku setelah aku meletakkan bawaanku di atas meja.

“Wahh appa, ini pasti lezat!” Haru berseru. Ia nampak tak sabar untuk mencicipi camilan buatanku.

“Haru boleh mencobanya!” Haru terlihat girang. Napasnya terdengan tidak teratur setelah berlarian. Ia duduk bersila dan mulai mencoba camilan buatanku. Setelahnya mata bulatnya melebar. “Appa, ini lezat sekali!” Ia berseru dan melahap beberapa potong camilan hingga mulutnya penuh.

“Pelan-pelan!” Aku mengingatkan sembari mengusap pelipisnya yang berkeringat. Haru mengangguk dan memelankan kunyahannya. Melihat Haru yang begitu lahap, Soobin tidak mau kalah. Ia mengambil beberapa potong dan memakannya bersama Haru.

Aku duduk di antara mereka. Tiba-tiba saja hatiku menghangat. Jadi seperti ini rasanya memiliki sebuah keluarga kecil. Seorang anak dan orangtua duduk bersama. Membicarakan hal ringan dan melontarkan candaan kecil. Begitu sederhana namun terasa berkesan.

“Hyung, kau benar-benar belajar dengan baik! Masakanmu semakin lezat!” Soobin memujiku sembari mengecup pipiku. Aku terkejut, pasalnya di sini masih ada Haru!

“Ada Haru di sini!” Aku mengomelinya setengah berbisik. Namun Soobin justru tertawa. Mendengar suara tawa Soobin, Haru menoleh sembari mengerjapkan mata besarnya.

“Appa, masakan appa selalu lezat!” Bibir mungil Haru tersenyum. Ia berlutut, lalu tiba-tiba ia mencium pipiku. “Terimakasih appa!”

“Sama-sama!” Aku tersenyum sembari mengacak rambut Haru dengan gemas. Sejenak aku berpikir, bagaimana bisa orang-orang tega melukai anak kecil semenggemaskan Haru? Benar-benar kejam!

Setelah meneguk susu almond buatanku, Haru kembali bermain bersama Daegi. Ia nampak senang. Aku memperhatikannya bersama Soobin, lalu kami akan tertawa jika Haru bertingkah lucu. Aku mengingat-ingat ketika pertama kali bertemu dengannya. Mendengar fakta jika ia sering dipukul. Mengetahui jika ia sering mengais-ngais makanan dan berebut dengan anjing jalanan. Haru begitu kuat di usianya yang masih sangat kecil.

Daily Yeonbin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang