44. Si Maniak Susu

6.7K 554 151
                                    

22 Mei 2019
Susu yang mana?

Aku mengusap mataku kala mendengar sebuah gumaman. Saat aku menoleh, kudapati Soobin tengah bergumam tidak jelas. Matanya tertutup dengan bibir bergerak-gerak seperti kelinci. Kenapa akhir-akhir ini Soobin sering mengigau?

Kulirik jam di nakas, ini pukul empat pagi. Tidak biasanya aku bangun di jam-jam seperti ini. Aku pikir aku terlalu banyak tidur karena masa pemulihan. Semenjak kemarin aku terus menempel pada Soobin. Aku terus menempeli tubuh halusnya. Itu hukuman karena telah mengabaikanku. Jadi kutempeli saja tubuhnya seharian. Seusai makan siang kemarin, kami melanjutkan untuk tidur hingga saat aku terbangun, tak terasa sudah bertemu kembali dengan si pagi.

Aku mendudukkan pantatku di atas kasur. Kurasa badanku sudah sembuh. Soobin merawatku dengan baik. Soobin bilang saat dia mengabaikanku ia sering mendekatiku saat tertidur lalu mengobati lukaku. Wobbit itu terkadang sulit untuk di tebak pikirannya. Selalu saja ada hal-hal mengejutkan yang ia lakukan.

"Hyung..unm." Soobin kembali bergumam. Aku tersenyum, saat tertidur masih mencariku? Baguslah, setidaknya bukan roti yang kau cari.

Aku menggapai tangan Soobin yang sibuk mencariku untuk di peluk. Kukecup kedua matanya dengan lembut. Dua mata ini yang selalu memperhatikanku, mengawasiku, atau pun mengintaiku. Sangat berbahaya namun jika kau menatapnya dengan hati maka akan terlihat indah.

"Hyunggg..." Soobin terus bergumam sembari memelukku erat. Kau ini kenapa Soobin-ah? Kau masih sempat menjadi si posesif meski sedang terlelap seperti ini?

Tidak tahan dengan gumaman Soobin, aku pun mencubit bibirnya. Tidak kusangka Soobin benar-benar terdiam. Ia kembali terlelap dengan begitu damai.

Aku memejamkan mataku untuk kembali terlelap. Namun baru saja memejam, Soobin kembali bergumam. Apa yang salah dengan wobbit ini?

"Hyungiee! Susu!" Soobin berujar dengan mata setengah terbuka. Wajahnya nampak mengantuk. Sesekali ia menguap sembari mengusap matanya. Apa baru saja ia meminta dibuatkan susu? Tumben sekali. Biasanya ia akan bangun lalu membuatnya sendiri.

"Baby hyung, ingin susu!" Tangan Soobin melingkar di perutku. Ia menggerak-gerakkan tubuhku untuk memaksaku bangun. Lihat mata mengantuknya kini menatapku dengan alis yang saling bertaut.

"Istriku yang cantik, suamimu ingin susu!" Soobin semakin menjadi-jadi. Ia memelukku sembari menggesek-gesekkan wajahnya pada dadaku. Apa ini benar-benar Soobinku? Kenapa ia bertingkah seperti ini?

"Kau ingin susu?" Aku menunduk menatap wajah Soobin yang tengah bersandar di dadaku. Soobin mendongak menatapku dengan mata mengerjap berusaha untuk terbuka. Setelahnya ia mengangguk semangat.

"Tunggu disini!" Aku menjauhkan tubuh Soobin dariku. Setelahnya aku berjalan ke dapur. Hanya membuat susu, aku bisa melakukannya.

Selama aku tinggal dengan Soobin, aku tidak pernah melihatnya seperti itu. Ini kali pertama kalinya ia terbangun lalu merengek manja meminta susu. Ternyata masih banyak sisi kekanakan Soobin yang belum kuketahui.

Sampai di dapur aku membuka lemari kabinet dan mengambil sekotak susu bubuk. Soobinku memang penyuka susu. Ia bisa menghabiskan satu kotak besar susu bubuk dalam tiga hari. Ia suka memakannya seperti camilan tanpa harus menyeduhnya.

Dari sekian banyak rasa susu, rasa almond yang sangat Soobin sukai. Bisa dibilang wobbit itu seperti maniak susu almond.

Ia bercerita padaku, saat berada di bangku sekolah ia tidak pernah absen meminum susu almond dan rotinya. Membayangkan wajah polos Soobin seperti itu pasti sangat lucu. Duduk di halaman sembari menyantap makan siang berupa susu almond dan roti isi puding. Bukankah Choi Soobin yang mesum itu terlihat sangat manis? Terlebih lagi jika ia duduk di taman dengan kulit putihnya terpapar sinar matahari. Rasanya seperti tengah memperhatikan seorang anak yang mulai tumbuh.

Daily Yeonbin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang