6. Si Perfect

11.5K 1K 265
                                    

31 Maret 2019
Sempurna sekali Soobinku ini.

Choi Soobin. Dalam hanja memiliki arti "menjadi orang yang indah dan luar biasa yang dapat bersinar lebih dari orang lain." Ya nama itu memang cocok untuknya.  Soobinku sangat indah dan sempurna. Meski aku tau tidak ada yang sempurna di dunia ini, tetapi nyatanya aku tidak bisa menemukan celah tentang kekurangan Soobin.

Soobinku tinggi. Kulitnya putih dan kenyal. Matanya indah. Bibirnya tipis dan ranum. Lesung pipinya sangat cocok untuk senyum manisnya. Rambutnya halus. Tangannya yang besar terasa hangat saat menggenggamku. Dada bidang dan lebarnya sangat nyaman untuk bersandar.

Bagiku Soobin sangat menawan. Lihat wajah tampanya itu. Terkadang aku kesal ketika kami pergi bersama. Banyak gadis-gadis yang selalu meperhatikannya. Aku tidak iri karena dia dapat memikat banyak gadis. Aku hanya tidak suka wajah tampan Soobinku dinikmati banyak orang. Soobin itu milikku tau! Aku ingin sekali memaki mereka yang mencari-cari perhatian Soobin. Aku juga sebal dengan mereka yang bertingkah genit di depan Soobin. Namun setiap emosiku mulai naik, Soobin akan menenangkanku dengan caranya. Seperti menggandeng tanganku, merangkul pundakku, bahkan mencium pipiku di depan mereka. Dia sudah gila!

Wajah menawan Soobin benar-benar sempurna. Bahkan saat bangun tidur pun ia masih terlihat tampan. Seperti pagi ini. Aku bangun lebih dulu dari Soobin. Saat aku membuka mataku, kudapati Soobin masih terpejam sembari memelukku. Hembusan napasnya yang tenang mengelitik wajahku. Aku tersenyum sembari memandangi wajahnya. Aku menyukai wajah polosnya ini. Sangat tampan.

Kusibak poni yang menutupi matanya. Lalu kuusap pipinya. Kenyal dan lembut sekali. Seperti bakpao. Kuamati setiap lekuk wajahnya. Kumainkan jari telunjukku di hidungnya. Hidung Soobin tidak terlalu mancung namun terlihat menggemaskan. Kupindahkan jariku di bibirnya. Bibir ini yang selalu menciumku. Bibir ini yang selalu bergerak untuk mengomeliku. Bibir ini yang selalu berbisik "Aku mencintaimu, Yeonjun hyung" saat aku pura-pura memejamkan mataku. Ahh hampir lupa. Bibir ini juga yang mencuri ciuman pertamaku. Sudah, jangan membahas tentang ini lagi. Aku malu.

Puas dengan mengamati wajah Soobin, tiba-tiba aku ingin menjahilinya. Aku pun menggerakkan tanganku dan memainkan wajahnya. Mencubit kedua pipinya. Memainkan pipinya seperti bermain squishy. Menarik-narik telinganya. Mengecup bibirnya berkali-kali. Lalu mencubit hidungnya.

Alis Soobin bertaut ketika aku menekan hidungnya lama. Ia terlihat kesulitan bernapas. Lalu ia membuka mulutnya untuk mengambil oksigen. Aku terkekeh pelan.

Tak lama kemudian tangan Soobin tiba-tiba memelukku erat lalu memutar tubuhku. Posisi ini, ahh kumohon jangan seperti ini. Soobin berada di atasku dengan bertumpu pada lututnya. Ia mengunci kedua tanganku di samping kanan dan kiri kepalaku. Wajah Soobin sangat dekat dengan wajahku hingga aku bisa merasakan hembusan napasnya. Bibirnya tersenyum. Tapi bukan Senyuman manis yang biasanya ia tunjukan padaku. Ia tersenyum bak lukisan Monalisa. Sebuah smirk yang menawan. Sepertinya aku dalam bahaya.

"Jadi rubah kecil ini yang sudah mengganggu tidur nyenyakku hm?" Ucapnya sembari menghujamiku dengan ciuman di wajahku. Ini terasa geli. Hentikan kumohon. Aku tidak bisa menahan tawaku.

"Soobin-ah hentikan. Bukan aku yang melakukannya tapi anjing kecil itu. Daegi yang melakukannya!" Aku tertawa sembari memberontak. Namun ia masih saja menciumi wajahku.

"Tidak mau. Aku harus menghukum rubah nakal ini. Lagipula tidak mungkin Daegi bisa melakukannya. Lihat, kau bahkan lebih nakal dari Daegi hmm." Soobin semakin menggila. Ciumannya semakin menjadi-jadi. Ini menggelikan. Namun disisi lain, sangatlah manis.

"Baiklah aku mengaku salah. Ampuni aku dan lepaskan aku tuan kelinci." Rengekku. Ngomong-ngomong bukankah dia baru saja menyebutku rubah kecil. Hey, seharusnya rubah itu lebih kuat dari seekor kelinci. Tapi lihat, kenapa kelinci manis ini yang menguasaiku? Ahh aku ingat, Soobinku itu sangat sempurna tak terkecuali kekuatan tubuhnya. Wajar saja jika dia bisa menguasai rubah kecil sepertiku.

Daily Yeonbin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang