18 Mei 2019
Choi Yeonjun, aku menyayanginya hingga membuatku menangis!Choi Yeonjunku sakit. Ia kelelahan hingga demam. Demamnya cukup tinggi. Seharian ia terus berbaring di ranjang rumah sakit. Wajahnya pucat, matanya terasa berat untuk dibuka. Bibirnya sesekali merintih memanggil namaku. Beberapa kali ia bergerak gelisah. Keningnya basah ulah si keringat. Ia menggigil meskipun tubuhnya panas dan berkeringat.
Siang tadi tiba-tiba rubahku tumbang. Ia pingsan saat menemaniku memasak. Aku memanggil dokter untuk memeriksannya. Dokter berujar jika rubahku kelelahan dan harus dirujuk. Aku panik, kenapa rubahku tidak bercerita jika ia sakit? Ini salahku! Aku tidak memperhatikannya dengan baik. Aku seharusnya ingat jika rubahku sering menyembunyikan sesuatu dengan alasan agar aku tidak khawatir. Aku menyeseli kebodohanku. Yeonjun hyung maafkan aku.
Malam ini aku menemani Yeonjun hyung. Aku duduk di samping ranjang inapnya. Kuggenggam tangan mungilnya dengan sesekali mencium punggung tangannya.
Di depanku, Yeonjun hyung tengah berbaring dengan mata terpejam. Wajahnya masih pucat. Aku rindu wajah ceria rubahku. Aku rindu tawanya. Aku rindu suaranya saat memanggilku. Aku rindu tingkah imutnya.
Rubah di depanku terlihat sangat lemah. Tak ada senyum ceria di bibirnya. Biasanya jika ia terlelap seperti ini wajahnya akan terlihat tenang. Tidak untuk malam ini, rubahku terpejam dengan dahi berkerut. Terlihat ia tengah merasakan sakit yang teramat sangat.
Aku menunduk menciumi punggung tangannya berkali-kali. Rubah manis, berikan sakitmu padaku. Aku akan menanggungnya. Jangan seperti ini. Ini menyiksaku. Sungguh! Lebih baik aku yang kesakitan. Rubahku terlalu rapuh. Tolong pindahkan sakitnya padaku!
Yeonjun hyung penyemangatku. Ia yang membuat hariku lebih berkesan. Rubah ini yang membuatku menemukan alasan untuk terus bersyukur atas setiap tarikan napasku. Rubah ini hidupku. Bisa apa aku jika rubah ini menjadi lemah seperti ini. Rasanya terlalu linu, dadaku terasa sakit. Ini jauh lebih menyakitkan dari cambukan yang bertubi-tubi.
Aku memeluk lengan Yeonjun hyung. Lengan mungil ini yang selalu memelukku. Aku rindu pelukannya. Aku rindu ketika tubuh mungil ini mendekapku. Aku rindu, ya aku rindu semua hal tentang rubahku. Tolong ambil sakitnya, rubah ini sangat berharga untukku.
Aku memeluk lengannya erat. Satu persatu bulir air mata yang kutahan mulai lepas. Mereka mulai membasahi pipiku. Punggungku mulai bergetar. Hatiku sakit. Aku mengigit bibirku. Sungguh menyakitkan melihat rubahku terbaring lemah seperti ini.
Yeonjun hyung yang seperti ini adalah kelemahanku. Aku tidak tahan lagi. Tangisanku semakin pecah. Dadaku semakin sesak. Terlebih lagi ketika aku menatap wajah pucat rubahku. Sakitku semakin mencambukku. Rubah manis, jangan seperti ini. Kumohon!
"Hyung aku membutuhkanmu. Hyung, ayo cepat membaik!" Aku mengusap pipi Jun hyung yang terasa dingin. Aku mengigit bibirku semakin kuat. Aku tidak peduli jika bibirku robek. Sakitnya tidak seberapa dibandingkan sakit ketika melihat pusat hidupku terbaring lemah.
Aku mendekatkan wajahku lalu mengecup wajah pucat Yeonjun hyung. Kukecup kedua matanya yang terpejam. Baby hyung aku disini, ayo buka matamu.
Aku mulai kalut. Aku semakin terisak. Sayang, apa kau tidak lelah terus berbaring seperti ini? Apa kau tidak merindukanku? Apa kau tidak ingin melihat wobbit mesummu ini? Jun hyung kumohon buka matamu.
Aku memeluk Yeonjun hyung. Air mataku tak kunjung reda. Ia terus membasahi pipiku. Rasanya begitu pilu. Kenapa harus rubahku? Aku lebih kuat darinya. Kenapa tidak aku saja?
"Unhh." kudengar rubahku merintih. Aku melepas pelukanku lalu menatapnya. Yeonjun hyung bergerak gelisah. Begitu banyak peluh yang membasahi dahinya. Bibirnya bergerak seperti hendak mengucapkan sesuatu. Matanya mengerjap berusaha untuk terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Yeonbin [END]
RomanceIni cerita tentang Soobin x Yeonjun TXT Yeonjun; uke rusuh Soobin; seme kalem nan imut Part ganjil : Soobin POV Part genap: Yeonjun POV *Gambar diambil dari berbagai sumber, tidak ada maksud melakukan klaim ------------------- Highest rank: Tomorrow...