Warning!! Sedikit uwu~
Sore hari ini, Soobin mengajak Yeonjun mencari udara segar di taman. Mereka belum memiliki rencana untuk berbulan madu. Yeonjun mengatakan tidak perlu terburu-buru. Soobin pun mengiyakannya. Namun terus berada di rumah membuatnya bosan. Akhirnya ia mengajak Yeonjun untuk jalan-jalan sebentar.
Dan kini mereka tengah duduk di bangku taman sembari mengobrol hal-hal kecil. Menatap orang yang berlalu-lalang di depen mereka. Tersenyum ketika melihat hal-hal yang menarik atau tertawa ketika melihat hal-hal lucu. Menyaksikan anak kecil yang berlarian, badut yang menari, atau para lansia yang duduk di kursi rodanya. Sore yang menyenangkan.
Sejenak Soobin tertegun. Jika dipikirkan, kehidupan ini begitu singkat. Lahir, menua, lalu kembali kepada Si Pencipta. Ia menoleh menatap Yeonjun. Tangannya terulur dan menggenggam punggung tangan Yeonjun. Kini sebuah pikiran mulai mengganggu Soobin.
“Ada apa?”
Melihat Soobin terus menatapnya, membuat Yeonjun tak tahan untuk bertanya. Soobin tersenyum, mengangkat tangannya dan mengusap kepala Yeonjun dengan lembut.
“Hyung.”
“Hmm?”
“Jika kita menua nanti, apa kita akan tetap seperti ini?”
“Tentu saja. Kita akan tetap datang kemari untuk menikmati senja.”
Soobin mengangguk paham. Ia melepas usapan tangannya dan kembali menatap ke depan. Yeonjun menyadari sesuatu. Soobin terlihat tidak puas dengan jawabannya. Ia pun mengerucutkan bibir dan mencubit pipi Soobin.
Soobin memekik kesakitan. Ia menoleh dan mendapati Yeonjun menatapnya begitu tajam. Ia memohon kepada Yeonjun untuk melepaskan cubitannya.
“Sayang, sakit!”
“Katakan padaku, apa yang mengganggu pikiranmu?”
Yeonjun melepaskan cubitannya. Ia mengusap pipi Soobin yang sudah ia cubit. Pipi itu terlihat merah. Dalam hati, Yeonjun merasa bersalah.
“Tidak ada.”
“Kau takut aku meninggalkanmu? Kau takut tiba-tiba aku mengubah keputuskanku dan menceraikanmu? Kau takut aku bosan denganmu? Begitu kan?”
Soobin membulatkan matanya. Tidak percaya jika Yeonjun akan memahaminya. Dulu, Yeonjun sangat tidak peka. Bahkan tak peduli sekeras apa pun Soobin memberi kode, Yeonjun akan besikap seperti tidak ada apa-apa. Ia hanya akan mengerjap seperti rubah polos yang menggemaskan.
“Hyung-“
“Soobin-ah, sayangku, suamiku...”
Soobin semakin membulatkan matanya. Yeonjun memanggilnya dengan panggilan seperti itu di tempat umum. Ia bahkan menangkupkan kedua tangannya di pipi Soobin dan menatapnya. Dengan senyum yang begitu manis, Yeonjun melanjutkan ucapannya.
“Kita sudah mengucap janji di altar, disaksikan banyak orang, kita sudah betukar cincin, dan kita sudah terikat. Aku tidak mungkin mengingkari ucapanku. Berhenti menganggu pikiranmu dengan hal-hal yang tidak masuk akal.”
Yeonjun mengusap kedua pipi Soobin. Senyumnya terlihat semakin mengembang. Soobin menatap mata rubah milik Yeonjun. Sorotan matanya begitu teduh dan penuh keyakinan. Dalam hati, Soobin merasa Yeonjun benar-benar sudah dewasa. Meski terkadang perilakunya masih kekanak-kanakan dan juga masih sering merengek. Namun tidak sesering sebelum mereka menikah.
“Binbin, aku sudah memberikan apa pun yang aku punya untukmu. Kau meminta hatiku, aku berikan. Kau meminta tubuhku, aku serahkan. Kau meminta hidupku, aku kabulkan. Tapi aku tidak pernah meminta apa pun darimu selain kepercayaan. Aku tahu apa yang kau khawatirkan. Binbin, tolong percaya padaku, aku sangat menyanyangimu. Menghabiskan masa tua denganmu adalah sesuatu yang aku impikan sedari dulu. Aku tidak tertarik dengan wanita.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Yeonbin [END]
RomanceIni cerita tentang Soobin x Yeonjun TXT Yeonjun; uke rusuh Soobin; seme kalem nan imut Part ganjil : Soobin POV Part genap: Yeonjun POV *Gambar diambil dari berbagai sumber, tidak ada maksud melakukan klaim ------------------- Highest rank: Tomorrow...