9. Si Manis

7.9K 760 179
                                    

03 April 2019
Hyung, kau manis sekali!

Choi Yeonjun. Nama itu terdengar manis setiap telingaku mendengarnya. Hatiku melonjak kesenanangan kala aku melafalkan namanya. Choi. Yeonjun. Nama itu semanis pemiliknya.

"Soobiniiee!" Yeonjun hyung menghampiriku yang tengah berbaring di kasur. Ia berlari dengan Daegi di gendongannya. Ia tersenyum manis memperlihatkan gigi-giginya. Menggemaskan!

Ia naik ke atas ranjang. Diturunkannya Daegi di atas kasur. Lalu ia menindihku dam memelukku erat. Ia menumpukan berat badannya padaku. Sepertinya berat badan Yeonjun hyung naik. Tubuhnya sedikit lebih berat dari beberapa hari yang lalu. Syukurlah.

"Soobinniee! Soobin, Soobin! Soobin-ah!" Ia memanggilku dengan nada yang sangat manis. Bibirnya mengerucut seperti biasanya. Alisnya bertaut lucu. Kau ini kenapa hyung? Kenapa mendadak bersikap manis seperti ini?

"Ada apa hyung?" Tanyaku heran sembari mengusap kepalanya. Rambut Yeonjun hyung halus sekali dan juga harum. Sangat harum.

"Ayo bermain." Ajaknya dengan menarik-narik pipiku. Bibirnya semakin mengerucut. Nada bicaranya sangat menggebu.

"Bermain?" Aku keheranan dengan ajakan Yeonjun hyung. Yeonjun hyung itu benar-benar seperti anak TK. Padahal umurnya sudah mencapai kepala dua tetapi masih senang bermain. Apa dia tidak malu dengan usianya?

"Iya. Ayo bermain truth or dare!" Ajaknya denga nada masih menggebu. Kulihat wajahnya sangat antusias. Yeonjun hyung bahkan sudah turun dari tubuhku. Ia duduk bersila di sampingku. Tangannya menarik-narik lenganku.

"Soobin-ah, ayo bermain!" Kali ini Yeonjun hyung semakin brutal. Tangannya berpindah pada kemeja yang kukenakan. Ia menarik-narik kemejaku kuat. Bahkan hingga kancing kemejaku hampir terlepas.

"Baiklah-baiklah. Ayo turun, kita bermain di ruang tengah saja." Pada akhirnya aku pun menurutinya. Aku bangun dan turun dari ranjang, lalu berjalan ke ruang tengah. Yeonjun hyung mengikutiku dari belakang bersama Daegi.

Saat aku hendak menuruni tangga, Yeonjun hyung menahanku. Ia menarik ujung kemejaku dari belakang. Aku pun menoleh. Yeonjun hyung, apa bibirmu itu tidak lelah terus-terusan mengerucut seperti itu?

"Gendong." Pintanya dengan sangat imut. Tangan kanannya terulur sedangkan tangan kirinya masih setia menggendong Daegi. Aku tertawa melihat tingkahnya. Yeonjun hyung hari ini benar-benar manis.

"Turunkan Daegi terlebih dahulu." Pintaku sembari mencuri ciuman di pipi Yeonjun hyung.

"Tidak mau! Kau harus menggendongnya juga." Kepala Yeonjun hyung menggeleng. Rambut halusnya bergerak mengikuti gelengan kepala Yeonjun.

"Bailah. Kemarikan Daegi. Aku akan menggendongnya di depan. Lalu menggendong hyung dibelakang." Ucapku sembari mengambil Daegi. Lalu aku berjongkok dan membiarkan Yeonjun hyung naik ke punggungku.

"Lets go!" Ujar Yeonjun hyung bersemangat dengan mengangkat lengan tangannya yang mengepal.

Aku tertawa sembari menuruni anak tangga. Kurasakan Yeonjun hyung menciumi kepalaku. Sesekali pipinya digesek-gesekkan di kepalaku. Manisnya.

Sesampainnya di lantai bawah, aku berjalan ke ruang tengah dan mendudukkan Yeonjun hyung di sofa. Ia duduk bersila disana. Kepalanya bergoyang ke kanan kiri. Bibirnya tersenyum manis. Bersemangat sekali pacarku ini.

"Cepat Soobin-ah!" Lihat kan. Sangat-sangat bersemangat. Sangat!

Aku pun mengambil bekas botol minuman di dapur, tak lupa membawa sepiring tteokkebi hot dog dan odeng. Lalu kembali ke ruang tengah. Aku duduk di hadapan Yeonjun hyung dengan sebuah meja membatasi kami. Kuletkkan botol dan sepiring makanan di atas meja.

Daily Yeonbin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang