10 April 2019
Kita berakhir.Aku duduk di ruang tamu sendirian. Ini sudah malam dan Soobinku belum pulang. Aku cemas setengah mati. Udara teramat dingin. Aku rindu pelukan Soobin.
Hari semakin larut. Setengah jam lagi sudah tepat pukul 12. Kemana Soobinku? Sekitar pukul 8 malam tadi ia pamit untuk bertemu seseorang. Saat kutanya siapa, Soobin berujar jika itu temannya dari jauh. Dia ingin menemuinya. Dia sempat mengajakku tapi aku menolak. Aku tidak ingin mengganggunya. Aku tahu Soobin juga butuh waktu untuk bersama teman-temannya.
Suara detak jarum jam mengalun menemani malam sepiku. Suara dengkuran Daegi ikut menyahut. Aku duduk dengan memeluk kakiku. Hatiku resah. Aku khawatir dengan kelinci menyebalkan itu. Aku ingin menangis.
Aku memeluk kakiku semakin erat. Aku menunduk menyembunyikan wajahku. Aku ingat baru kemarin aku bercinta dengan Soobin. Aku sangat senang meski badanku terasa sakit. Aku butuh Soobin. Aku merindukan usapan tangannya dikepalaku. Aku rindu ketika ia menghujamiku dengan ciumannya. Soobin-ah cepat pulang!
Aku mengangkat wajahku. Lalu mengarahkan pandanganku pada jam dinding. Jarum pendek dan panjang sudah bertemu di angka 12. Aku semakin gelisah. Apa Soobinku baik-baik saja? Kenapa dia belum pualng?
Samar-samar kudengar suara deru mobil di luar. Apa itu Soobin? Tapi aku hapal betul suara mobilnya. Itu bukan mobil Soobin. Lalu siapa? Apa seorang penjahat? Soobin-ah aku takut!
Aku berdiri dan berjalan mendekat pada jendela di dekat pintu dengan sedikit rasa takut. Aku berdiri disana. Kubuka gordayn jendela, lalu mengintip keluar.
Ada seoarang perempuan berdiri di samping mobil. Lalu seorang laki-laki tinggi membuka pintu mobil, ia turun dan menghampiri si wanita. Aku tau laki-laki itu. Itu Soobinku! Itu kelinci mesumku!
Aku berniat untuk menghampiri Soobin, namun niatku terhenti kala aku melihat adegan di diluar. Soobinku mendekatkan wajahnya dengan si wanita. Aku tidak tahu apa yang Soobin lakukan. Ia berdiri membelakangi penglihatanku. Apa mereka baru saja berciuman?
Aku melihatnya. Wanita itu memeluk pinggang Soobin. Tidak! Pinggang itu milikku! Hanya aku yang boleh memeluknya! Aku mulai kalut. Aku mengepalkan tanganku. Kugigit bibirku untuk menahan tangis, untuk menahan sesak. Aku tidak peduli jika aku melukai bibirku. Sakitnya tidak akan seberapa.
Hatiku terasa begitu sesak. Air mata yang kutahan sudah membasahi pipiku. Aku sudah mencoba menjernihkan pikiraku. Aku sudah berusaha berpikir positif. Tapi aku gagal.
Aku ingin menemui Soobin diluar. Aku ingin merebutnya dari wanita itu. Aku ingin memberi tahunya. Soobin milikku! Aku ingin memaki si wanita. Aku ingin menyingkirkan tangannya dari pinggang Soobinieku! Namun seakan sesuatu menahanku. Aku tidak mampu melangkahkan kakiku. Barang satu langkah pun.
Sudah, aku tidak ingin semakin sakit. Aku menutup kembali tirai gordyn. Kusandarkan tubuhku pada dinding. Kakiku terasa lemas. Penglihatanku sedikit mengabur. Amarahku tidak dapat lagi kutahan. Ini sangat memilukan. Soobinku kenapa dia menghianatiku?
Ditengah isakanku, aku mendengar suara pintu terbuka. Aku tahu itu pasti Soobin. Aku tidak peduli!
"Hyung." Kulihat Soobin membulatkan matanya kala melihatku. Ia berjalan mendekatiku. Aku melangkah untuk menjauhinya. Aku tidak ingin melihatmu Soobin-ah!
"Jangan mendekatiku hikss!" Tangisanku semakin menjadi. Ini teramat menyesakkan. Aku sudah mempercayainya. Aku sudah memberikan segalanya untuk Soobin. Jadi ini balasan yang kudapat?
"Hyung, dengarkan aku. Ini tidak seperti yang kau pikirkan. Biarkan aku menjelaskannya?" Soobin meraih tanganku. Aku menepisnya.
"Jangan menyentuhku!" Aku meneriaki Soobin dengan amarah yang semakin memuncak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Yeonbin [END]
RomanceIni cerita tentang Soobin x Yeonjun TXT Yeonjun; uke rusuh Soobin; seme kalem nan imut Part ganjil : Soobin POV Part genap: Yeonjun POV *Gambar diambil dari berbagai sumber, tidak ada maksud melakukan klaim ------------------- Highest rank: Tomorrow...