37. Si Polos

6.9K 561 208
                                    

16 Mei 2019
Jun Hyung, bisakah tubuhmu juga polos? Aku ingin memakanmu!

Petang ini aku, Jun hyung, eomma, dan nunna tengah menyibukkan diri di dapur. Kami memasak bersama untuk makan malam. Aku menggoreng ayam, eomma meracik bumbu, nunna memetik sayur, dan rubahku memotong bawang. Awalnya aku meminta agar mendapat tugas memetik sayur. Dengan begitu aku bisa mengobrol dengan rubah manisku. Namun nunna menyebalkan itu melarangku.

"Lebih baik kau menggoreng ayam. Jika kau dekat dengan Yeonjun kau hanya akan menggodanya kan?" Begitulah alasan nunna melarangku. Lalu apa masalahnya? Juh hyung pacarku, aku boleh menggodanya kapan pun kan?

"Hikss!"

Ketika aku tengah menggoreng ayam sembari menahan kesal, aku mendengar sebuah isakan. Itu suara rubahku. Aku melirik ke belakang. Yeonjun hyung tengah terisak sembari menunduk. Apa yang terjadi?

Segera mungkin aku mematikan komporku. Begitu juga dengan eomma dan nunna. Mereka menghentikan aktifitasnya. Kami bertiga menghampiri Yeonjun hyung. Apa rubahku terluka? Aku khawatir!

"Baby hyung, kenapa menangis?" Aku memeluk pinggangnya lalu mengusap matanya. Apa jarinya terkena pisau? Tapi tidak ada yang luka. Lalu kenapa?

"Hikss Binbin, aku tidak tahu kenapa. Bawang ini membuatku menangis hikss!" Tangisan Yeonjun hyung semakin keras aku, eomma, dan nunna tersenyum gemas. Jadi ini penyebabnya. Ia tidak menangi, matanya hanya pedih ulah si bawang. Rubahku sangat polos. Tidak, sebenarnya aku yang membuatnya menjadi polos. Aku selalu melarangnya melakukan pekerjaan dapur. Jadi inilah akibatnya. Yeonjun hyung tidak akrab dengan urusan dapur.

"Yeonjun-ah, kenapa kau begitu menggemaskan?" Nunna mulai lagi! Ia mencubit kedua pipi Yeonjun hyung. Rubahku hanya diam dengan tatapan polos seperti biasa. Tangannya menggosok matanya agar air matanya berhenti. Bibirnya mengerucut dengan sangat imut.

"Hentikan nunna!" Aku menjauhkan Jun dari wanita itu. Aku tidak suka milikku di pegang-pegang. Hanya aku yang boleh melakukannya!

"Kau begitu posesif!" Nunna kesal padaku. Ia memalingkan wajah. Siapa peduli? Setidaknya rubahku tidak disentuh orang lain.

"Yeonjun-ah, kau menunggu saja dengan Nunna di ruang tengah. Biar eomma dan Soobin yang memasak!" Tunggu! Eomma apa-apaan ini? Kenapa nunna menyebalkan itu yang menemani Jun hyungku? Aku pacarnya, aku yang seharusnya menemani rubahku!

"Tidak bisa seperti itu eomma! Nunna adalah wanita. Seharusnya dia yang membantu eomma! Biar aku saja yang menjaga Yeonjun hyung!" Aku protes pada eomma. Aku tidak terima. Aku tidak mau membiarkan nunna berdua bersama rubahku!

"Bisakah kau menurut saja? Ini perintah eomma! Kau berani membantah? Eomma jangan mendengarkannya. Ia hanya akan menggoda Yeonjun!" Nunna mulai menyebalkan! Ia memprovokasi eomma. Bibirnya tersenyum menang. Ia bahkan sudah menghampiri Yeonjun hyung dan merangkulnya. Hentikan nunna!

Aku merengek dan memohon pada eomma. Namun semua sia-sia. Tak ada pilihan lain. Aku menurut pada eomma. Yang harus aku lakukan adalah segera menyelesaikan acara masakku. Dengan demikian aku bisa segera melihat baby hyungku. Aku khawatir dengannya. Apa nunna menyentuhnya? Aihh pikiranku semakin tidak nyaman.

Satu jam kemudian, semua sudah beres. Aku melepaskan apron dan mencuci tangan. Lalu bergegas ke ruang tengah. Kuharap tidak ada hal mengerikan yang kulihat.

Saat aku sampai di pintu pembatas ruang tengah, aku membulatkan mataku. Di sofa, rubahku tengah duduk manis dengan nunna. Poninya dikuncir ke atas. Bibirnya mengerucut dengan coklat yang belepotan di sekitar bibirnya. Mulutnya sibuk mengunyah donat coklat di tangan kanannya. Mata rubahnya mengerjap-ngerjap lucu. Ia nampak fokus dengan kartun di televisi. Tangan mungilnya memeluk boneka kelinci milik nunna. Jun hyung terlihat begitu mungil dan menggemaskan!

Daily Yeonbin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang