- Four -

234 27 19
                                    

Selamat membacaaaaa !!!! 

    

    

Melihat Austin duduk di sana, aku mengingat-ingat pertama kali kami bertemu, ketika aku melamar pekerjaan di ClickIt. Sebenarnya, ClickIt adalah pilihan terakhirku. Saat itu, aku tidak menginginkan pekerjaan dengan deadline mengingat kondisi keluargaku sedang tidak baik. Jika aku bekerja menjadi penulis, bisa-bisa pecah kepalaku. Namun apa boleh buat, sepertinya ini jalanku.

Juliet dan Austin menjawab satu per satu pertanyaan yang dilontarkan para wartawan dan jurnalis. Memang seperti ini konferensi pers yang diadakan ClickIt, selalu ramai. Biasanya aku hanya membaca artikelnya atau melihat videonya, tapi kali ini aku melihatnya secara langsung.

Kuharap suatu saat nanti aku bisa berada di posisi Juliet saat ini.

"Juliet, selamat! Aku yakin novelmu akan laris di pasaran!"

"Austin, dia siapa?"

"Aku Abigail. Abigail Styles."

Aku dan Juliet tidak saling kenal. Maklum, Juliet adalah penulis senior di ClickIt sedangkan aku hanya penulis junior di bagian online. Jelas jika ia tidak mengenalku.

"Abigail Styles? Oh. Kau putri Bruce Styles?"

Aku mengangguk. "Senang bertemu denganmu, Juliet."

"Ya, aku juga. Austin, kurasa aku harus ke sebelah sana. Sampai jumpa!"

"Setelah ini kau mau langsung pulang atau?" tanya Austin ketika Juliet sudah pergi.

"Kurasa kita harus mengisi perutku dulu. Kalau tidak nanti lambungku bisa demo."

Ia terkekeh. "Baiklah. Ke restoran kalau begitu. Siap laksanakan, Nona Styles."

***

Aku senang sekali bisa pergi berdua dengan Austin. Tidak, aku tidak mencintainya. Atau mungkin belum? Entahlah, aku belum ada pemikiran untuk melangkah ke sana. Aku hanya ingin menikmati hidupku sebagai single.

"Dah, Austin! Hati-hati!"

"Sampai jumpa besok. Jangan lupa bawa file cerita pendeknya. Besok jam sembilan pagi sudah harus kau upload di website."

"Siap laksanakan, bos!" jawabku terkekeh.

Austin memang berbeda sekali ketika kami sedang berada di kantor dan di luar seperti ini. Tentu saja aku lebih menyukai Austin di luar kantor. Ia benar-benar menyenangkan. Aku suka berbicara padanya.

"Selamat malam, Ayah. Bagaimana kantor hari ini?"

"Aku berusaha mengembalikan kerja sama kita dengan beberapa klien yang dulu. Tidak semudah yang kupikirkan. Bagaimana konferensi persnya?"

"Berjalan dengan baik. Aku harap aku bisa mendapat promosi sesegera mungkin. Selamat bekerja, Ayah. Aku ke atas dulu."

Sebuah pemandangan mengejutkan menyambutku ketika aku menyalakan lampu kamar. Sedang apa manusia satu ini?

Aku melemparkan tasku tepat mengenai kepalanya. "Oh, kau sudah pulang."

"Sedang apa kau di sini? Kau lupa ini kamarku?"

Ia diam saja. "Hei, Harry. Kau dengar atau tidak? Apa kamarmu kurang luas hingga kau ingin menjarah kamarku juga?" gerutuku sembari membersihkan riasan di wajahku.

"Apa kau mencium sesuatu yang aneh dari Eve?" tanyanya tiba-tiba.

"Gadismu selalu wangi," balasku ringan.

IrresistibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang