- Thirty Three -

90 15 10
                                    

Welcome back! Selamat membaca.

"Sir Williams, terima kasih atas bantuanmu selama ini," kataku seraya menjabat tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sir Williams, terima kasih atas bantuanmu selama ini," kataku seraya menjabat tangannya.

"Sama-sama, Nona Styles. Tapi seperti yang pernah kukatakan, tuduhannya kurang kuat. Kesalahan seorang ayah bukanlah kesalahan seorang anak."

"Ia menguntitku dan membuatku tidak nyaman. Aku sudah memberikan padamu bukti rekaman CCTV hotel dan pesan-pesan yang ia kirim padaku."

"Kita tidak bisa memastikan bahwa yang di rekaman itu adalah Louis."

Sebenarnya dari awal Sir Williams sudah memperingatkan bahwa tuduhanku terhadap Louis tidaklah kuat, tapi aku tidak peduli. Yang ada di pikiranku saat itu adalah bagaimana membuat Louis mendekam di penjara ini. Kini kusadari kesalahanku adalah aku tidak memikirkan berapa lama aku ingin ia menderita. Aku seharusnya berpikir lima langkah lebih maju.

"Ada seseorang yang kurasa bersedia menjadi saksi."

"Bagus. Bawa dia kemari secepatnya."

"Baik. Oh ya, kumohon awasi dia dengan sangat ketat. Aku tidak ingin ia memerintahkan anak buahnya di luar sana untuk melakukan sesuatu."

***

"Blake?! Blake?!" Aku terus menggedor pintu tempat ini. Aku tidak tahu apakah Blake masih tinggal di sini atau tidak. Terakhir kali aku dan Harry kemari, Blake tidak menunjukkan gelagat akan pindah.

"Siapa yang kau cari?" Seorang laki-laki berambut pirang muncul dari balik pintu itu.

"Blake Richardson."

Laki-laki itu termenung sejenak. "Tunggu sebentar," katanya.

Sudah beberapa menit aku berdiri sendiri di luar pintu. Blake dan laki-laki pirang yang tidak kuketahui namanya itu belum juga kembali. Aku yakin Blake ada di sini karena tadi laki-laki itu tidak menanyakan siapa Blake yang kumaksud. 

Pasti terjadi sesuatu.

Aku memberanikan diri untuk masuk meskipun tidak dipersilahkan. Aku tahu ini lancang, tapi ya, mau bagaimana lagi. 

"Reece, sudah kukatakan padamu aku tidak menerima tamu siapapun dia."

Itu suara Blake.

"Kau hanya bilang untuk tidak membukakan pintu bagi laki-laki, tapi dia perempuan. Kupikir dia adalah salah satu dari jalangmu."

Itu laki-laki yang tadi di pintu.

"Duh, kau ini bodoh sekali. Sekarang di mana dia? Masih di depan?" tanya Blake.

"Dia ada di sini," kataku. "Terima kasih telah membiarkan pintunya tidak terkunci, Reece."

Blake menarik tanganku menjauhi Reece. "Apa yang kau lakukan di sini?! Apa ada yang melihatmu kemari?"

IrresistibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang