- Thirty Two -

79 15 9
                                    

3K reads already. Thank you! <3
Get ready, peeps!
   

 Thank you! <3Get ready, peeps!   

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rise and shine, fiancée to be!

Aduh. Neraka di hari Sabtu pun dimulai.

Sinar matari yang menerobos jendela kamar membuatku membalikkan badan. Ini pasti karena ibu menyingkap semua gorden kamar.

"Bangun, Nak." Ibu membelai rambutku.

Kalau begini saja baru terlihat sayang padaku. Biasanya? Aku bangun tidak bangun juga tidak peduli.

"Lima menit lagi."

Ibu terkekeh. "Tidak. Ayo, bangun. Dua jam lagi kita dan Sharon akan pergi ke salon."

"Untuk apa?"

"Kau harus terlihat sempurna malam nanti, Abby."

Kuingatkan sekali lagi bahwa ini hanya pertunangan. Di hari pernikahanku suatu saat nanti, bisa-bisa ibu membawaku ke salon dari jam empat pagi hingga satu jam sebelum pesta pernikahan.

"Aku bisa berdandan sendiri."

"Tidak boleh. Kau harus sempurna dari ujung kepala hingga ujung kaki, Sayang. Cepatlah bersiap. Aku akan menunggumu di bawah."

"Bu, apakah Harry akan datang nanti?"

Ibu menghela nafas lalu berkata, "Tidak. Ia hanya menitip salam padamu." Setelah itu, ibu menutup pintu kamarku dari luar.

Seusai mandi, aku menatap laptopku yang tertutup sempurna di atas meja.

Haruskah aku mengirim email pada Harry?

Aku tidak yakin Harry akan membacanya karena mungkin saja ia sudah membuat akun email yang baru, tapi ya sudahlah. Menulis padanya akan membuat perasaanku sedikit lebih tenang. Tidak masalah apa ia akan membacanya atau tidak.

***

Beberapa jam di salon dipenuhi oleh obrolan ibu dan Sharon yang sama sekali tidak berguna, biasa gosip ibu-ibu. Sedangkan aku sibuk menghubungi Sir Williams untuk memastikan semua berjalan sesuai rencana. Tentu saja aku memakai ponsel baruku, model dan casing yang sama, supaya semua tidak curiga.

"Abby, apa kau tahu Nyonya Wales?"

Siapa lagi itu.

Aku menggeleng. "Siapa? Belum pernah mendengar Wales sebelumnya."

"Janda Tuan Wales. Kabarnya ia sedang didekati pengusaha kaya dari Texas."

"Oh ya? Bukankah itu hal yang baik?" tanyaku pura-pura antusias yang kemudian disambut tawa ibu dan Sharon. "Ada apa?" tanyaku lagi.

"Kau tahu berapa umur Nyonya Wales?"

"Tentu saja tidak."

"Enam puluh tujuh. Kau tahu berapa umur pengusaha yang mendekatinya?"

IrresistibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang