- Forty Four -

64 10 19
                                    

Asli mau update 2 hari lalu tp kelupaan terusssss :(((

  
  
"Hai. Apa kau mengenal Abigail Maeve?"

Bisa ditebak siapa yang sangat senang. Benar sekali, Cara Gardner. Beruntung wanita itu berhasil menahan diri untuk tidak melompat ataupun berteriak.

"Umm kurasa aku datang ke tempat yang salah," ujar Noah.

Cara memegang kedua lengan Abby lalu memutar tubuhnya agar wanita itu berhadapan dengan Noah. Laki-laki dengan garis rahang sempurna dan rambut coklat keemasan tersenyum ke arahnya. Sepasang mata hazel Noah bertemu dengan milik Abby, berhasil membekukan waktu untuk beberapa saat.

"Abigail?"

Meskipun mereka belum pernah bertemu, Abby yakin jika laki-laki yang saat ini berhadapan dengannya adalah Noah Harris.

"N-noah."

"Aaannddd it's my cue to leave."

Abby mengumpat dalam hati. Ia sungguh berharap Cara tidak meninggalkan dirinya dan Noah dalam keadaan secanggung ini.

"Senang sekali akhirnya kita bisa bertemu."

"Aku juga. Kupikir kau akan datang setengah jam lagi?"

Noah tersenyum. "Aku tidak ingin terlambat."

"Kalau begitu, ada yang ingin kau pesan?"

"Teh saja."

"Oke. Silahkan menunggu."

Begitu Noah berpaling dari dirinya, hal pertama yang ia lakukan adalah menghubungi Hope.

"Hope!"

"Hai! Ada apa? Apa shiftmu selesai lebih awal?"

"Tidak. Umm, aku baru ingat ternyata aku ada janji dengan temanku. Apa ia bisa ikut kita ke London?"

"Pas sekali. Si rambut setengah tiba-tiba ada pekerjaan mendadak. Kurasa temanmu bisa ikut. Ibu dan yang lain pasti tidak keberatan."

"Terima kasih, Hope. Kau yang terbaik!"

***

"Dah, Abby. Dah, Noah." Cara berjalan ke luar, meninggalkan kedua sejoli itu.

"Dah, Cara. Selamat tahun baru!"

"Apa kau sudah siap?"

"Umm.. Apa kau sudah mempersiapkan sesuatu untuk malam ini?"

Noah menggaruk tengkuknya. "Belum. I guess we should see where the night brings us?" Perkataan Noah membuat senyum Abby mengembang. Abby beruntung Noah datang tanpa persiapan apapun. Ia tidak bisa memilih antara Hope dan Noah. Memilih salah satu berarti mengabaikan yang lain.

"Apa kau ingin ke London?"

"Tentu! Teman-temanku juga banyak yang ke sana malam ini. Tapi kurasa kita tidak akan bisa ada di Thames."

"Dua tiket untuk kita sudah ada di tangan."

"Kau ajaib juga ya," balas Noah sambil terkekeh.

TIN! TIN! Terdengar suara klakson mobil di luar The Jacks. Abby mendapati Hope yang melambai-lambaikan tangan ke arahnya.

"Itu temanku. Ayo."

Noah mengekor Abby yang segera menghampiri Hope dan yang lain.

"Hai, Abby dan temannya," sapa Michael yang duduk di tengah.

"Hai, Michael. Semuanya, ini Noah Harris. Noah, ini Hope, Melanie, Grace, Michael, dan Jane. Noah, yang tampak kesulitan mengingat nama-nama mereka, tetap tersenyum sambil melambaikan tangan.

IrresistibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang