- Thirty Seven -

76 11 7
                                    

Enjoy!

(still) Harry's POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(still) Harry's POV

Aku tahu benar nomor tidak diketahui yang baru saja mengirim link berisi berita tentang hubunganku dan Abby pasti milik anak buah Louis. Bagaimana mereka bisa tahu nomor pribadiku? Padahal tidak ada yang tahu nomor pribadiku selain aku, ayah, dan ibu. Astaga, mereka sungguh gila.

"Halo? Apa kabar, Yah?"

"Apa kau sudah membaca berita yang baru saja kukirim?"

"Belum."

Dengan segera aku menekan beberapa link yang ayah kirim. Begitu melihat headlinenya saja, aku sudah tahu apa isinya. 

HARRY STYLES IS HOOKING UP WITH HIS SISTER! 

Have you ever wonder why THE Harry Styles is single? THAT'S BECAUSE ALL HE EVER WANTED WAS HER SISTER, ABIGAIL!

Berita ini sudah tersebar dimana-mana dan yang kupikirkan hanyalah apa Abby sudah tahu semua ini? Bagaimana keadaannya? Apa ia baik-baik saja?

"Harry?"

"Ini ulah Louis, aku yakin."

"Aku tidak peduli ini ulah siapa. Apa semua ini benar?"

Aku tidak menjawab. Haruskah aku mengaku pada ayah? Apa pengakuanku akan menyelamatkan Abby atau justru semakin menghancurkannya?

"Harry."

"Berjanjilah untuk melindungi Abby hingga aku pulang."

"Apa semuanya benar?"

"Berjanjilah dahulu."

"Oke."

"Semuanya benar. Semua yang diceritakan mereka benar adanya. Aku dan Abby memang saling mencintai."

Ayah tidak marah, tapi ia terdengar begitu kecewa dan jujur itu membuatku merasa sangat bersalah, meskipun jauh di dalam lubuk hatiku, aku tidak merasa bahwa hubunganku dan Abby adalah sesuatu yang salah. Singkat cerita, ayah mengatakan akan memblokir seluruh kartu kreditku dan ia tidak membiarkanku pulang dalam waktu dekat ini. Well, aku tidak peduli. Satu tiket pesawat menuju Los Angeles minggu depan sudah di tanganku dan aku tetap akan pulang.

Ketika tanganku sudah hampir menekan tombol untuk menghubungi Abby, Rachel datang dengan beberapa lembar kertas di tangannya. "Selamat pagi, Harry. Baru saja ayahmu mengirimkan berkas-berkas tambahan untuk kau kerjakan selama beberapa waktu ke depan."

"Terima kasih, Rachel. Kau bisa pergi."

"Umm.. Apa kau ingin kubelikan kopi?"

"Tidak, terima kasih. Kau bisa pergi."

"Bagaimana jika teh? Atau sandwich untuk sarapan?"

"TINGGALKAN AKU SENDIRIAN!" Rachel tampak tersentak. "Aku minta maaf, Rachel. Aku hanya butuh waktu sendiri. Kau kupersilahkan untuk meninggalkanku sendirian. Apa itu sangat sulit untuk dimengerti?"

IrresistibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang