Harry dan Abigail, sepasang insan yang tidak bisa memadu kasih layaknya jutaan pasang kekasih di luar sana. Sesuatu menghalangi apa yang mereka inginkan sehingga mereka terpaksa mengambil jalan yang salah.
Bagaimana akhir dari kisah mereka? Apakah m...
Aku kembali duduk lalu menyantap makan malamku. Benar kata ayah, apapun yang dimasak ibu lezat sekali. Baru dua kali suapan, aku mendengar teriakan ibu, "Kau?!"
Ayah yang sama penasarannya dengan aku pun mengikuti langkahku ke pintu depan, di mana ibu berada.
Aku mundur beberapa langkah begitu menyadari siapa yang sedang berhadapan dengan ibu saat ini. Laki-laki tampan setinggi kurang lebih seratus delapan puluh sentimeter dengan baju kotak-kotak dipadu dengan celana jeans hitam berdiri di depan pintu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Harry?" kata ayah.
"Hai, ayah. Hai, ibu. Abby, kau sudah besar rupanya."
Dia kembali.
Setelah sekian lama menghilang tanpa kabar, akhirnya di sinilah ia, kembali pada keluarganya. Aku tidak tahu bagaimana ia mendapat alamat rumah ini, tapi itu sama sekali tidak penting saat ini. Yang terpenting adalah kehadirannya.
Ibu langsung mendekap Harry erat. "Ibu sangat merindukanmu, Nak. Ke mana saja kau selama ini? Rumah tidak lagi sama tanpa kau, Sayang. Kenapa kau baru kembali?"
Bisa kurasakan Harry juga sangat merindukan ibu. Pelukan mereka sangat erat sebelum akhirnya Harry memeluk ayah. "Aku minta maaf, Yah," gumamnya.
"Mari masuk. Ini kan rumahmu juga."
Langkah kami terhenti ketika kami menyadari ada seseorang yang mengekor Harry.
"Siapa dia?" tanyaku akhirnya angkat suara.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Evelyn Holmes, kekasihku."
Setelah itu, tidak ada yang berbicara hingga ibu mengalihkan pembicaraan. "Harry, Evelyn, mari masuk. Aku tidak tahu kalian akan datang, jadi aku hanya memasak seadanya."
