- Seventeen -

154 14 12
                                    

Selamat membaca!

"Paman Jack datang hari ini," celetuk Harry sambil menyantap roti bakarnya.

Aku mengernyitkan dahiku. "Oh ya? Tumben sekali."

"Kau tidak lihat ponsel?"

Aku menggeleng. "Ponselku mati dan aku lupa mengisi dayanya semalam."

"Ya sudah, ayo pulang."

"Pulang? Kau dan aku? Kau ingin ibu memasak kita hidup-hidup?!"

"Oh ya. Aku lupa." Harry mengecup keningku. "Kau bukan gadis biasa yang bisa kubawa pulang setiap saat. Kau istimewa. Sampai jumpa di rumah, Sayang. Hati-hati."

***

"ABBY!!!!!!!!!!!!!" Gemma nyaris membuatku terjatuh. "Kau ke mana saja? Kenapa kau tidak membalas pesan-pesanku?"

Aku terkekeh. "Senang bertemu kembali denganmu, Gem. Ponselku mati. Semalam aku menginap di rumah temanku."

"Hai, semuanya. Oh, Gemma. Kau di sini?" tanya Harry yang baru tiba.

"Senang bertemu denganmu lagi."

Jika kalian lupa, beberapa waktu lalu Harry dan Gemma sempat bertemu di cafe.

"Dimana orang tuamu?"

"Mereka di dalam. Ayo."

"Apa sekarang kau kuliah?"

"Aku bekerja di ClickIt. Kau bagaimana, Gem? Sudah lulus kuliah?"

Gemma menunjukkan foto saat ia wisuda di ponselnya. "Dua bulan lalu. Aku berkuliah di Heidelberg University dan kini aku resmi menjadi sarjana psikologi!"

Pasti rasanya menyenangkan bisa berkuliah.

"Selamat untukmu, Gem," sahut ibu yang dibalas senyuman hangat Gemma.

"Apa kau ingin berkeliling, Gem? Aku dan Harry bisa menemanimu."

***

Sepanjang perjalanan, Gemma tidak berhenti menceritakan apa yang terjadi padanya setelah kami lost contact. Aku terkadang terkekeh melihat Gemma yang sangat antusias menceritakan kisahnya.

"Sekarang giliranmu. Apa kau sudah punya kekasih?"

Harry.

"Hmmm.. Tidak bisa disebut kekasih juga, hanya teman dekat."

"Menarik sekali. Siapa namanya?"

"Liam Payne," kataku lalu melirik ke arah Harry yang mencengkeram erat kemudi mobil.

"Bagaimana denganmu, Harry? Terakhir kita bertemu, kau bilang kau sedang sendiri. Tapi sekarang kau pasti sudah punya kekasih kan?" tanya Gemma disertai tawanya.

"Aku di sini untuk menemanimu berkeliling, bukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaanmu."

Hening.

"Ah, Harry. Bisa kau berhenti sebentar? Gemma, kau harus mencoba minuman di kedai ini. Rasanya enak sekali."

"Oke, aku traktir," katanya.

"Aku minta maaf Harry bersikap sedikit sarkas padamu. Sejak kejadian itu, semua tidak lagi sama. Ya, kau tahu.."

Gemma tersenyum. "Aku mengerti. Lagipula kupikir aku yang salah terlalu mencampuri privasinya."

***

"Aku dan Brandon bertemu dua tahun lalu di kampus. Kau tebak di mana tepatnya kami bertemu?"

"Koridor?" Harry menebak.

IrresistibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang