Welcome back, everyone! Selamat bertemu kembali dengan Abigail Styles dan segala drama kehidupannya.
Aku mematung setelah mendengar perkataan ibu. Apa ini artinya mereka sama sekali tidak mengharapkan kehadiranku saat itu? Belum sempat aku berpikir lebih jauh, ibu kembali berteriak padaku. "Sudah berapa lama kau dan Harry melakukan semua ini?!"
"Laura, tolong hentikan. Kita tidak bisa memperlakukan Abby seperti ini."
"Tentu saja kita bisa. Kita harus mendidik anak kita, meskipun sudah sangat terlambat untuk mendidiknya sekarang."
"Dimana Harry?" tanyaku.
"Dia ada di tempat yang sangat jauh dan ia tidak akan kembali."
"Apa maksudmu?"
Ayah mengusap punggungku. "Kami rasa keberadaan Harry di Massachusetts adalah sebuah kebetulan yang pas. Jika ia kembali saat ini, media atau bahkan orang-orang akan semakin percaya jika berita ini benar adanya."
"Untuk kali ini saja, bisakah kalian berhenti memikirkan diri kalian sendiri?"
"Diri kami sendiri? Abby, aku sungguh tidak menyangka kau tumbuh menjadi anak yang tidak bisa memahami orang tuamu. Kami melakukan semua ini untuk melindungi keluarga kita. Apa kau mengerti?"
Aku yang tidak bisa memahami mereka? Tolong ingatkan padaku siapa yang membujukku meninggalkan pekerjaanku di ClickIt, siapa yang menjodohkanku dengan si keparat itu, dan siapa yang sekarang memperlakukanku seperti seorang tahanan. Oh, tentu saja, aku yang tidak bisa memahami mereka.
"Bukan hanya aku yang bersalah. Harry juga terlibat dalam semua ini. Ia juga harus bertanggung jawab."
"Ia sudah mendapatkan hukumannya, dengan berada jauh di sana," jawab ibu.
Aku mendecih. Hukuman macam apa itu?
"Abby, dengar. Kami akan berhenti mengurungmu jika kau menghabiskan banyak waktu dengan Jamie, anak Tuan White."
Kurasa memang aku yang tidak bisa memahami mereka. Di tengah situasi seperti ini, mereka kembali menjualku pada laki-laki yang bahkan namanya saja tidak pernah kudengar sebelumnya. Biar kutebak semua ini pasti adalah usaha untuk menutupi aib keluarga Styles yang terhormat.
***
Aku tidak bisa berdiam diri seperti ini. Aku harus melakukan sesuatu. Akhirnya aku menyalakan ponselku, ya ponsel baruku. Mungkin aku lupa mengatakan ini pada kalian, tapi yang terhormat Bruce dan Laura Styles menyita ponselku. Tanpa membuang waktu lagi, aku menghubungi satu nomor yang untungnya kuhafal.
"Selamat siang. Dengan Styles Corp, ada yang bisa saya bantu?"
Setelah negosiasi yang cukup panjang, akhirnya mereka menyetujui permohonanku untuk berbicara dengan Barbara, sekretaris Harry.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irresistible
FanfictionHarry dan Abigail, sepasang insan yang tidak bisa memadu kasih layaknya jutaan pasang kekasih di luar sana. Sesuatu menghalangi apa yang mereka inginkan sehingga mereka terpaksa mengambil jalan yang salah. Bagaimana akhir dari kisah mereka? Apakah m...