Sorry, a little bit late! :)
"Haruskah aku melakukan ini, Abe?""Ya sebenarnya aku juga tidak ingin kau bersamanya, Harry. Tapi kau tahu bagaimana liciknya ular itu kan? Tolong ya, bantu aku. Kumohon. Setelah itu kita akan buat skenario agar kau putus dengannya."
"Jangan tatap aku seperti anak anjing yang sedang mengemis makanan, Abby. Kau tahu aku paling tidak bisa melihatmu seperti itu."
"Sebentar."
Aku merogoh tasku, mengambil ponselku yang bergetar.
"Hai, Austin."
"Kau di mana? Aku baru saja dari mejamu, tapi kau tidak ada."
"Aku bersama Harry, sedang ada urusan."
"Kau sudah makan?"
"Ya, ini mau ke café."
Dua hari lalu aku telah memberi jawaban pada Austin. Jadi, kami resmi berpacaran. Rasanya aneh. Aku bahkan tidak menganggapnya sebagai kekasihku, mungkin belum. Entahlah. Aku sendiri tidak paham dengan diriku.
"Abby, kita sudah sampai."
Harry mengekor aku yang terlebih dahulu masuk ke café. Mataku langsung menangkap siluman ular itu.
"Hai, Kris. Maaf membuatmu menunggu."
"Oh, tidak apa. Baru lima menit. Mari, duduk."
Sok manis.
Aku duduk di sebelah Kristie yang membuat Harry harus duduk berhadapan dengan Kristie.
"Mungkin kalian berdua sudah saling mengenal. Tapi kurasa aku akan memulai dari awal. Harry, ini Kristie. Kristie, ini Harry."
Mereka berdua saling berjabat tangan.
"Harry Styles."
"Kristina Daisy Renner," jawab Kris antusias, ralat, sangat antusias.
Bahkan aku sudah lupa nama depannya Kristina bukan Kristie.
"Kau sekarang kuliah atau bagaimana?"
"Sedang berkuliah di University of California, jurusan manajemen. Kau sendiri, Har? Duh, tidak enak sekali ya panggilan itu. Bagaimana jika kupanggil Hazza?"
Aku menahan tawaku. Hazza? I prefer Harold to Hazza. (TBH AKU PREFER HAZZA. CUTE BGT SOALNYA)
"Ya, tidak masalah. Terserah kau saja."
"Kau mau pesan apa, Hazz?"
"Samakan saja denganmu."
"Hmm Kris, Harry, kurasa aku harus kembali ke kantor," ujarku setelah aku menyelesaikan makan siangku.
"Ya, terima kasih atas makanannya, Kris. Aku akan mengantar Abigail ke kantor."
Kristie cemberut lalu menatapku.
Jalang.
"Tidak perlu, Harry. Aku bisa naik taksi. Lagipula kurasa Kristie juga masih ingin mengenalmu lebih jauh. Benar begitu, kan?"
"Kau dengar sendiri perkataan adikmu, Hazz."
Harry berjalan lalu memelukku. "Jika aku tahu ia seliar ini, pasti aku akan menolak tawaranmu mentah-mentah," bisiknya.
"Aku akan baik-baik saja, Kakak. Tidak perlu khawatir," ucapku berusaha terdengar biasa saja.
"Jika sudah sampai di kantor, hubungi aku ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Irresistible
FanfictionHarry dan Abigail, sepasang insan yang tidak bisa memadu kasih layaknya jutaan pasang kekasih di luar sana. Sesuatu menghalangi apa yang mereka inginkan sehingga mereka terpaksa mengambil jalan yang salah. Bagaimana akhir dari kisah mereka? Apakah m...