Chapter fifty. Jd inget fifty shades of grey lmao. Anyway, enjoy!!!!
Harry merutuki ponselnya yang baru saja berdering, membuatnya kembali terjaga padahal ia baru saja tidur tiga puluh menit lalu.
"Alarm sialan."
Malam hingga pagi tadi Harry terus terjaga, pikirannya terus melayang pada kejadian semalam. Ada laki-laki lain, Noah, yang sudah menggantikan posisinya. Ia terus berpikir apa sebenarnya hubungan mereka berdua. Sudah resmi sepasang kekasih? Sedang dalam masa pendekatan? Friends with benefit? Tidak. Abby bukan perempuan seperti itu. Tidak ada cara lain untuk mengetahui siapa Noah selain menghubungi Cara.
To : Cara Gardner
Ini Styles. Bisa kita bertemu nanti malam?
***
Pagi itu bukan pagi yang indah bagi Abby. Ia merutuki keputusannya semalam untuk merenung di kamar mandi. Alhasil, air terus mengalir dari kran semalaman.
"Hai, Abigail."
"Hai, Jean. Apa kau melihat Cara?"
"Ada di toilet."
"Terima kasih."
Rasanya sudah lama sekali Abby tidak bertemu Cara. Ia ingin mengeluh pada Cara tanpa menceritakan keseluruhan cerita.
"Hai, magnet pria," sapa Cara.
"Apa nanti malam kau sibuk? Aku ingin jalan-jalan."
"Kemana Noah dan Edward?"
"Edward? Siapa Edward?"
Cara menjadi sama bingungnya dengan Abby.
"Bagaimana bisa Abby tidak mengenal Edward? Apa mereka belum bertemu?" pikir Cara.
Cara tersenyum. "Tidak. Aku hanya meracau saja. Sayang sekali nanti malam aku sudah ada janji dengan seseorang."
"Huft. Oke. Aku akan pergi sendiri."
"Tunggu. Bagaimana jika kau ikut denganku?" Entah apa yang mendorong Cara berkata seperti itu.
"Oh tidak, tidak. Aku tidak ingin mengganggu acaramu. Aku bisa pergi sendiri, Cara."
"Oke. Jam tujuh malam. Bersiaplah."
"Cara, aku tidak ingin mengganggu."
"Aku memaksa."
Dan....begitulah Harry dan Abby dipertemukan kembali malam itu.
***
"Cara, apa kau yakin aku tidak akan mengganggu kalian?"
Cara menggeleng. "Tenang saja, ia tidak akan lama. Setelah itu, kita bisa pergi."
"Oke jika kau berkata demikian. Bagaimana jika aku tinggal di mobil? Kau tidak akan lama bukan?"
"Huh kau ini. Oke. Akan kubelikan teh hangat."
"Oke. Tolong jangan lupakan aku."
"Jika aku tidak kembali dalam tiga puluh menit, masuklah."
Cara melangkahkan kakinya ke dalam cafe itu, disambut senyum hangat Harry yang duduk di meja nomor tiga puluh dua. "Selamat malam, Cara Gardner."
"Aksen inggrismu cukup baik. Ada apa? Aku tidak bisa berlama-lama di sini."
"Aku bertemu Abigail tadi malam dan bisa dikatakan itu adalah sebuah kegagalan, tapi itu akan kita bahas nanti. Aku ingin tahu siapa laki-laki yang menemaninya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Irresistible
FanfictionHarry dan Abigail, sepasang insan yang tidak bisa memadu kasih layaknya jutaan pasang kekasih di luar sana. Sesuatu menghalangi apa yang mereka inginkan sehingga mereka terpaksa mengambil jalan yang salah. Bagaimana akhir dari kisah mereka? Apakah m...