- Eighteen -

133 15 5
                                    

Selamat membaca!


Sepanjang hari itu, pikiranku tidak bisa terlepas dari ucapan ibu tadi malam. Entahlah, nuraniku mengatakan bahwa acara nanti malam bukan sekadar makan malam. Semoga saja nuraniku salah.

From: Ace

Hey. Ibu menyuruhku menjemputmu untuk makan malam dan aku membelikanmu gaun. Jam 6?

To: Ace

Thank you, tapi aku bisa pergi sendiri. Kau bisa menitipkan gaunnya di receptionist. Kirimkan saja alamatnya. Aku

From: Ace

Oke. Gracias Madre. Ibu bilang acaranya dimajukan tiga puluh menit. Sampai jumpa. Aku mencintaimu.

***

"Kau mau ke mana? Bukankah hari ini kau mengambil lembur?"

"Austin, aku tadi ingin menemuimu tapi kau tidak ada di ruanganmu. Aku akan mengambil lembur besok. Hari ini aku ada acara keluarga. Aku harap itu tidak masalah?"

"Kau tidak bisa menganggap ini sebagai hal kecil. Aku tahu kau seorang Styles, tapi bukan berarti kau bisa semaumu sendiri."

"Aku minta maaf, Austin. Acaranya sangat mendadak. Jika kau keberatan, aku akan mengambil lembur selama dua hari dan kau tidak perlu membayarku untuk itu."

Ia menggeleng. "Ambil lemburmu hari ini. Aku ingin cerita baru Phoebe yang telah kau sunting malam ini siap di mejaku besok pagi."

"Tapi, Austin, ceritaku itu dijadwalkan terbit dua minggu lagi. Aku tidak harus menyelesaikannya malam ini."

"Ingat posisimu, Nona Styles."

Sialan.

"Baik. Akan kukerjakan. Maaf, Austin."

Aku meletakkan tas berisi gaun yang dibelikan Harry untukku di atas meja dan kembali berkutat dengan laptopku. Aku sungguh berharap aku bisa menyusul sebelum acaranya selesai.

Incoming call from Mom

"Halo, Abby? Kau di mana? Keluarga Parker telah ada di sini."

"Ibu, aku sungguh minta maaf. Ada pekerjaan yang benar-benar tidak bisa aku tinggal. Sampaikan permintaan maafku pada Tuan Parker dan yang lain."

"Apa kau sudah berbicara dengan Austin tentang hal ini?"

"Sudah, Bu. Aku akan menyusul ke sana segera setelah aku selesai dengan pekerjaanku. Aku sungguh minta maaf."

"Apa Harry perlu menjemputmu?"

"Tidak. Aku akan pergi sendiri. Sekali lagi, aku minta maaf, Ibu."

"Andai saja kau tahu betapa pentingnya makan malam ini," suara ibu terdengar lebih pelan. "Ibu menyayangimu, Nak. Kabari salah satu dari kami jika kau sudah selesai."

Naskah ini terlihat berlipat-lipat lebih banyak dari yang sebenarnya. Meskipun tubuhku ada di kantor, pikiranku melayang ke Gracias Madre.

IrresistibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang