- Twenty Seven -

80 10 13
                                    

Setelah sekian purnama, akhirnya update juga :))
 
 
Sia-sia sudah waktu yang kuhabiskan bergabung di ekskul teater semasa SMA. Naomi sama sekali tidak termakan oleh bualanku jadi mau tak mau aku bersiap lalu pergi bersama mereka. Meskipun hidupku sungguh memprihatinkan, aku tidak butuh belas kasihan dari kalian.

Semua gerutuan dalam hatiku hilang sejenak begitu aku dan ketiga teman perempuanku menginjakkan kaki di Montage Beverly Hills

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua gerutuan dalam hatiku hilang sejenak begitu aku dan ketiga teman perempuanku menginjakkan kaki di Montage Beverly Hills. Mataku seolah tersihir dengan sentuhan ajaib yang diberikan pada tempat ini. Tidak kusangka Montage Beverly Hills yang menurutku sudah indah bisa disulap menjadi lebih indah dan mewah dari biasanya. 

"Abigail, bagaimana kau bisa tahu tema dekorasi pernikahan mereka? Kau bahkan mengenakan gaun yang senada," bisik Grace.

"Abigail, bagaimana kau bisa tahu tema dekorasi pernikahan mereka? Kau bahkan mengenakan gaun yang senada," bisik Grace

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menimpali perkataan Grace dengan senyuman lalu memberikan undanganku pada wanita di belakang meja.The perks of being rich..and pretty. Dengan waktu persiapan yang mepet, aku tetap dapat menemukan gaun mewah yang ternyata senada dengan dekorasi di sini. Kurasa aku juga bisa mengalahkan pesona mempelai perempuannya hahaha.

"Hai, Travis! Bagaimana kabarmu?" Aku menyapa Travis yang sudah terlebih dahulu duduk di meja kami.

"Oh, hai Abigail, Grace, Naomi, Eleanor. Aku baik."

"Oh ya, Travis. Kuasumsikan kau sudah mendengar kabar bahwa Austin mungkin akan mempromosikanku menjadi product manager yang baru?"

Ia mengangguk. "Aku akan segera pindah dari kota ini." Dengan cepat aku dan Travis tenggelam dalam pembicaraan kami sendiri. Aku tidak lagi mempedulikan Grace yang banyak mengambil selfie dengan ponselnya.

Dasar anak itu tidak tahu malu.

Satu-satunya hal yang menghentikan percakapanku dan Travis adalah suara master of ceremony yang mengatakan bahwa kedua mempelai akan segera tiba. Diawali dengan para groomsmen dan bridesmaids yang melakukan tarian lucu tapi indah untuk menyambut mempelai, kini aku sudah mulai bisa melihat Austin dan Zoey yang memasuki ballroom dengan sangat epik. Diiringi dengan lagu Marry You milik Bruno Mars, Austin dan Zoey mulai melangkah. Dengan senyum keduanya yang sangat sempurna, mereka sesekali melambaikan tangan pada tamu undangan. Jangan bayangkan mereka berjalan dengan lambat dengan diiringi lagu slow. Oh sayang, itu sudah kuno sekali.

IrresistibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang