- Thirteen -

152 20 19
                                    

Have a blessed Monday !
  
  
  
   
Mungkin aku akan terlihat seperti orang idiot atau bahkan tidak waras karena kurasa aku tersenyum terlalu banyak pagi ini.
  
  

From : Harry
Bagaimana kabarmu? Aku tidak menghajarmu terlalu keras kan?

Sial. Bagaimana bisa Harry tiba-tiba berubah menjadi semesum ini? Oh, sepertinya ia mesum dari dulu. Aku saja yang baru tahu.
 

 

To : Harry
Semoga saja tidak ada yang menyadari cara jalanku yang agak berbeda.

From : Harry
Oke, berarti nanti malam harus dua ronde.
 

 
   
Aku tertawa sendiri membaca pesan itu.

"Abigail, bos memintamu membawakan naskah Wrenn yang sudah kau edit."

"Austin?"

"Memangnya bos kita ada dua?"

"Oke."

Akhirnya Austin bersedia menemuiku. Aku mulai menyusun kalimat permohonan maaf di kepalaku.

Semoga ini berhasil.

"Hai, Austin. Selamat siang. Tadi Phoebe mengatakan bahwa kau membutuhkan naskah Wrenn yang sudah kuedit. Ini naskahnya."

Austin memeriksa naskah itu sebentar. "Oke, kau bisa keluar. Aku akan membacanya sebentar lagi. Terima kasih."

"Hmm Austin, aku tahu kau tidak suka jika aku membicarakannya di sini, tapi aku harus. Dengar, aku minta maaf atas kejadian beberapa minggu lalu di funfair. Aku tidak ada maksud untuk-"

"Shh. Aku sudah tidak ingin mengingat kejadian itu. Apapun yang pernah terjadi di antara kita sekarang sudah selesai. Kau dan aku hanya sebatas atasan dan bawahan." (Udah kek outfit aja ya atasan bawahan. Oke, Aus.)

"Baiklah jika itu maumu. Sekali lagi aku minta maaf. Selamat siang."

Aku tidak terlalu mempedulikan Austin akan memaafkanku atau tidak. Yang penting aku sudah meminta maaf padanya secara langsung.

***

"Ibu!" Aku mendekap ibu dengan sangat erat.

Ya Tuhan, aku bahagia sekali hari ini. Apa ini karena Harry? Tidak tahu juga. Aku bahkan tidak melihatnya saat aku akan ke kantor tadi pagi.

"Ada apa, Sayang? Kau tampak senang sekali."

"Tidak tahu. Hanya senang saja. Ayo, kuantar pulang, Bu."

"Wah, kau kalah cepat."

Aku mengernyitkan dahiku. Sedetik kemudian, muncullah Harry.

Aku bersumpah aku tidak bisa berhenti tersenyum.

"Hai, Abby."

Lidahku terasa kelu.

Oh my god, someone help me!

"Kalau begitu aku pulang duluan ya, Bu. Aku sangat lelah."

Harry yang berada tak jauh dari situ langsung menarik tanganku. "Kau baru saja tiba, masa langsung pulang?"

Sial. Harry pasti sudah tahu aku salah tingkah.

"Hmm-hmm Austin.. ya, Austin! Ia baru saja memintaku mengambil naskah di kantor dan mengirimkannya ke penerbit karena.."

IrresistibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang