- Fourteen -

153 18 26
                                    

MAAP HAMPIR LUPA UPDATE :(


"Bagaimana kabarmu, Kris?"

"Aku sangat baik. Akhir-akhir ini Harry juga semakin memanjakanku. Ya kan, Hazz? Bagaimana denganmu?"

Harry tersenyum. Aku tahu itu senyuman paksa.

"Aku juga sangat baik."

"Kapan kau-"

"Abigail, Harry! Suatu kebetulan kita bertemu di sini."

"Hai, Austin," kataku seraya bangkit dari dudukku.

"Perkenalkan. Ini Zoe, tunanganku."

Dan perkenalkan. Ini Harry Styles, kekasihku.

Aku menjabat tangan Zoe. "Abigail Styles. Ini Harry Styles, kakakku."

Zoe dan Harry juga bersalaman. "Dan ini?"

Oh tidak.

"Ini Kristina Renner, sahabatku semasa SMA dulu. Kami baru bertemu lagi setelah empat atau lima tahun. Ya kan, Harry?" serobotku sebelum Kris sempat membuka mulut dan mengatakan bahwa ia ada teman dekat Harry. Atau parahnya ia mungkin akan bilang bahwa ia kekasih Harry.

"Benar. Kami bahkan pernah bertetangga dulu dan sering bermain bersama," jawab Harry.

"Senang bertemu denganmu, Kristina. Aku Austin dan ini Zoe."

Aku melingkarkan lenganku ke tubuh jalang ini untuk mendukung cerita palsuku.

"Kalau begitu, silahkan lanjutkan makan malam kalian. Kami permisi dulu."

Dengan begitu, Austin dan Zoe pergi. Baik Harry maupun aku bernafas lega.

"Rumah kita bahkan berjauhan," celetuk Kris.

"Kau lupa jika tidak ada yang boleh tahu hal ini selain aku, kau, dan Abby?"

"Ya ya ya ya. Apapun itu asal kita tetap dekat."

"Bagaimana kabar Nathan?" tanyaku mengalihkan pembicaraan.

***

Jika bukan karena Kris yang memohon-mohon agar diantarkan pulang, aku dan Harry pasti sudah ada di tempat lain.

"Terima kasih, Hazza sayang. Sampai jumpa besok," kata Kris lalu melumat bibir Harry

di depan mataku.

Sialan kau, jalang.

"Bye, Hazza! Bye, Abby!"

Aku keluar dari mobil Harry untuk berpindah ke bangku depan. Tentu saja dengan mulut bebek. Siapa yang rela lelakinya dicium wanita lain?

"Hei. Jangan cemberut."

"Aku tidak suka ia menciummu."

Ia tertawa. "Kau bisa dapat lebih dari itu, Sayang. Kau mau apa dariku?" tanya Harry beberapa saat setelah kami meninggalkan rumah Kristie.

"Aku ingin kau. Kau tahu aku tadi harus menahan emosi selama dua jam karena jalang itu tidak berhenti menggodamu di restoran tadi!"

"Hei, hei. Meskipun ia menggodaku sampai mati, aku tidak akan tergoda karena aku mencintaimu. Sekarang jangan marah lagi karena aku akan membawamu ke suatu tempat."

Harry membawaku turun dari mobilnya. Tak lupa, ia mengambil sebuah tas dari bagasinya. Bukan hari namanya jika tidak ada benda-benda ajaib dalam mobilnya.

"Cepat ganti. Kau tidak ingin berenang dengan pakaian itu kan?"

Kolam renang rooftop ini masih ramai dikunjungi orang padahal ini sudah cukup malam untuk berenang. Semoga saja aku dan Harry tidak terserang flu besok.

IrresistibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang