31. Klarifikasi

1.1K 59 5
                                    

"TOLONG!! ADA YANG DENGER SUARA GUE?! TOLONG!"

Vannesa masih berusaha berteriak sekeras mungkin. Sesekali ia masih menggebrak pintu seng itu. Lihat saja tangan putih Vannesa kini tampak memerah karena sedari tadi ia memukul pintu itu.

Vannesa melihat sekeliling. Gudang ini sangat gelap. Ia hanya bisa melihat cahaya yang melewati celah-celah kecil genting yang sudah usang.

"TOLONG?! ADA ORANG DI SANA??"

Vannesa memang tak takut akan hal-hal yang berbau horor. Tapi membayangkan ia akan terkurung di tempat kumuh ini membuatnya bergidik ngeri. Ia tak ingin tidur di sini.

"Tolongin gue please!" Brak! Brak! Brak!

Vannesa sudah pasrah. Sepertinya ia akan terkurung di sini. Yang benar saja?

Krkk...

Ada suara yang muncul dari sisi gelap di ujung gudang. Gudang ini penuh dengan barang-barang tak berguna. Ada banyak meja kursi kosong yang masih bisa digunakan dan yang sudah rusak.

Jantung Vannesa berdegup kencang. Ia melihat dengan sedikit ketakutan. Ia hanya takut bahwa di tempat ini ada hewan yang berbahaya. Hanya itu. Bisa saja di tempat ini ada ular, kelabang, kalajengking dan hewan berbahaya yang lainnya.

"Tolongin gue! Ada orang di sana?!"

Sementara itu di sisi yang lain.

Azka baru saja hendak pulang. Pikirannya sedang tidak beres. Ia akan mampir ke gudang dulu sebentar untuk merokok. Ya, sebenarnya Azka seorang perokok. Tapi semenjak ia pacaran dengan Vannesa ia berhenti menjadi perokok. Karena Vannesa akan mengingatkan mati-matian agar Azka berhenti merokok. Dan usaha itu berhasil. Namun setelah mereka berdua putus, ia kembali merokok. Meskipun hanya sesekali merokok.

"Mampus deh tuh cewe. Moga aja nggak ada yang ke sana."

"Tapi kalo kita ketauan gimana coba?"

"Ah, masa bodo."

"Biarin aja dia di sana."

"Tenang aja dia nggak bakal langsung mati kok."

"Keep calm."

"Seneng banget deh gue bisa berhasil. Gara-gara dia gue trauma sama jus tomat. Sialan!"

"Elo sih pake minum tuh jus. Tau ndiri udah dicampur sambal juga."

"Aish! Pokoknya gue puas pake banget."

"Hust. Diem ada orang."

"Hust."

Azka berpapasan dengan segerombol anak yang keluar dari gedung belakang sekolah. Ada apa mereka ke sana? Ah, untuk apa juga ia tahu? Ia hanya ingin ke gudang dan merokok. Itu saja. Tidak lebih. Di sana pasti sangat sepi, jadi tidak akan ada yang memergoki dirinya sedang merokok.

Bagus. Tak ada orang di sini. Azka mengeluarkan sebatang rokok yang ia sembunyikan di dalam tasnya. Kemudian menempatkan rokok itu di mulutnya dan hendak menyalakannya dengan korek yang ia pegang.

Brondong Idaman [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang