45. Calon pacar?

751 32 2
                                    

Mata Nathan membelalak lebar begitu melihat foto di media sosial Vannesa.

"Heee? Double date?"

Apa-apaan ini? Ia baru saja tiba di rumah setelah seharian berkeliaran di luar rumah. Badannya lelah dan sekarang? Ia baru saja menghempaskan badannya beberapa menit yang lalu. Dan melihat foto itu tiba-tiba saja emosinya tersulut.

Double date? Yang benar saja?

Nathan sepenuhnya terbangun dan duduk di ujung ranjangnya. Ia segera membukan pesan terakhir yang ia kirimkan kepada Vannesa. Nathan berdecak sembari mengacak rambutnya frustasi.

Lihat!

Pesannya sama sekali belum dibuka oleh Vannesa. Apakah sesusah itu membalas pesannya? Ada masalah apa dengan gadisnya itu? Kenapa bertindak aneh beberapa hari ini?

Sekeras apapun Nathan berpikir, ia tidak menemui alasan yang membuat Vannesa berubah menjadi dingin akhir-alkhir ini.

Masalah Lani?

Bukankah ia sudah menjelaskan bahwa ia dan Lani tidak ada hubungan apa-apa? Dan bukankah Vannesa sudah meng-iyakan mengenai penjelasannya itu?

Lalu ada masalah apa lagi?

Masalah ujian?

Lalu kenapa Vannesa justru lebih memilih menemui orang-orang itu, alih-alih membalas pesannya? Toh membalas pesan tak membutuhkan banyak tenaga.

Wait!

Jika diingat-ingat lagi, terakhir mereka berdebat karena masalah...

AZKA!

Ya, Nathan yakin akan hal itu. Semenjak Azka dan Vannesa dekat kembali, hubungan mereka berdua jadi sedikit renggang. Ditambah lagi komunikasi mereka yang sulit, membuat keduanya semakin jauh satu sama lain.

Shit!

Jangan-jangan mereka berdua CLBK? Ya, jangan-jangan cinta lama mereka sudah bersemi kembali?

Bagaimana jika semua itu benar?

Bagaimana jika mereka berdua balikan tanpa sepengetahuannya?

Damn!

Nathan berang.

¤¤¤

Vannesa mengucek matanya yang terpaksa terbuka karena mendengar getaran ponselnya yang tak henti-henti.

Hell!

Ini jam 4 pagi hari. Dan sudah ada panggilan masuk berkali-kali ke dalam ponselnya.

Vannesa menyipitkan matanya. Menyesuaikan dengan silaunya cahaya yang berasal dari layar ponselnya.

Nathan?!

"Halo?" Vannesa menempelkan ponsel itu ke telinganya.

Satu, dua, tiga!

"Double date? Maksudnya apa sih?!" Sembur dari seberang sana.

Vannesa menghembuskan nafas sebal. Gila! Yang benar saja ia dibangunkan hanya karena hal ini.

Vannesa bangkit dari tidurnya. "Come on, Than. Ini masih pagi dan elo udah bikin mood gue jelek?!"

"Elo selingkuh?"

"What?"

"Elo balikan sama Azka sialan itu?"

"Gue enggak balikan sama dia." Otak Vannesa tak bisa berpikir jenih.

"Terus kenapa lo jalan terus sama dia?"

Vannesa mengacak rambutnya. Yang awalnya sudah berantakan, kini semakin berantakan saja.

Brondong Idaman [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang