Malam ini rumah Vannesa sedikit gaduh. Ruang tamu Vannesa sudah tampak seperti kapal pecah. Banyak snack makanan ringan yang bercecer di atas meja ruang tamu. Vannesa sibuk dengan ponselnya. Nia sibuk dengan kuteknya. Dan Cakka sibuk dengan makanannya.
"Tumben pake kutek segala." sindir Cakka sembari memasukkan keripik kentang ke dalam mulutnya.
Nia melirik tajam, "Biarin aja kenapa sih! Lo tau apa soal cewek, heh?!"
Vannesa hanya tersenyum di balik ponselnya. Sebenarnya tidak ada yang lucu di dalam ponselnya. Namun melihat perkelahian Nia dan Cakka cukup seru.
"Idih sok kecakepan banget lo. Tuh si Vannesa aja kalem-kalem aja tuh." sindir Cakka lagi.
"Heh?!"
"APA?"
"Kalian tuh ya, ribut mulu..." ujar Vannesa menyela.
Nia menggerutu, "Abis si cicak sih. Gangguin gue mulu."
"Idih, kenapa jadi nyalahin gue. Elo aja yang sok kecakepan. Cantik itu yang alami-alami aja kayak Vannesa tuh."
Vannesa sedikit berseri. Memangnya ada wanita yang tidak berseri ketika ada yang memujinya cantik? Tentu saja mereka akan berseri-seri.
"Elo juga Vann, jangan kemakan omongan si playboy nih." Nia melirik tajam ke arah Vannesa yang diam-diam tersenyum. "Eh, elo, Kka. Inget tuh sama si Oik! Mau lo kemanain kalo elo di sini godain cewek orang?"
"Oik siapa?" tanya Vannesa menengahi.
Cakka meletakkan snack-nya ke atas meja, bukan untuk menyudahi makannya, tapi untuk mengambil snack yang lain.
"Oik, cewek gue."
"Oh, elo udah punya cewek?" ujar Vannesa lagi.
Nia mengerut curiga sembari memoles kukunya dengan kutek berwarna nude. "Jangan bilang elo naksir sama si cicak?"
"Yeee... enggak lah. Si Nathan mau gue kemanain?"
"Atau jangan-jangan elo, Kka, yang mau selingkuh?" sindir Nia.
Cakka menelan makanannya sebelum menjawab sindiran Nia, "Enggak lah. Cewek gue udah cantik, baik, kalem, nggak kayak elo petakilan."
"Ish?!" desis Nia.
Nia meletakkan ponselnya karena sudah tak ada yang bisa ia kerjakan lagi dengan ponselnya. Bosan juga rasanya. "Emang si Oik dimana?"
"Dia sekampus sama gue. Gue tinggal di sana soalnya, gue lagi liburan." ujar Cakka.
Nia menyahut, "Elo tuh ya, ninggal cewek lo gitu aja, diembat orang lagi baru tau rasa lo."
Vannesa jadi penasaran akan sesuatu. "Kka, gue mau nanya nih."
"Tanya aja, gue jawab kalo gue tau."
Vannesa sedikit ragu akan hal ini, "Gimana sih kok sampe elo bisa diselingkuhin?"
"Ya dia selingkuh gitu aja." ujar Cakka enteng.
Nia melempar bantal sofa yang ia gunakan sebagai alas tangannya ke arah Cakka. "Ih, dasar bego! Dia tuh nanya gimana ceritanya elo bisa diselingkuhin."
Cakka sedikit meringis karena bantal itu mendarat sempurna di wajah tampannya. Tapi ia masih bersyukur karena wajahnya tak lecet sedikitpun. "Nggak usah nimpuk juga kali. Ya, waktu itu sih ya, dia mulai jarang komunikasi, terus kalo lagi komunikasi sama gue tuh cuek gitu aja."
"Terus?"
Cakka mencoba mengingat-ingat kenangan masa lalunya yang cukup pahit itu, "Gue pernah nyoba manas-manasin dia, gue pura-pura deket sama cewek. Eh, dia nggak ngerespon apa-apa." ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong Idaman [ON-GOING]
Ficção AdolescenteCowok PDKT sama cewek yang lebih tua? Sudah biasa! Ini nih kisah cinta Nathan yang ngebet banget pengen macarin kakak kelasnya. Vannesa. Si cewek cantik pacar ketua tim basket. Pacar orang? Embat! "Selagi tampang oke. Sah sah saja merebut pacar or...