Part 71

374 7 0
                                    

Swara terduduk, menunggu kedatangan sanskar sesekali ia melihat ke arah jiya yg masih tertidur

"Kenapa lama sekali apa maaih banyak pekerjaan yg harus di kerjakan di rumah,,,
Ya dewa aku harus mengatakn semuanya sebelun dia melihat nya

Swara pun kini duduk di sofa kamar nya tanpa ia sadari mata nya mulai terpejam, tak berselang lama ia merasakan sesuatu menyentuh pipi nya, ia pun membuka mata nya

"Sanskar,,,
"Heyy kenapa kau tidur di sini, ayo pindah ke tempat tidur,,
"Tidak sanskar aku menunggu mu,,
"Apa jiya akan tidiur di sini,,
"Ya itu lah yg ingin aku katakn
"Oooya aku lupa kau tafi ingin mengatakn sesuatu, ayo katakn aku akan mendengarkan nya
Ucap sanskar duduk berhadaoan memegang tangan swara
"Sanskar, jiya dia,,,, jiya,, emmm
"Ya ada apa,, katakan lah
"Sanskar jiya terluka
"Apa, mana yg,,,
Sanskar berdiri ingin beranjak pergi namun tangan swara menahan nya dan kembali duduk
"Sanskar aku sudah bilang kan jangan bereaksi berlebihan dengar kan dulu aku ok,,,
"Swara tadi bilang jiya tak apa apa tapi sekarang
"Sanskar tadi dia meminta ku unruk tidak memberi tahu mu,
Kavita tadi dia berbuat kasar pada kavita, dia mencengkram tangan jiya dengan kasar, maka dari itu tangan jiya memerah, tapi kau tenang saja aku sudah mengobati nya
"Apa kavita, ibu macam apa dia, tega sekali,
"Sanskar tenang lah,,,
"Swara bagai mana aku bisa tenang aku akan menemui nya
"Tidak sanskar tunggu,,
Swara menahan keras tanagn sanskar yg emosi ingin menemui kavita
"Cukup swara kali ini kau jangan menahan ku aku harus bucara dengan nya,,
"Tidak sanskar tenang kan diri mu aku mohon
"Swara lepaskan aku
Sanskar melepaskan tangan swara sedikit menghempaskan nya
Swara pun menyusul sanskar
"Aaahhhhh,,,,,,,
Ringis swara memegang perut buncit nya sakit
Sanskar pun yg mendengar nya menghentikan langkah nya memegang tubuh swara
"Swara kau
"Sakit,,,,, aku ingin duduk
"Ya ayo duduk lah
Sanskar memapah swara menuju sofa
"Apa masih sakit,,,
"Ya sedikit,,,
"Maaf,,,
"Tidak sankar ini hanya keram aku sering mengalami nya
"Apa jadi kau sering merasa keram tapi kau tak memberi tahu ku
"Maaf
Ucap swra balik meminta maaf
"Sudah lah,,,
Swara pun menyandarkan kepala nya di dada sanskar yg berada di belakang kini posisi saling merapat, dan tanagn sanskar mengelus perut buncit swara

"Kau tau ini obat paling ampuh menghilangkan rasa sakit, rasa nya sangat damai,, tetap lah seperti ini sanskar,,
" dan kau tau hanya kau yg mampu meredakan amarah ku dan melupakan nya
"Bagus lah kau sudah tak marah lagi,,
"Tidak,,,,,  
Ucap sanskar
Yg membuat swara mendongakan kepala dan tersenyum
"Untuk saat ini,,,, aku tidak jamain jika nanti aku bertemu dengan nya,
Sanskar melanjutkan ucapannya dan kembali memeluk tubuh berisis swara dan memejamkan mata nya
Swara hanya bisa mengerurkan kening nya,,
Hari pun mulai malam
Swara baru selesai mendandani jiya yg habis mandi

"Baik lah selesai kau cantik sekali ayo kita turun 
Ucap swara menuntun tangan jiya
"Ibu tunggu,,,
Jiya menahan tangan swara
"Ada apa,, apa ada sesutau yg lupa
"Tidak,, ibu sebaik nya aku memakai jaket
"Kenapa apa kau kedinginan??
"Ibu aku ingin menutupi tangan ku yg masih sedikit memerah
"Jiya tenang saja itu sudah tak terlihat sebaik nya kita turun ok,,
"Tidak ibu tunggu di sini
Jiya berlari menuju kamar mengambil jaket jiya pun kembaki dengan menggunakan jaket
"Ayo,,
Jiya kembaki memegang tangan swara
Swara hanya bisa tersenyum
Terlihat seluruh keluarga sudah berkumpul di meja makan

"Ayo jiya duduk lah ibu akan mengambilkan makanan untuk mu
"Jiya duduk di tengah tengan swasan
Sanskar hanya tersenyum memandang dan melirik ke arah kavita kavita pun yg menyadari ke marahan sanskar hanya sesekali memalingkan wajah nya

Makan malam selesai semua kembali ke kamar masing masing

"Ayo jiya kita ke kamar,,,
Ajak kavita jiya hanya bisa mematuhi nya
"Tunggu malam ini jiya tidur bersama kami
Ucap sanskar
Kavita, jiya, dan swara hanya bisa saling memandang tak suka satu sama lain
"Ayo sayang
Ajak swara menyodorkan tangan nya
"Tidak ayah aku tidur bersama ibu kavita saja
"Tidak jiya apa kau tidak mau tidur bersama ku, apa kau tidak merindukan ayah mu
Ucap sanskar meng sejajarkan tubuh nya
"Baik lah,,
Ucap jiya patuh tertunduk
"Tidak apa apa sayang ayo ada ibu
Ucap swara
"Biarkan dia tidur bersama ku
Ucap swara pada kavita
Kavita pergi tanpa menjawab
Sanskar yg melihat nya mengepal kan tangan nya marah tak kuat menahan amarah namun ia tahan

Mereka pun tiba di kamar

"Jiya kemari lah,,
Ucap sanskar duduk di ranjang
Jiya memandang swara
Swara mengangukan kepala
"Ayo,,
Swara memegang tangan jiya menuju tempat tidur yg ada sanskar
Sanskar hanya memandang jiya lalu sanskar membuka jaket jiya
"Maaf ayah,,,,
Ucap jiya
"Apa ini jiya,, kenapa kau berbohong pada ayah???
"Sanskar sudah lah
Ucap swara
"Tidak ibu,,, ayah maafkan aku aku yg salah aku menyuruh ibu berbohong  pada ayah
"Tidak sayang ayah tidak marah hanya saja ayah ingin kau tidak menyembunyikan apa pun dari ayah mengerti,,
"Baik ayah
"Anak pintar sudah ayo kau tidur lah
Kini jiya tidur di sisi swara sedang kan swara di tengah sanskar memeluk swara dari belakang, swara yg sedang mmeluk jiya
"Terimakasih kau sudah peduli terhadap anak ku
"Sssuuuttt,,, jiya juga anak ku sanskar
"Dan dia jangan lupa,,
Sanskar mengelus perut swara

"Kau tau swara kau terlihat sexsi, dan semakin cantik dengan kehamilan mu
"Benar kah,
"Ya tentu, sebaik nya kita
"Sssuuuttt sanskar ada jiya
"Ya ampun aku lupa
Ucap swara perlahan
"Aku lelah aku ingin tidur,,
"Ya kau tidur lah
Ucap sanskar menyelimuti swara sanskar pun tidur memeluk tubuh swara.

KESETIA'ANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang