part 32

378 15 0
                                    

Seluruh keluarga selesai sarapan, begitu pun swasana dan jiya,
"Jiya kau sudah harus pulang, ibu mu pasti kesepian(ucap sanskar)
Seluruh keluarga terdiam memandang sanskar,
" Sanskar, swara kau ikut lah ke kamar ada yg ingin aku bicarakan(ucap durga Prasad). Mereka mengikuti durga ke kamar
Di kamar
      "Sanskar aku akan mencantumkan nama jiya di keluarga maheswari,
" Paman apakah tidak terburu buru, maksudku apa tidak sebaik nya kita selidiki semuanya dulu,,
"Sanskar apa maksud mu apa kau masih meragukan jiya bukan anak mu, (swara geram)
" Sudah lah sanskar swara benar, seharus nya kau Terima dia sebagai anak mu karna itu lah kenyata'an nya
"Paman aku permisi(swara pergi dengan matahari, dan menatap kesal pada sanskar,)
" Sanskar seharus nya kau tidak mengatakan itu di hadapan swara, sekarang ini emosi nya sedang tidak stabil, akibat keada'an yg sangan menyakitkan nya,
"Tapi paman sungguh aku tidak sengaja dan aku masih terasa ragu dengan semua ini,
" Sanskar kau terimalah jiya sebagai darah daging mu, dan kau bisa sambil menyelidiki semua ini, sampai kau yakin dengan apa yg kau rasakan(durga memegang pundak sanskar)
Sanskar kembali ke kamar tamu dan ia melihat jiya sedang duduk di tempat tidur nya,
"Jiya sedang apa kau di sini,,
" Ayah,,, apa kau masih marah pada ki, atau pada ibu,,,
" Apa maksud mu mana mungkin aku marah padamu,
"Kau menyuruh ku pulang ke rumah ibu, tapi kenapa kau tak pernah pulang ke rumah ibu,
" Jiya semua nya kau tidak akan  mengerti,, sambil memangku tubuh jiya ke pangkuan nya,
"lalau kenapa, maukah kau pulang dengan ku, kita bertiga, di rumah ibu,
" Tidak jiya Ayah tidak akan ke sana
Bukan kah bibi swara sudah menjelaskan nya padmu semuanya,,,,
"Ya,,,, ayah jiya mengerti,, (Jia tertunduk diam)
" Sudah lah jiya ayah mau bicara,,,sesuatu padamu kau tau kan sekarang ayah sudah bersama bibi swara, (ucap sanskar memandang jiya)
Jiya mengangguk
"Kau tau bibi swara sangat menyayangi mu,
" Haaa bibi swara sangat baik dia memberikan apa pun yg aku mau dia sangat baik
"Apakah kau mau memanggil nya ibu,,,
" Ibu,,,,lalu ibu kavita
"Kau akan memanggil nya ibu sama seperti kau memanggil ibu mu, kau mau,,,
" Ya ayah aku mau,,,,
"Bagus kau memang anak ayah yg pintar sekarang kau bereskan barang mu
Jiya pun turun dari pangkuan sanskar dan berlari menuju kamar
"Dengan begini swara tidak akan merasakan ke sepian ia akan merasakan jadi seorang ibu,, walau pun bukan darah daging nya(gugah sanskar dalam hati)
Di kamar jiya sedang membereskan barang nya,
" Jiya,,,, apa kau sudah selesai,,
"Ya sudah,,
" Ayo,, kita ke bawah untuk pamit bibi akan mengantar mu pulang,
Swara melangkah menuntun jiya,langkah nya terhenti jiya menahan nya, swara pun menoleh pada jiya,
"Ibu,,,,,,,
Swara terdiam, dan sontak membuat nya terharu,, swara menjajar kan tubuh nya dengan tubuh jiya ia pun memeluk nya
" Aku akan sangat merindukan ibu swara, (ucap jiya sambil memeluk swara,)
Swara pun membalas pelukan nya mata nya berkaca kaca tak percaya ia merasa bahagia di panggil ibu, ia merasakan menjadi seorang ibu, namun harus terpisah, swara pun melepaskan pelukan nya dan mencium pipi jiya
"Aku pun akan sangat,,, merindukan mu tuan putri ku,,,
" Kakak apakah sudah siap, semuanya sudah menunggu di bawah, (ucap utaran tiba di ambang pintu)
Swara mengangguk dan berjalan menuju anak tangga betapa kaget nya ia melihat siapa yg datang,kini sanskar, kavita, dan swara sejajar berada di tangga dan saling memandang satu sama lain begitu pun dengan seluruh keluarga
Mereka keheningan pun terpecah, ketika jiya bicara
"Ibu,,,, (sambil memeluk kavita)
" Swara terdiam, dan mulai menuruni anak tangga, yg di susul sanskar, lalu kavita, dan jiya,
"Salam,,,,, (kavita menyatukan tangan nya memberi salam pada seluruh keluarga)
" Aku datang menjemput jiya aku tidak ingin merepotkan kalian jadi aku yg menjemput nya,
"Baik lah,,,,, (ucap swara tidak lebih)
" Kalau begitu kami pergi
Kavita menuntun jiya,  menaiki anak tangga dan pergi dari rumah maheswari,
Seluruh keluarga mulai meninggalkan  ruangan,
Swara pergi ke kamar, di susul ragini,
Di kamar swara terdiam, ia merasa kesepian, dengan kepergian jiya, dan di rasa nya ada yg menyentuh pundak nya
"Snaskar,,,,
" Kau baik baik saja???
"Ya aku baik baik saja,
" Aku ke mari untuk membawa berkas ku, (sanskar melangkah menuju lemari yg di buka nya dan mengambil sebuah berkas kertas, ia berbalik dan di hadapan nya sudah ada swara yg berdiri, swara dengan tiba tiba memeluk sanskar, sanskar pun membalas pelukan nya, swara menangis di pelukan sanskar,
Hiks,, hiks,, hiks,,, aku kesepian sanskar, aku merasa sendiri(sambil memeluk erat tubuh sanskar)
"Tidak kau tidak sendiri aku selalau bersama mu swara,,,, (ucap sanskar mencium kening swara)
Iba tiba ponsel sanskar berbunyi, dan pelukan mereka berdua terlepas,,,
"Kavita,,,,,, (sanskar mematikan ponsel nya,)
" Kenapa kau tidak mengangkatnya(tanya swara)
"Tidak penting sudah lah, (sanskar menyimpan ponsel nya di ranjang dekat nya,
Tidak berselang lama ponsel nya kembali bersuara,
" Angkatlah, mungkin itu penting,,
Namun sanskar tidak menggubris nya ia membiarkan ponsel nya terus berbunyi, hingga swara mengambil nya dan berniat meberikan nya pada sanskar, ia melihat nama di ponsel nya
"Kavita,,,,,,
" Angkat lah mungkin ia memerlukan sesuatu,,,, (swara memberikan ponsel sanskar,)
Sanskar menghela napas kasar mata nya memalas, dan di ambil nya ponsel yg di berikan swara,
"Ya,, ada apa kavita kenapa kau menelpon ku,
" Ayah,,,,,,,
Ekspresi nya mulai berubah,,,,
"Jiya,,,,,
" Ayah besok aku mulai sekolah apa kau mau mengantarkan ku,,,
Sanskar memandang swara, dan swara mengangguk karna ia mendengar yg di katakan jiya,,
"Jiya,,, baik lah besok Ayah akan menjemput mu,,,
Mereka pun menutup telpon nya,
Sanskar memalingkan wajah nya dari hadapan swara, pandangan nya beralih menuju luar yg di lihat nya dari jendela yg masih terbuka, dari arah belakang swara memeluk tubuh kekar sanskar, berniat menenangkannya,karna hanya dengan swara sanskar bisa luluh.
" Sanskar tenang lah aku yakin semuanya akan baik baik saja,
"Swara aku tidak ingin ini semua aku muak,(sanskar mengepal kan tangan nya, ia merasa kesal).
" Sanskar kita sudah sama sama dewasa, jangan berpikir seperti anak kecil ku mohon, (swara menenangkan, mencoba berbicara halus,) 
Sanskar pun sudah mulai terkendali swara memeluk sanskar begitu pun sanskar, mereka mulai tidur merebahkan tubuh mereka di tempat tidur,,,,,
     Di pagi hari swara keluar dari kamar mandi, dengan rambut yg masih basah menggunakan baju sari warna abu, ia merias diri nya di cermin,,
Sanskar terbangun dan di lihat nya wanita cantik terduduk sibuk merias wajah nya, swara menoleh ke arah sanskar, yg sedang memandang nya,
"Sanskar ada apa kenapa kau memandang ku,,
" Rasa nya sudah lama aku tidak melihat wajah cantik mu di pagi hari,,,
"Sanskar sudah lah sebaik nya kau bangUn dan segera mandi, ayo kuat akan ke bawah untuk sarapan
Mereka pun sarapan bersama

______
            Aduhh kapan swara bahagia nya ya,,, tapi tenang semuanya Kan indah pada akhir nya kau sengaja biar   serasa nonton film India gitu suka banyak luka liku nya😊😊😊 saya akan lanjut terus cerita nya  sampai yg ada di pikiran ku semua tertulis di sini😂😂😂

KESETIA'ANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang