part 36

362 13 0
                                    

Terlihat swara keluar dari kamar mandi ia berjalan pelan merasakan sakit di bagian pinggang, ia duduk di pinggir tempat tidur sambil memegang pinggang nya,,
"Apa masih sakit,,,
" Ya sanskar rasa nya perih, mungkin karna ater kena air,
"Kemarilah biar aku lihat,,,
Swara pun duduk di ranjang, sanskar mengobati luka swara
" Sanskar ini sudah jam pulang sekolah jiya kau mau menjemput nya sekarang,,
"Baik lah aku akan  pergi sekarang tapi ingat jangan ke mana mana ok,,
" Baik sanskar aku akan  diam di sini menunggu mu
Sanskar pergi meninggalkan gagalkan kamar menuruni anak tangga
"Sanskar apa swara di kamar,
" Ya ragini tolong temani dia sebentar aku ada urusan
"Baik lah
" Ragini datang membawa kain sari yg di berikan ana purna untuk swara
"Swara ini sari untuk mu,
" Terimakasih ragini,,
"Swara apa luka mi masih sakit,,,
"Sudah aga mendingan tadi sanskar mengobati nya,
" Bagus lah,,
"Ragini aku bosan diam di kamar terus, ayo,,, sebaik nya kita turun ke bawah Aku mau melihat persiapan pertunangan utaran nanti malam,
Swara memegang tangan ragini menarik nya,
" Tidak swara kau sebaik nya istirahat, kai mau aku di marahi oleh suami mi, kau tau kan sanskar sangat memperhatikan mu
,,lebih baik kau duduk, dan ceritakan pada ku, bagai mana rasa nya mengandung, apa dia sudah menendang nendang(ucap ragini memegang perut ramping swara
"Kau ini lihat lah perut ku pun masih belum membesar,
" Swara kau sangat beruntung kau di karuniai  anak sebentar lagi,
Swara dan ragini saling berpelukan
"Sudah cukup berbincang nya aku mau ke bawah, ayo lah, tidak masalah jika kau mau menggantikan ku untuk diam di kamar(swara menggoda ragini)
'Kau ini tapi swara,,,
Belum pun selesai ragini mengucap swara sudah berlalu ke luar kamar
" Ya ampun swara kau,,, lihat lah tingkah nya seakan ia lupa kalau ia sedang mengandung tapi ia berlari seperti anak kecil,,
"Swara Heyyy hati hati lah ingat lah kandungan mu(ragini berteriak dari arah kamar swasana menuju anak tangga, namun swara menghiraukan kan nya, swara terus jalan setengah berlari,
" Aku bosan di kamar terus, aku ingin melakukan sesuatu, (gugah swara dalam hati)
Langkah nya terhenti oleh se buket bunga segar di meja,,,
"Bunga,,,,, indah sekali,,, pasti untuk hiasan, swara membesarkan bunga tersebut ke dalam pot berisi air, dan selesai, ia berlalu ke dapur,
" Nyonya kau perlu apa biar aku siap kan(ucap salah satu asisten)
"Tidak aku hanya ingin memasak(swara mengambil bahan untuk memasak)
" Nyonya biar aku saja yg memasak nya kau duduk lah di meja makan,
"Tidak kau kerjakan lah yg lain  biar aku yg memasak ini
" Swara apa apa an ini, kau sedang apa di sini, ayo cepat tinggal kan itu semua, kalau tidak sangkar akan marah jika melihat mu di sini(ucap ra gini memegang tangan swara)
"Kau ini lama lama seperti sangkar aku hanya memasak bukan main bola, tenang lah(swara melepaskan tangan ra gini)
" Kau sangat keras kepala(ra gini memegang kening nya)
"Ya aku kertas kepala seperti mu bukan(swara sambil siap memasak)
" Ra gini, tolong kau periksa bahan untuk pemuja'an, (ucap ana purna menghampiri ra gini yg tertusuk di meja makan)
"Baik bu,,,,,
" Ra gini kau kenapa(ana melihat ra gini yg kesal)
"Lihat lah kelakuan swara dia sangat keras kepala, dia belum sembuh bu, tapi dia memaksa ingin memasak(ra gini menunjuk ke arah dapur)
"Sudah lah kau cepat lihat lah keperluan nya biar ibu yg bicara pada swara(ucap ana purna berlalu ke arah dapur)
Ragini pergi
" Swara kau sedang apa(ana purna menghampiri)
"Bibi aku sedang memasak
" Baik lah sekarang kau tinggalkan ini dan ikut lah d engan ku(ana purna merebut pisau yg sedang di pegang swara dan menyimpan nya, ana purna menuntun swara menuju tempat di mana para wanita sedang berkumpul, di lihat nya para wanita sedang menari, ada juga yg sedang mengiringi tarian dengan tepuk tangan,  ana purna dan swara kini duduk di sofa,
Di suatu tempat sangkar turun dari mobil menuju rumah yg di tempati kavita, ia mengetuk pintu rumah nya, namun tidak ada jawaban, seseorang menghampiri nya
"Tuan apa kau mau menemui pemilik rumah ini, (ucap seorang laki laki perubahan)
" Ya paman kemana pemilik nya kenapa rumah ini sepi(tanya sangkar)
"Nak, rumah kosong, pemilik nya menjual rumah ini
"Menjual nya,, lalu kemana pemilik nya pindah,
" Entah lah kami tidak tau, namun mereka belum lama pergi
"Baik terimakasih paman(sangkar pun berlalu pergi dari tempat, ia menaiki mobil nya kembali,
" Kemana kavita membawa jiya pergi(gugam nya mengemudikN mobil nya,,,, kembali ke rumah)
Sangkar tiba di rumah, ia menuju masuk dalam rumah, swara yg melihat sosok sanskar,  dengan cepat menghampiri nya,
"Sansakerta kau sudah pulang, (sambut swara, mata nya melirik ke sekitaran ada yg ia cari)
"Mana jiya,,
Sangkar apa ku tidak menjemput nya??
" Swara jiya tidak ada,,,
"Tidak ada maksud mu,,,, kemana jiya
Swara memegang tangan sangkar
" Rumah nya kosong kata orang sekitar, rumah nya sudah kapitalis jual,,
"Apa,,,,,lalu jiya tinggal di mana mereka sekarang,, sangkar apa tidak ada yg memberitahu mu tentang ini,, maksud ku kapitalis,, apa dia tidak mengabari mu(tanya Swara)
" Tidak Swara kavita tidak menghubungiku,,,
"Ya dewa kemana jiya,,,, kenapa kavita tidak memberitahu kita tentang ini,,
" Swara,, ada apa(ragini datang)
"Ragini jiya,,,,, (ucap Swara)
" Haaa ada apa dengan jiya apa dia baik baik saja, sangkar bukan nya kak menjemput jiya(ucap ragini)
"Ya,,, ra gini Aku tdi memang ingin menjemput nya tapi kavita dan jiya tidak tinggal di sana lagi, rumah nya kosong,,
" Ada apa ini,,, (supaya, ana purna dan yg lain nya menghampiri)
"Ibu,,,, kavita membawa pergi jiya(ucap sangkar)
" Apa,,, kemana(ucap ana purna)
"Baguslah,,,, emmm maksud ku biarkan saja dia kan ibu nya dia berhak membawa jiya kemana saja, jadi biarkan saja(ucap sejati terhenti kalau melihat ekspresi seluruh keluarga memandang nya)
" Ibu tapi sangkar ayah nya dia juga berhak atas jiya(ucap Swara memandang sangkar)
"Tenang lah Swara kau hubungi saja no kavita, dan tanyakan kemana dia membawa jiya(ucap surga prasan)
" Baik papan aku akan menghubungi nya(Swara menghubungi kavita)
Namun no nya tidak bisa di hubungi, Swara mencoba beberapa kali namun tetap nihil, tidak ada jawaban dari kavita
"Sanskar, tidak di angkat, bagai mana ini(mata Swara mulai berkaca kaca menahan air mata nya yg siap keluar,)
" Tenang lah Swara kita pasti akan menemukan jiya kau tenang saja(sanskar memegang pipi Swara dan memeluk nya)
"Swara sudah lah kau jangan menangis, mungkin kavita sedang berada di suatu tempat makan dari itu kavita tida menjawab telpon mu, sebaik nya kau istirahat lah, ra gini bawa Swara ke kamar(ucap laks)
Ra gini memapah tubuh Swara, dan mereka pergi ke kamar
_______
      Bersambung dulu deh,, terlalu panjang nanti aku terusin di partai selanjutnya nya😄😄😄

KESETIA'ANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang