Dua

2.3K 214 5
                                    

Kira yang sudah menyelinap masuk pun mengintip dan melihat kesana kemari untuk memastikan jika ia aman dari pengawasan tiap anggota regu yang ada dimarkas, baik itu regu Pasukan Penjaga, regu Pasukan Pengintai, dan regu Barikade Kepolisian Militer.

Setelah memastikan jika tasnya terkunci rapat dan tidak menjatuhkan satu buah barang pun, ia kembali melanjutkan langkahnya dan berlari sembari menahan tasnya agar tak menghasilkan bunyi sedikitpun.

"Sial, padahal aku sudah mengingat struktur bangunan dan denah lokasi tiap ruangan, tetap aja bingung kalo masih pertama kali begini." keluhnya pelan setelah membenarkan kembali masker serta tudung jubahnya.

Tanpa disadari oleh Kira yang masih sibuk mengawasi apa yang ada dihadapannya, beberapa anggota dari regu Pasukan Pengintai baru saja kembali dari laporan misi mereka kepada Historia dan melihat sosok gadis berbadan kecil itu tengah mengintip layaknya orang yang sangat mencurigakan.

Seorang lelaki berwajah tegas dengan tinggi hanya 160 cm yang merupakan kapten dari regu Pasukan Pengintai yang melihat itu pun merasa risih dan akhirnya maju beberapa langkah dari kerumunan anggotanya yang masih terdiam ditempat sembari terpaku menatap Kira yang saat ini tanpa menghasilkan suara.

Setelah dekat, Kira yang merasa jika ada orang yang saat ini sedang berdiri tepat dibelakangnya pun langsung mematung, lalu menoleh pelan dan terlonjak kaget begitu melihat sosok Kapten Pasukan Pengintai.

"Kau siapa?" tanyanya sinis, seperti biasa.

Kira hanya mampu menelan ludah begitu menyadari siapa sosok lelaki berbadan pendek yang ada dihadapannya saat ini.

Mampus!

***

Bisikan ditiap posisi pun muncul dengan Kira sebagai pusat perhatian diantara mereka semua. Ia sudah membuka masker serta jubah yang menutupi dirinya tadi, kedua barang itu ditaruh diatas tas yang saat ini diletakkan disamping kanannya dimana kursi panjang yang ia duduki sedikit lengang.

Kira memang belum memperkenalkan diri bahkan bertindak sesuka hati pun tidak semenjak sosok boncel yang ada dihadapannya ini menangkapnya sebelum ia berencana untuk kabur.

Namun gadis itu memilih untuk tidak kabur dari masalah yang sudah ditimbulkannya akibat menyelinap masuk tanpa sepengetahuan para penjaga, karena ia sendiri sudah berniat untuk bergabung dengan unit Pasukan Pengintai sejak awal, sejak sebelum ia tiba di area tembok yang selalu dikepung dengan Titan disekelilingnya.

Kira saat ini mengenakan topi hitam dengan model seperti topi musim dingin yang bagian belakang serta sampingnya menutup hingga daun telinga dan tengkuk lehernya pun berhasil menyembunyikan rambut biru langitnya yang langka itu, namun tak menghadang wajah manisnya yang sudah terlihat jelas sejak tadi setelah permintaannya untuk mengenakan topi tersebut.

Levi Ackerman atau Levi, sosok lelaki boncel nan tegas yang tadi menangkap Kira tetap bergeming dihadapannya tanpa bergerak satu inci pun dari tempatnya berdiri dan masih menatap Kira dengan wajah garangnya, namun kekerasan fisik dari lelaki itu tidak muncul karena tadi juga Kira tidak memberikan perlawanan sedikitpun sejak awal ia tertangkap.

"Hei."

Teguran Levi -Kapten regu Pasukan Pengintai- membuat tatapan Kira yang awalnya hanya menatap ke tanah pun perlahan naik sembari mengangkat wajahnya dan kedua manik matanya menatap kedua manik mata Levi yang berwarna abu-abu itu dengan lekat tanpa rasa gusar sedikitpun, biarpun awalnya ia sedikit takut karena lelaki itu terkenal galak.

Apalagi kalau sudah hal beginian.

"Namamu?" tanyanya kemudian.

Kira diam sejenak.

"Kira." jawabnya singkat, menyebutkan nama panggilannya.

"Nama lengkap?"

"Alkira Amalie."

"Nama keluargamu Amalie, ya? Dimana orang tuamu? Hubungi mereka dan suruh kemari." pinta Levi, namun permintaan itu ditolak Kira dengan gelengan.

"Kenapa? Kau harus kami kembalikan ke orang---"

"Aku yatim piatu sejak lahir. Jadi kalau kau mau menghubungi orang tuaku, percuma. Aku bahkan tidak punya kerabat dekat satu orangpun karena seluruh anggota keluargaku sudah dibantai tepat sehari setelah aku lahir. Dan aku dibesarkan oleh keluarga angkatku."

Semua yang ada disana merasa kaku seketika, dunia seakan berhenti detik itu juga ketika Kira mengatakan bahwa ia sudah tak memiliki satupun anggota keluarga lagi yang masih hidup, Levi yang mengerti itu kemudian menghela nafas.

"Setidaknya ada keluarga angkatmu. Bisa dihubungi?" tanyanya lagi.

Dan pertanyaan itu mendapatkan jawaban yang sama, gelengan kepala.

"Mereka tinggal di suatu tempat yang tidak bisa dikunjungi oleh orang-orang didalam tembok."

Semua kembali membisu.

"Jangan bilang ..." perkataan Eren Yaeger, salah satu anggota Levi di Pasukan Pengintai tergantung.

"Mereka di area luar tembok dan berada dipenjuru belahan dunia yang lain. Dan kalian mau menyeret keluarga angkatku kemari dan ingin menjadikan mereka mangsa para Titan di luar sana?" tanya Kira kemudian, ada sedikit emosi yang tertuang di perkataan serta pertanyaannya.

Gadis itu menghela nafas sejenak.

"Lebih baik menyerah saja, jangan seret mereka apapun bentuknya."

Levi tetap pada tempatnya, memperhatikan kata demi kata yang meluncur dari mulut sosok Alkira, membaca ekspresi wajahnya apakah ada kebohongan yang muncul dari sana, bahkan tutur kata dan manik matanya.

Namun Levi tak menemukan salah satunya dari gadis berbadan kecil yang memilili tinggi sekitar 145 cm yang ada dihadapannya saat ini. Bahkan satupun tak terselip disana, sekecil apapun bentuknya.

"Dan jawab pertanyaanku yang kali ini, dengan jujur, lagi." lanjut Levi, lirikan mata Kira yang awalnya menatap Eren kembali menatap manik mata Levi.

"Kenapa kau masuk ke markas ini diam-diam? Bagaimana caranya?"

"Aku punya alasan kenapa aku masuk diam-diam, dan aku mampu menyelinap setelah aku menganalisa kerangka dan denah bangunan ini dari depan tadi, dan kebetulan aku punya kelainan darah genetika dari keluargaku."

Jujur. Batin Levi.

"Kelainan darah genetika? Seperti keturunan?"

Kira mengangguk.

"Pernah dengar soal keluarga Amalie? Seperti nama keluarga milik Historia?" tanya Kira balik.

Gadis itu memandang sekelilingnya yang saat ini sedang berbisik satu sama lain, Levi juga berdiskusi dengan Hanji Zoe, wakil ketua Pasukan Pengintai dan kebetulan wanita yang berusia sekitar 24 tahun itu mengetahuinya dan memberikan penjelasan secara utuh kepada semua yang ada diruang aula wawancara saat ini.

"Jadi ... Kau pemilik terakhir darah keturunan Amalie? Keluarga yang memiliki garis keturunan sekuat Titan, bahkan bisa mengeluarkan berbagai macam bakat terpendam lainnya seperti Pembasmi Iblis, dan pengendali kekuatan-kekuatan yang tak terkalahkan oleh apapun sejak dunia ini terbentuk?"

Kira mengangguk.

"Dan alasan utamaku datang kemari adalah ... Aku ingin bergabung dengan Pasukan Pengintai dan membantu kalian untuk membasmi semua Titan yang ada diluar sana. Aku tidak tau seberapa jauh aku mampu bertindak dengan kekuatan yang aku latih seorang diri selama ini, tapi setidaknya aku bisa membantu untuk mengurangi korban jiwa, baik itu dari regu Pasukan Tiga Divisi, dan juga warga. Musuh yang sedang membuat kalian kewalahan sekarang ... Reiner, Bertolt, dan Titan Hewan itu, bukan?" tanyanya kemudian setelah mengutarakan keinginannya kenapa ia datang kemarkas ini.

Keheningan melanda, membuat semua sama sekali tak percaya dengan penjelasan serta pertanyaan yang diutarakan dan terlontar dari mulut sosok Alkira Amalie.

* * *

The Captain's Chosen Girl [Levi x Alkira] - [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang