Empat

1.6K 183 13
                                    

Detik demi detik berlalu, Kira dengan cepat berhasil memotong setiap target tanpa terlewatkan sedikitpun dan gadis itu berhasil melakukannya dengan sempurna, bahkan ketika ia nyaris terkena serangan dengan alat uji coba yang menyerupai Titan, gadis itu menggunakan sedikit kekuatan genetikanya tanpa disadari oleh semua yang ada didekatnya karena pergerakan gadis itu begitu cepat.

Bahkan pedang pengirispun mampu ia lontarkan lalu ditarik kembali dengan santai oleh gadis itu layaknya mainan yoyo. Dan ia tak merasakan ketakutan yang teramat sangat jika pedang itu nanti mampu melukainya jika caranya seperti itu, namun Kira tidak peduli karena hanya ia sendiri yang mampu menggunakan dan mengetahui metode lontar-tarik pedang pengiris tersebut.

Dengan lontaran manuever yang berhasil menancap kesana kemari dengan cepatnya layaknya hujan anak panah, Kira juga bergerak layaknya angin dan ia terbang tanpa merasakan goyah sedikitpun, karena gadis itu sendiri sudah menyaksikan bagaimana sosok Titan yang sesungguhnya selama di perjalanan ia menuju ke area Dinding.

Dalam waktu kurang dari lima belas menit, semua target yang bisa dikatakan memiliki total sekitar seratus lima puluh dengan tinggi yang bervariasi, dari lima hingga dua puluh meter itu sudah kandas tanpa tersisa satupun, dan sekarang ia sudah berdiri disalah satu atap bangunan dengan santainya sembari menyimpan kembali pedangnya ketempat manuver dikedua sisi pinggulnya sembari mengatur sedikit nafasnya yang kurang teratur.

Sedangkan Angkatan 104 tim anggota Levi saat ini yang dulu bekerja sama pun membutuhkan waktu kurang lebih sekitar satu setengah jam untuk membereskan semuanya, tapi tidak dengan gadis ini. Ia punya taktik tersendiri, namun masih berjalan sesuai rencana jika Titan yang asli benar-benar muncul dihadapannya nanti.

Melihat Kira mampu belajar dengan cepat dan mampu melancarkan aksinya tanpa sungkan-sungkan, dan bahkan melakukan rencananya sendiri untuk menumbangkan Titan, Levi pun berpikir jika sosok Kira harus berada dibawah naungannya mulai penugasan pertamanya nanti setelah di lantik.

Gadis itu terlalu istimewa untuk berada di tim lain. Dia memang pantas untuk berada di regu Pasukan Pengintai setelah uji coba ini berlangsung dengan cepat tanpa terduga, dan aku harus mengawasi dia selaku Kapten. Dia tidak berhak untuk mati terlalu cepat sama seperti yang lain, salah dikit saja nyawanya bisa melayang kalau tim lain tak mampu membantunya dengan baik. Batin Levi.

Lelaki berusia 34 tahun itu perlahan tersenyum melihat Kira saat ini, entah kenapa ada sesuatu yang merambat dengan hangat didalam hatinya ketika melihat gadis itu melambaikan tangan kearahnya sembari tersenyum tulus setelah melaksanakan uji coba untuk tes kelulusan Pasukan Pengintai. Kerutan di keningnya memudar, alisnya tak lagi bertautan satu sama lain dan mulai melengkung ke atas, tatapan matanya menghangat, rona merah tipis muncul di wajah galaknya, senyuman tipis terulas diwajahnya tanpa disadari oleh Kira.

Intinya, wajah Levi saat ini menampakkan ekspresi sosok lelaki yang sedang jatuh hati pada gadis pujaan hatinya, dan ia merasa bahagia melihat gadis yang ia sayangi itu baik-baik saja dan tak terluka sedikitpun. Hanya sipemilik ekspresi lah yang mampu menyadari ekspresi tersebut karena tak ada satupun orang disekitar mereka yang melihat itu.

Levi mengambil pistol dan mengarahkan nya ke udara, lalu menembakkan gas berwarna hijau ke udara, menandakan jika tes pada Kira sudah selesai dalam waktu lima belas menit, jujur, Kira sendiri tak tau bagaimana harus mengungkapkan rasa bahagianya begitu ia berhasil melewati tahap tes kedua ini.

Ya.

Alkira Amalie, murid Angkatan 105 yang pertama dan satu-satunya calon pasukan pada angkatan baru ini sudah dinyatakan lulus sebagai salah satu anggota Pasukan Pengintai dengan pengujinya adalah Levi Ackerman, dengan anggota terpercaya Levi yang menjadi pengawas atas ujian Kira.

Gadis sembilan belas tahun yang melihat tembakan itu hanya bisa mampu tersenyum lebar dengan wajah merona, dimana senyuman itu menunjukkan jika ia tak mampu menyembunyikan perasaan senangnya karena berhasil masuk ke regu yang ingin ia masuki dalam waktu sehari saja.

***

"Dengan ini, saya Komandan Pasukan Pengintai, Erwin Smith, mengangkat saudari Alkira Amalie sebagai satu-satunya anggota baru dari angkatan 105 Pasukan Pengintai sebagai pasukan baru di tim yang berada dibawah pimpinan Levi Ackerman, dan ia dinyatakan resmi sebagai anggota Pasukan Pengintai!"

Dua hari setelah tes uji coba, Kira dilantik sebagai satu-satunya murid Angkatan 105 yang dilantik setelah hari pertama ia menyelinap ke markas pasukan dan menerima tes masuk secara langsung dari sang kapten. Mulai dari tes keseimbangan, hingga menggunakan alat manuever dihari yang sama.

Semua orang bertepuk tangan dan bersorak sorai dengan gadis yang setahun lagi menginjak usia dua puluh, badannya memang seperti anak remaja beranjak gede, tapi dia sudah termasuk berumur loh, ya!

Kira menundukkan kepalanya sejenak, lalu memukul dada kirinya dengan kepalan tangan kanannya setelah ia menegakkan tubuh, menandakan ia memang siap mengabdikan diri untuk semua masyarakat yang terlindung didalam Dinding kokoh yang telah dibangun selama satu abad lamanya.

Upacara pelantikan selesai, Kira menghela nafas dan menjatuhkan diri diatas kasur setelah melepas topi dan seragamnya sesaat karena ia diizinkan untuk beristirahat. Gadis itu memang tak melepas topinya sama sekali sejak awal ia menyelinap dan ditangkap oleh Levi kemarin hingga pelantikan tadi demi menyembunyikan rambut biru langitnya yang benar-benar biru bak berlian itu.

Knock knock.

Pintu kamarnya diketuk lima belas menit kemudian, Kira duduk dan mengenakan topinya kembali lalu berdiri dan membuka pintu, menampakkan sosok Levi dibalik pintu kamar yang baru saja ia buka.

"Ah, Kapten." tegur gadis itu ramah, Levi yang awalnya memasang ekspresi muka dingin seperti biasa kemudian mendadak berubah, membuat Kira hanya mampu menatapnya bingung karena perubahan mimik wajah sang kapten.

"Kapten Levi, kenapa? Ada sesuatu yang penting yang ingin kau bahas?" tanya Kira, membuyarkan sedikit lamunan Levi.

Teguran itu membuat Levi menghela nafas pelan setelah sebelumnya hanya diam dan tak menjawab pertanyaan pasukan barunya itu, kemudian tangannya terangkat dan menepuk kepala Kira lalu mengelusnya dengan lembut, tepukan Levi kali ini terasa lain ketimbang ia menepuk pundak Alkira pertama kali kemarin ketika ia mendapati sosok gadis yang berusia lima belas tahun lebih muda darinya itu sedang mengintip layaknya pencuri yang langsung tertangkap basah.

Kira yang kepalanya ditepuk lalu dielus pelan hanya bisa menerima perlakuan itu, entah kenapa ia merasa sedikit senang karena diperlakukan lain oleh sang Kapten, tapi ia sendiri tak ingin ambil pusing karena dia sendiri tak mau salah prasangka dengan tindakan Levi saat ini.

"Kapten, kalau ada yang ingin dibicarakan, omong saja. Jangan elus kepalaku seperti mengelus kepala kucing." protes Kira.

Levi yang terkejut dengan tindakannya pun kemudian langsung menarik tangannya, dan rona diwajahnya saat ini tak mampu ia sembunyikan biarpun ia berusaha menghalangi reaksi itu dengan punggung lengannya. Kira yang menyadari itu juga merasa pipinya sedikit memanas namun ia mampu mengontrol dirinya dengan baik.

"Ayo makan malam, makanan sudah siap. Sekalian kita mengadakan pesta kecil-kecilan karena penyambutanmu sebagai anggota baru dalam timku." terangnya setelah sedikit berdeham.

Kira yang akhirnya mendapat jawaban atas pertanyaannya daritadi pun hanya bisa tersenyum lalu mengangguk.

"Baiklah."

* * *

The Captain's Chosen Girl [Levi x Alkira] - [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang