Semua sudah di Dinding sesuai perintah, Kira menempati posisi paling depan, di antara Levi dan Erwin, gadis itu saat ini sudah tertutupi topi jubah yang ia kenakan, tak lupa masker kain yang menutup pas dari area batang hidung sampai pertengahan leher melingkari sampai belakang (menutup secara 360°) di balik topi hitam model musim dinginnya yang berbahan biasa itu.
Pandangannya yang juga terhalangi dari cahaya matahari karena kedok topi yang menutupi alur cahaya pun membuat wajahnya semakin tak terlihat biarpun sudah menyisakan area mata. Namun tak menghalangi pengelihatannya untuk mengawasi sekeliling.
Levi yang melihat betapa tertutupnya Kira pada misi kali ini berusaha memaklumi dengan model berpakaiannya, mungkin karena gadis itu memerankan posisi 'Kartu As', peran yang sangat penting untuk mengalahkan musuh yang belum bisa mereka kalahkan sampai sekarang, itulah alasan kenapa ia mengenakan dua benda yang mampu menutupi wajah serta rambutnya yang tergolong langka itu.
Biarpun sejak pertemuan pertama gadis itu sama sekali tak pernah menunjukkan sehelaipun rambutnya kecuali mata silver nya yang sangat bagus bak berlian itu.
Karena tidak mungkin kedoknya sebagai pemeran penting terbongkar begitu saja karena mukanya masih tergolong asing seperti anggota lain yang tak dikenal oleh kelompok mereka, apalagi Reiner dan Bertolt.
Sudah pasti mereka akan mengingat wajah serta warna rambut Kira dengan baik jika gadis itu berhasil melakukan sesuatu yang dapat menjatuhkan dan menumbangkan keduanya nanti ketika ia sudah mulai melancarkan aksinya, bisa mampus Kira nanti kalau ia tidak tertutup seperti itu.
Pandangan Kira kemudian teralih ke arah sang Kapten yang tertangkap basah menatapnya dengan lekat, gadis itu menatapnya bingung, kenapa Levi selalu saja memperhatikannya dengan tatapan cemas seperti itu padahal gadis itu juga belum mengerahkan seluruh tenaga dan kekuatannya ketika ujian masuk pasukan kemarin.
Ia menghela nafas, lalu menyenggol pelan lengan Levi dengan ganggang pisau pengiris yang belum terpasang besinya, membuyarkan lamunan kecemasan dari lelaki berusia kepala tiga itu.
"Berhenti mengkhawatirkan ku, aku tidak se bocah itu. Dan aku tidak akan langsung mati begitu saja, kau kira aku siapa, Kapten?" ujarnya pelan, namun Erwin yang berdiri disisi lain Kira masih mampu mendengar ucapan gadis itu ditengah deru angin yang sedang menerpa mereka di atas Dinding saat ini.
Levi hanya diam dan bersikap dingin seperti biasa, lalu menghela nafas sedikit.
"Uji coba beda dengan terjun ke lapangan langsung, Alkira Amalie."
Kira mendengus.
"Aku tau."
Pandangan gadis itu yang awalnya masih menatap sebal Levi kemudian mengarah kebawah dinding, ia berjalan maju menuju pinggir dinding dan melihat keadaan dibawahnya, dimana beberapa Titan sudah mulai menggaruk dan meraba-raba dinding, biarpun sebenarnya usaha mereka sia-sia karena tak akan bisa memberikan efek apapun pada Dinding.
"Sebelum mengurus Bertolt dan Reiner, begitu juga Titan Ape itu, urus Titan dibawah itu sendiri untuk sementara waktu ini sebelum mereka datang, ji---"
Belum lagi selesai bicara, Kira langsung memilih untuk terjun bebas lebih dahulu tanpa mengikuti aba-aba lebih lanjut dari Levi karena gadis itu sudah mengetahui kata-kata selanjutnya, jika tidak meyakinkan untuk mencoba sendiri, lebih baik mundur sebelum nyawamu melayang sebelum waktunya.
Namun gadis itu tak menghiraukan nya dan langsung terjun, membuat Levi langsung berlarian cemas ke pinggir Dinding karena ulah bego gadis itu. Tatapan seluruh pasukan pun sama cemasnya begitu melihat Kira melakukan aksinya barusan dan bereaksi sama.
Baru beberapa detik tak terlihat, sudah sekitar sepuluh Titan yang tumbang karena pergerakannya saat ini dan ia sudah melontarkan tubuhnya kembali keatas sebelum menjatuhkan diri kebawah lagi. Bayangkan saja, masih hitungan detik loh sehabis dia menjatuhkan dirinya ke bawah.
Kira menepuk pelan bagian alat lontar tancap dinding manuever dengan cara menepuknya singkat karena ia mengisi kembali bagian gasnya dengan udara di sekelilingnya tanpa diketahui semuanya, lalu ia kembali membiarkan tubuhnya jatuh kebawah dan kembali bergerak, menjatuhkan beberapa Titan yang sudah mulai berfokus pada dirinya untuk dimakan.
Semua orang menatapnya takjub, Levi menghembuskan nafas kasar karena anggota barunya itu malah terlihat sinting baginya, tapi dia malah jatuh hati sama sosok 'Kartu As' itu entah sejak kapan, dan mengapa ia bisa menyukainya saja lelaki itu tak tau, padahal baru beberapa hari lalu bertemu di markas waktu itu.
"Dasar gadis bodoh." ucapnya halus.
Levi berdiri tegak lalu memutar tubuh, lalu Erwin mengkode padanya untuk memerintahkan semuanya agar bergerak membantu Kira dibawah sana, jangan sampai gadis itu tewas dimakan Titan karena dia hanya seorang diri disana saat ini, apalagi saat ini adalah misi pertamanya.
Dan hanya dia satu-satunya pemegang kunci atas jatuhnya Bertolt dan Reiner nanti, termasuk si Titan Ape. Karena hanya gadis itu yang mempunyai strategi serta rencana tersendiri untuk menjatuhkan ketiganya tanpa susah payah.
Itu bukan, peran 'Kartu As'?
Melancarkan aksi dan menumbangkan semuanya dengan sekali serang.
Semuanya hanya bisa menatap bingung sang Kapten yang langsung bergerak lebih dulu setelah ia selesai memberi perintah kepada seluruh pasukan, Eren yang melihat gelagat aneh Levi kemudian menahan Mikasa dan Armin sesaat.
"Kalian merasa aneh tidak sih, sama sikap Kapten? Begitu Kira meloncat turun lebih dulu sebelum dia menyelesaikan kata-katanya padahal Kira sudah tau apa yang dia maksud?" tanyanya.
"Iya sih, Kapten mendadak langsung ngacir ke pinggir Dinding, pas tau Kira baik-baik saja, dia langsung menarik dan menghembuskan nafas lega. Biarpun kita tau masih ada perasaan cemas dibalik helaannya tadi." lanjut Armin.
"Mungkin tebakan Sasha kemarin memang benar. Kapten punya perasaan terhadap Kira." balas Mikasa dengan mimik wajah serius.
Eren mendengus sembari menggelengkan kepala dengan kesal.
"Kan sudah dibilang kemarin pas acara perayaan penerimaan si Kira itu, se aneh-anehnya kelakuan Kapten, jangan asal sembarangan nuduh tanpa bukti, Mikasa! Kebiasaan ya, ini anak!" protes lelaki bersurai cokelat gelap tersebut.
"Dan juga kita masih belum kenal baik si Kira, biarpun gadis itu sudah terbuka dengan kita sejak awal bertemu kemarin di markas waktu itu. Tapi dia emang pada dasarnya nggak aneh-aneh sama sekali, bahkan melakukan terus bertindak sesuatu yang aneh pun nggak ada sama sekali. Cuma kapten yang aneh gitu ke dianya." lanjut Armin kemudian setelah mencoba menerka-nerka dan menganalisa kelakuan sang kapten.
Mereka kemudian mengendikkan bahu, lalu menyusul pasukan lainnya yang saat ini membantu Kira memotong tengkuk para Titan.
Gadis itu baru saja menancapkan manuever ke Dinding dan menyanggakan diri dengan bergelantungan di Dinding, baru saja ingin menurunkan sedikit masker di area hidungnya sembari mengistirahatkan diri sejenak, ia dibuat terkejut karena sebuah batu berukuran besar dan utuh terbang kearahnya.
Membuat Kira langsung bergerak secepat mungkin untuk menghindar dari hantaman benda berat yang melayang ke arahnya tadi dan memberikan suatu perlindungan di area dinding secara tak kasat mata yang terkena hantaman batu besar tersebut agar area Dinding tidak mengalami kerusakan.
Betapa terkejutnya mereka ketika melihat Titan Ape tersebut sudah muncul dihadapan mereka tanpa terduga, diikuti dengan beberapa Titan lainnya yang berbaris rapi dikiri dan kanannya.
Kira mematung sesaat ditempatnya bertengger saat ini, mencerna dengan baik siapa sosok asli Titan itu sesungguhnya. Dan gadis itu hanya mampu membulatkan mata dalam diamnya setelah tau siapa sosok lelaki paruh baya itu yang saat ini sedang dalam perubahan wujud raksasanya.
Grisha Yaeger!!? Dia kan ayah Eren! Bagaimana bisa!?
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
The Captain's Chosen Girl [Levi x Alkira] - [✔]
Fanfiction"Hei, aku mencintaimu." Tiga kata, penuh makna. Muncul dari mulut lelaki dingin bak es di kutub utara itu begitu saja. Siapa lagi kalau bukan Levi Ackerman yang terkenal galak tapi pendiam, sekali ngomong juga irit, dingin, terkadang sikapnya menyeb...