Tujuh

1.3K 146 3
                                    

"Kira! Kira!"

Pekikkan tengah siang bolong setelah gadis itu baru saja membenahi kembali sanggulnya dan baru ingin mengenakan topinya, ia berdecak sedikit sebal begitu seseorang berteriak memanggilnya dari luar rumah sembari menggedor-gedor pintu saking tak sabaran.

Dan ia tau siapa pemilik suara itu.

Dengan bete, ia berjalan menuju pintu rumah sembari membenahi seragamnya sedikit lagi sebelum jemari kecilnya menggapai pintu lalu membukanya.

"Ini masih siap-siap dan kau tidak sabaran? Aku tau ada masalah karena Titan kembali menyerang namun belum sampai Dinding, setidaknya biarkan aku selesai mengenakan semua perlengkapan sedikit lagi sebelum mengambil manuever ke gudang peralatan, karena aku tidak ingin dimarahi di penugasan pertamaku, Armin."

Armin yang ditatap kesal pun hanya bisa nyengir dibalik wajahnya yang sedikit pucat, tatapan gadis itu kemudian beralih kearah Mikasa dan Eren yang berdiri tak jauh dari Armin.

"Maaf kalau lama." lanjutnya kemudian, ketiganya hanya bisa tersenyum.

"Masih tepat waktu kok, tenang saja. Sebenarnya masih banyak waktu, ta---"

"Tapi kita harus bersiaga sebelum para Titan sampai ke Dinding dan mulai melakukan penyerangan." ucap Kira, memotong penjelasan Eren.

Eren pun mencebikkan bibir karena omongannya tak bisa ia selesaikan sendiri, dan hal itu benar-benar menyebalkan serta memuakkan.

Kira terbahak melihatnya.

"Maaf, aku hanya ingin mengisengimu. Jangan marahlah." ujarnya setelah menutup dan mengunci pintu rumah, lalu keempatnya bergerak sembari mendengar perdebatan menyebalkan antara Eren dan Kira.

***

Setiba dimarkas, Kira dikejuti oleh semua petinggi Pasukan dan juga kru lainnya yang sedang rusuh di aula markas akibat kerumuman Titan yang mulai berjalan dan beranjak menyerbu Dinding kembali.

Gadis itu hanya bisa menutup mata sembari menggelengkan kepalanya pelan. Ia tau jika semuanya panik, setidaknya berusahalah untuk tetap tenang agar masyarakat sendiri juga tak ikut heboh.

Baru saja ingin masuk barisan bersama ketiga anggota tim yang lain, Kira dikejuti dengan tepukan di bahu kanannya dan tepukan itu berasal dari Erwin.

"Komandan." ujarnya pelan setelah menoleh dan mendapati sosok sang komandan.

"Ikut aku kedepan. Aku ingin bicara soal misi hari ini, dan juga aku ingin sekalian memperkenalkan kembali dirimu disini karena ada sebagian dari kru pasukan yang tak datang disaat pelantikanmu kemarin karena sedang melaksanakan penjagaan. Jika kau ada yang ingin disampaikan, silahkan katakan nanti begitu giliranmu berbicara tiba." jelasnya.

Kira yang memahami perkataan itu pun mengangguk lalu mengekori Erwin, namun sebelum itu, ia menyempatkan diri untuk menoleh ke arah trio sahabat yang sudah bersahabat sejak kecil itu dan berbicara sesaat kepada mereka.

"Sampaikan salam ku untuk mereka di barisan, kalau ada yang bertanya begitu kalian sampai barisan kenapa aku tidak ikutan, bilang saja aku ikut Komandan ke panggung karena perintah. Nanti kita bisa bertemu kembali sebelum bertugas."

Ketiganya mengangguk, lalu berlalu.

Semua yang awalnya rusuh seketika sunyi ketika Erwin dan Kira sudah berdiri diatas panggung perintah, gadis itu tak terlihat canggung bahkan pucat untuk berdiri didepan sana, diperhatikan oleh ratusan pasang mata di posisinya berdiri saat ini, dia sudah terbiasa saking keseringan bekerja untuk umum karena dia sendiri bekerja pada bidang hiburan, seperti bidang hiburan seni musik.

The Captain's Chosen Girl [Levi x Alkira] - [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang