Tiga Puluh Satu

495 50 12
                                    

Kira dan Levi menghindar kesana kemari demi menghindari segala serangan dari Grisha yang terlihat sangat jelas menaruh amarah dan dendam kepada keduanya. Kenapa? Ya karena lelaki tua itu kemarin kalah telak dengan mereka, terutama Kira.

Gadis itu bergerak secepat mungkin demi menjaga Ken juga karena takut adiknya lecet, ia mencari celah yang pas agar bisa mendekati Yui, namun sepertinya Grisha tak akan membiarkan hal itu terjadi sebelum lelaki paruh baya itu berhasil mengalahkannya dan Levi.

Kira bergerak menjauh sejenak diikuti Levi. Ia merencanakan sesuatu agar bisa melumpuhkan Grisha.

"Mau merencanakan apa, Ra?" tanya Levi setelah keduanya bersembunyi.

"Mungkin pakai cara seperti Reiner sama Bertolt kemarin, Lev. Semua segel itu kalau sudah memblok dan mengunci musuh, mereka tidak akan bisa dihilangkan, bahkan menghancurkannya tidak akan bisa. Mau si Grisha loncat gerak-gerak sampe jumpalitan pun segel itu ngikutin kemanapun dia pergi."

"Serius?"

"Ngapain aku bercanda disaat beginian? Bisa-bisa jadwal pernikahan kita yang udah kita diskusiin juga malah tertunda nantinya kalau dia nggak dikalahkan cepet-cepet. Mau kamu?"

Levi menggeleng, menolak.

Kenapa?

Ia tak ingin hari kebahagiaannya yang sudah ia mimpikan sejak lama hancur berantakan setelah ia kehilangan sosok ibunya dan juga Kenny, kakak dari sang ibu sekaligus paman kandungnya.

Membangun rumah tangga, membangun kembali keluarga Ackerman bersama Kira yang akan menjadi ibu dari anak-anaknya nanti, dan ingin melihat anak-anaknya tumbuh besar dengan penuh kasih sayang dari nya dan juga Kira.

Levi merasa beruntung telah terlahirkan ke dunia ini dari rahim ibunya yang bekerja dan berperan sebagai single mom untuknya dulu. Ia tak menyesal telah terlahir ke dunia dan bertemu dengan seorang gadis yang sama sekali tidak memandangnya remeh hanya karena fisiknya yang pendek itu, bahkan berani mengatakan ia cebol pun gadis itu tidak pernah mau mengatakannya walau hanya sekali saja didepannya.

Biarpun dibelakang sudah pasti, atau mungkin dalam waktu dekat ini Kira pasti berani mengejeknya dengan panggilan tersebut sebagai tanda sayang sekaligus bercanda, tapi Levi tau jika Kira tak pernah mau mengejek dan juga meremehkan orang lain. Karena ia paling tau setiap bakat yang dimiliki oleh orang lain, contohnya Eren dan dirinya, begitupun Mikasa. Setiap orang itu punya bakat dan kelebihan, serta kekurangannya masing-masing. Jadi untuk apa dipermasalahkan?

Kira tersenyum.

"Serahkan padaku." ujarnya.

Sedetik kemudian, Kira menggunakan kekuatannya, begitupun kepada Yui karena bagi siapapun yang berkhianat, maka hukumannya adalah hukuman mati. Dan hari ini, adalah pemusnahan kembali Titan Ape beserta hukuman mati atas Yui.

Gadis itu menyempatkan bertanya kepada yang lain, terutama Erwin selaku komandan. Apakah Kira harus melakukan tindakan pemberian hukuman mati tersebut atau tidak, dan Erwin memberikan perintah itu tanpa ragu. Membuat Kira membulatkan tekadnya dengan berani tanpa ragu setelah mendapat perintah itu

"Kita mulai!"

Ledakan demi ledakan muncul terus menerus, membuat Grisha menjerit kesakitan, Yui yang juga terkena ledakan pun sudah tewas diledakan kedua karena tak mampu menahan lukanya akibat hentakan dan dentuman ledakan yang mengenai tubuhnya itu. Semuanya sudah sepakat untuk memberikan hukuman mati atas Yui disini.

Namun sayang, Titan Ape itu kemudian menghilang entah kemana tanpa jejak sama sekali padahal Kira belum menyelesaikan tugasnya, jika Grisha sudah menghilang begitu, maka akan kesulitan melacaknya karena kondisi area luar Dinding sendiri sangat luas, Kira sendiri saja butuh waktu sekitar sebulan lebih untuk bisa berkelana kemari seorang diri dengan bekal dan kemampuan seadanya dulu. Bahkan segel itu sudah otomatis akan hilang karena dia kehilangan fokus serta target yang sedang diincar.

The Captain's Chosen Girl [Levi x Alkira] - [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang