Empat Puluh

605 41 0
                                    

Kira terbangun, suara cuitan burung di pagi hari ini membuatnya terusik setelah tadi malam ia bergelut dengan Levi lumayan memakan waktu lama. Ia beringsut duduk dan merasa tubuhnya ngilu di beberapa titik, terutama bagian intimnya.

Ya namanya pertama kali, dimana-mana orang pasti begitu. Ia duduk sesaat sembari mengurangi rasa sakit pada tubuhnya yang saat ini tak terbalut sehelai benang pun selain selimut, kemudian ia menoleh dan mendapati Levi masih tertidur disampingnya dalam keadaan yang sama sepertinya.

Ia meringis.

Kira menurunkan kaki dan mengambil kaos besar milik Levi yang terjatuh di lantai lalu memakainya, mengingat baju lelaki itu ukurannya lumayan besar untuk tubuhnya yang mini, kenapa? Karena badannya berotot dan kekar. Makanya berasa pake daster.

Lengan panjangnya dilipat menjadi lengan tiga perempat, ia berjalan sedikit tertatih-tatih, sebelum tangannya mencapai handuk, suara Levi mengagetkannya.

"Sepertinya baju ku bakal kamu pake terus ya tiap kali habis begini, lucu liat kamu gitu, kayak kurcaci."

Suara serak khas bangun tidur itu membuat Kira menoleh.

"Diem kamu, seneng banget liat aku begini. Biarpun aku juga suka pake baju kamu karena ukurannya besar banget dari badan aku. Ini juga tanda di area leher kebawah banyak banget kamu buatnya, tau! Gimana aku tutupinnya coba!?" ujar gadis itu histeris ketika menyadari banyak tanda yang dibuat oleh Levi akibat kelakuannya tadi malam setelah ia berdiri didepan kaca yang berada di pintu lemari baju.

Levi terkekeh.

"Pake perban."

"Enak banget mulut kamu ngomong. Kerah baju bakal aku kancing sampe atas terus jubah aku pake. Awas kamu nggak bantu aku nyari alasan pas yang lain nanya kenapa aku kayak gitu."

Gadis itu kemudian berlalu kekamar mandi, Levi hanya tertawa kemudian ikutan kekamar mandi setelah merapikan kasur, tapi handuknya justru bukannya ia lilitkan di pinggang, malah di gantung dipundak kayak nggak aja.

"Ngapain sih ikutan masuk terus kayak gitu kelakuan kamu!? Sana!" usir Kira dengan wajah malu.

"Ayolah, kita sama-sama udah lihat satu sama lain tadi malam." goda Levi.

"Berisik, anjir. Mending kau mandi dikamar mandi lain, cebol."

"Ogah, chibi."

"Bacot, cebol."

***

Kira berjalan bersungut-sungut setelah keadaannya sudah pulih, Levi yang mengiringnya pun hanya bisa tersenyum kecil melihat Kira yang selalu begitu sejak keluar rumah.

"Ingat kata-kataku tadi!" sungutnya lagi.

"Iya, iya."

Keduanya tiba di area markas, Kira yang berjalan didepan pun tanpa disengaja ditumbur oleh seorang lelaki berbadan besar dari Regu Kepolisian hingga membuatnya oleng, Levi yang melihat itu segera menangkap badan kecil itu sebelum ia ambruk ketanah, matanya menatap nyalang.

"Nggak punya mata kamu?" sinisnya.

"Ma ... Maafkan aku, Korporal Levi!" ujarnya meminta maaf.

"Maafkan aku juga, Wakil Komandan!" lanjutnya kemudian, Kira tersenyum sembari membenarkan sedikit topi jubahnya yang miring akibat tumburan barusan.

"Tidak apa-apa. Lain kali hati-hati ya?"

"Baik!"

Lelaki itu berlalu setelah Kira berdiri dengan tegap, Levi mendengus.

"Baik banget kamu, Ra."

"Jangan samakan sifat dan kebiasaanku denganmu. Kita ada satu sama lain itu untuk saling melengkapi segala kekurangan yang ada di diri kita."

The Captain's Chosen Girl [Levi x Alkira] - [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang