Dua Puluh Delapan

496 52 2
                                    

Kira yang menyembuhkan semua lukanya tadi malam setelah Levi pulang karena mengingat bahwa ia harus bekerja hari ini, ditambah Ken sendiri harus dia bawa ke tempat kerja karena tidak mungkin adiknya itu ia tinggalkan seorang diri di rumah, ditambah ia memang sudah janji akan merawat Ken untuk sementara waktu agar kedua orang tuanya tak pusing mengurus adik batitanya itu.

"Ken? Uhah sihah? (Ken, sudah siap?)" tanya Kira yang baru saja menyempalkan roti bakar ke mulutnya, adiknya yang ditanya kemudian berlarian kecil ke arah sang kakak sembari membawa topi miliknya dan Kira.

Bocah itu mengenakan celana dan baju kaosnya yang sudah Kira sediakan, Kira tersenyum karena adiknya masih mau berusaha untuk mandiri tanpa merengek.

"Kakak, pasang topi?" tanya Ken, Kira mengangguk.

"Iya, lagian nggak ada yang tau soal rambut kita selain mereka berempat tadi malam." balasnya setelah menenggak habis susunya, Kira memang telat makan dan siap-siap karena ia mendahului urusan Ken tadi.

Kira memasang topinya, lalu memasang yang Ken. Setelah selesai, Kira menggendong Ken keluar rumah dan mengunci pintu.

"Selama ditempat kerja kamu nggak boleh jauh-jauh dari Kakak. Paham?" tanya Kira, Ken mengangguk.

"Kakak, mau jalan sendili." ujarnya.

"Ya udah, tapi begitu di kantor Kakak nggak izinin kamu jalan kemana-mana tanpa pengawasan Kakak ya."

"Oke!"

Keduanya berjalan beriringan, Kira menyapa para tetangga yang kebetulan memang tau soal Kira, bahkan gadis itu terbuka soal keluarganya sekarang. Bahkan beberapa dari mereka menyapa Ken dengan gemas, membuat bocah itu seketika meringkuk dibalik kedua kaki Kira karena merasa takut.

Mereka berjalan melewati jalan pintas menuju markas, setibanya disana, Kira kembali mengingatkan Ken untuk tidak buat ulah tanpa sepengetahuannya.

***

Kira dan Ken menelusuri lorong markas, dan mereka melewati ruang uji coba Titan milik Hanji, ia menyapa si empat mata itu seperti biasa sebelum ia keruangan Erwin.

"Yo, Hanji! Masih sibuk percobaan?" tanya Kira yang berdiri didekat pintu, Hanji dan beberapa anggota lain yang mendengar suara Kira kemudian menoleh dan menatap gadis itu riang.

"Waah! Kau sudah sembuh, Kira-chan?" tanyanya semangat.

Kira mengangguk.

"Seperti yang kau lihat, aku juga nggak mau lama-lama ditempelin perban begitu."

Hanji nenuruni anak tangga besi yang baru saja ia naiki, wanita yang menduduki posisi wakil kapten itu kemudian berjalan mendekati Kira sembari membersihkan kedua tangannya yang penuh darah.

Yaaahhh ... Namanya juga maniak percobaan Titan.

"Kau yakin mau masuk bekerja lagi hari ini?" tanyanya.

"Kenapa tidak? Sudah dua minggu aku absen sejak insiden waktu itu. Bisa-bisa aku dipecat." cibir Kira.

"Oh ya, cairan yang aku kasih waktu itu mana? Masih utuh kan?"

"Kau tak akan dipecat semudah itu juga kali, mengingat kamu juga punya peran besar dan penting disini. Tenang saja. Masih utuh dan aman, malah Komandan ambil semua cairannya tuh." adu Hanji bete, Kira tersenyum.

"Aku juga setuju sih, bukannya tidak percaya padamu, tapi kau itu orangnya tidak sabaran."

Hanji sontak mencak-mencak, Ken yang melihat kakaknya masih sibuk ngobrol pun kemudian mendekati kakinya dan memeluk kaki sang kakak karena takut diculik orang di area markas. Soalnya ia berfikir pasti semua orang akan mengira ia anak hilang disini kalo sampai nyasar tanpa ada Kira disisinya.

The Captain's Chosen Girl [Levi x Alkira] - [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang