Dua Puluh Tujuh

520 61 8
                                    

Setelah bertemu dan menceritakan semua yang terjadi kepada keluarganya, Kira sudah bisa menarik nafas lega karena kedua orang tuanya sendiri langsung memberi lampu hijau tanpa neko-neko.

Sedangkan adik-adiknya sendiri riang bukan main bakal mendapat kakak lelaki dari kakak perempuan mereka, ditambah orang itu sendiri adalah Levi Ackerman. Mereka fans berat lelaki yang memegang posisi sebagai kapten dari Pasukan Pengintai itu.

Saat ini Kira sudah pulang, dan kebetulan Ken memilih ikut dengannya dan menginap dirumah. Kira tak ambil pusing jika adiknya yang paling bungsu itu ingin tinggal dengannya selama beberapa saat, toh dia juga jadi ada teman main dirumah. Jadi seperempat stok pakaian Ken dirumah sudah ia bawa ke rumahnya, selebihnya bakal ia beli dengan uang tabungannya sendiri atau Kira akan membuatnya sesuai seleran Ken dengan membeli kain meteran.

"Kakak."

Panggilan Ken membuat Kira yang baru saja selesai menggantungkan topi dan berniat ingin mandi pun menoleh ke arah adiknya yang saat ini sedang menarik ujung celananya, gadis itu tersenyum lalu berjongkok, menyamakan tinggi dengan Ken.

"Kenapa?"

"Aku lapel." keluh Ken sembari memegang perutnya, membuat Kira mencubit pipinya gemas.

"Tunggu Kakak mandi sama obatin luka-luka Kakak, ya? Nanti Kakak buatin kamu omelet rice deh. Suka itu kan?"

Ken otomatis manggut-manggut dengan semangat, Kira tersenyum lalu mengantar adiknya ke ruang santai agar dia bisa menunggu sembari menonton tv yang diputarkan channel kartun khusus anak-anak.

***

"Dek, ayo makan. Udah jadi tuh di meja makan, yuk."

Mendengar itu, Ken langsung turun dari sofa dan ngacir meninggalkan kakaknya, gadis itu mendengus sembari tersenyum gemas melihat kelakuan Ken yang saat ini baru saja berhasil menaiki bangku di meja makan.

Baru saja ingin menyusul Ken, pintu rumah terketuk, Kira menatap jam dinding dan waktu masih menunjukkan pukul delapan malam, ia bingung kenapa ada tamu jam segini.

"Siapa ya?" ucapnya lirih.

"Dek, bisa makan sendiri dulu? Atau mau bareng Kakak? Ada tamu soalnya." tanya Kira yang sedikit mengeraskan volume suaranya agar Ken mendengar suaranya dari ruang santai.

"Mau tunggu Kakak ajaaaa!" pekiknya.

Kira kembali tersenyum.

"Ya sudah, kamu ngemil roti dulu dikit ya sambil nunggu!"

"Okeeeee!"

Ia berjalan mendekati pintu tanpa menggunakan topi lalu membukanya, ia terkejut ketika Eren, Armin dan Mikasa bertandang ke rumahnya. Gadis itu mematung dan mengatupkan kedua bibirnya karena melihat mereka menatapnya cengo ketika rambut panjang sepinggul berwarna biru milik Kira sedang terurai saat ini.

"Ra? Rambutmu ..."

Kira kontan tersadar ketika Eren berbicara, memecah kecanggungan diantara keempatnya setelah sekian detik berlalu. Gadis itu mendadak kikuk.

"Yaah ... Genetika keluarga." ujarnya kemudian, lalu menghela nafas.

"Aku padahal sudah atur hari untuk mengumumkan silsila keluarga dan genetika keluargaku yang sebenarnya, ditambah warna rambutku yang begini karena memang sudah keturunan keluarga. Kalian pasti sudah dijelaskan sama Komandan soal keluargaku, kan? Nggak mungkin belum." lanjut nya sembari menebak, ketiganya mengangguk, membenarkan pertanyaan Kira.

"Tapi rambutmu bagus, Kira!" puji Armin.

"Hm, warnanya biru cerah, seperti langit yang terbentang lebar diangkasa." lanjut Mikasa.

The Captain's Chosen Girl [Levi x Alkira] - [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang