Dua Belas

990 110 3
                                    

Setelah menyebutkan nama yang benar-benar familiar bagi sosok Levi Ackerman, Kira menoleh. Menatap tepat kedua manik mata abu-abu milik lelaki yang saat ini memutar sedikit tubuhnya dan menatap Kira balik tepat dikedua manik matanya.

"Itulah kenyataannya. Dan juga, kusarankan Kapten lebih baik diam dan tak memberitahu mereka siapa sosok asli di balik wujud perubahan raksasa itu. Terutama Eren. Aku yakin kau pasti tau apa maksudku."

Levi tetap diam, lalu mengangguk dengan rencana Kira barusan. Ia memang sangat tak percaya, namun tak ada sedikitpun kebohongan yang muncul dari kedua manik mata gadis tersebut.

"Dan, sepertinya Grisha-san memang tak sadar kalau aku mengawasi gerak-geriknya juga sejak dia melempar batu kearahku tadi sebelum si dua bodoh ini muncul, dia kira rahasianya yang tidak diketahui oleh satupun orang asing termasuk putranya sendiri memang tak terbongkar, kecuali ke Bertolt dan Reiner."

"Tapi pemikiran itu terpatahkan karena kehadiranmu disini."

Gadis itu mengendikkan bahunya.

"Bisa dibilang begitu."

Hantaman selanjutnya datang dari Bertolt dan Kira masih membalas dengan cara yang sama, gadis itu memang tak menggerakkan anggota tubuhnya namun perisai segel itu muncul kembali secara otomatis karena Kira memang mengendalikan kekuatannya hanya dengan pemikirannya untuk menggunakan bakat keturunannya itu.

Jika digunakan, maka akan aktif selama sipemilik kekuatan tak berhenti menggunakannya hingga selesai.

Mata silvernya menatap tajam Bertolt yang kembali berteriak kesakitan, ia mulai jongkok dengan kedua lutut dibuka sedikit kearah berlawanan dan merenggangkan sedikit tubuhnya, kedua lengan sembari memegang pedang pengiris itu diangkat lurus sekitar beberapa senti di atas kedua lututnya, dan beban tubuhnya hanya bertumpu dengan ujung kedua telapak kakinya saat ini.

Dengan posisi yang masih sama, ia mengutarakan kembali isi pikirannya.

"Tembak pistol bubuk berwarna merah, itu akan memanggil mereka kemari namun Reiner tetap dalam genggaman kita. Biarkan Komandan yang menjaga Reiner. Dan Levi, serang Titan Ape bersama yang lain. Soal Bertolt, dia urusanku."

"Kau kelihatan sudah gatal pengen mengerahkan semua kekuatanmu ya."

"Dari pada kelamaan. Aku malas menunda misi kalau sudah begini keadaannya, yang ada makin runyam. Apa guna ku sebagai 'Kartu As' dan pembantu rencana kalian, sekaligus umpan ini, hm?"

Levi menghela nafas, ia menaruh salah satu pedangnya ketempat manuever dan berniat mengambil pistol, namun sebelum melakulan itu, ia menepuk sekilas kepala Kira.

"Jangan mati karena bajingan itu." umpatnya.

"Aku paham."

Levi menggerakkan tangannya cepat dan langsung menembak pistol merah sebanyak dua kali, memanggil semuanya ke titik kumpul sekarang tanpa menunggu lama.

Kira langsung bergerak sedetik kemudian dan ia menghilang dari pandangan saking cepatnya ia bergerak menggunakan manuever, Bertolt memang menyadari keberadaannya saat ini namun keadaan lelaki itu sudah tak bisa fokus lagi untuk menyadari dimana posisi Kira melayang tiap kali gadis itu berhenti biarpun hanya tiga detik. Dan tiga detik itu masih kurang untuk diketahui.

Semuanya yang baru saja mendarat pun bertanya-tanya dimana Kira.

"Gadis itu mengurus Bertolt, dia sudah bergerak sedetik setelah aku menembakkan bubuk merah yang kedua ke udara, dan dia memerintah kita untuk melawan Titan Ape itu semampu kita, dan dia akan menyusul begitu ia berhasil melumpuhkan Bertolt."

Penjelasan itu membuat semuanya terperangah, termasuk Reiner sendiri.

"Dia gila!" pekik Reiner dengan tenaganya yang tersisa.

The Captain's Chosen Girl [Levi x Alkira] - [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang