Tiga Belas

964 117 3
                                    

Semua bergerak tunggang langgang, bagi mereka, tiga puluh detik itu tergolong lama bagi mereka yang berusaha mendekati dan memberikan efek luka biarpun sedikit terhadap Titan Ape tersebut, namun bagi Kira, waktu singkat itu tergolong pas karena ia memang tak ingin memakan waktu lama untuk mengalahkan Bertolt.

Erwin menatapnya cemas karena gadis itu selalu terkena udara tekanan panas yang keluar dari tubuh Bertolt setiap kali ia berhasil melukainya dan lelaki itu tak bisa meregenerasi lukanya dengan sempurna akibat kekuatan Kira.

Luka bakar ditubuh Kira akibat kelakuan Bertolt juga selalu menguap dan menutup cepat layaknya air yang menguap ke udara akibat hawa panas membuatnya menguap. Namun setiap luka yang ada itu tidak sepenuhnya sembuh karena pikirannya saat ini hanya tertuju ke dua hal.

Menumbangkan dan mengalahkan Bertolt, lalu membantu yang lain mengalahkan si Titan Ape. Dan memberikan perlindungan kepada mereka dan juga area Dinding agar semua orang tidak terluka dan mati.

"Alkiraaaa!!" pekik Bertolt sembari menahan sakit.

Gadis itu mendengus. Menahan rasa sakit yang teramat sangat akibat luka bakarnya yang tak bisa sembuh dengan sempurna, ia juga mulai merasa lelah padahal seharusnya ia menyimpan tenaganya. Namun apa kata, ia sendiri juga tidak punya pilihan lain selain bertindak seperti ini.

"Berhenti berteriak seperti orang gila, aku tidak tuli atau setengah tuli, goblok. Dan lebih baik menyerah sebelum kau mati detik ini juga, Bertolt."

Lelaki itu tak menggubris peringatan tersebut dan tetap melancarkan serangan balik, dan Kira berhasil menghindar bahkan menahan bogem mentah dari Bertolt, Kira mengangkat tangannya yang bebas lalu menggenggamnya, membuat lelaki itu merasa sesak dan paru-parunya terasa panas, seketika ia langsung muntah darah.

Kita selesaikan sekarang saja. Bertele-tele kalau begini ceritanya. Bisa-bisa yang lain bisa tewas.

Tepat di hitungan detik kedua puluh lima, ia mengaktifkan serangan yang sama seperti ia mengalahkan Reiner tadi karena dirinya memang tak memberi ampun kepada Bertolt, ia tak memberi sedikitpun waktu untuk dia melakukan regenerasi pada seluruh lukanya dan tetap melancarkan serangan demi serangan.

Ia mengangkat wajah, lalu menatap miris Bertolt yang sudah mulai luka parah.

"Maafkan aku, Bertolt."

Suaranya pelan, namun Bertolt masih mampu mendengarnya dengan baik karena gadis itu sedang melayang tak jauh dari tempatnya berdiri sekarang.

Kira meluruskan tangan dan membentangkan telapak tangannya, segel yang sama namun memiliki kelipatan lima lapisan itu muncul dan mengelilingi lelaki itu, membuat Bertolt sadar jika ia sudah terkepung diserangan akhir Kira, dan ia menunjukkan bahwa tiga puluh detik sudah cukup untuk melumpuhkannya.

Gadis itu menurunkan maskernya, ia menatap miris Bertolt.

"Seharusnya kita bisa bicarakan semua ini baik-baik sebelum semuanya terjadi, tapi dilihat dari perlawanan kalian sejak tadi, bahkan dari jauh hari, rasanya hal itu tidak berguna. Kalian juga tidak memberikan toleransi sama sekali untuk tidak melukai yang lain, bahkan tidak menghentikan niat kalian untuk menculik Eren karena keinginan Grisha-san."

Mendengar Kira menyebut nama Grisha, Bertolt menatapnya kaget.

Karena yang tau identitas asli dari Titan Ape itu hanya mereka berdua, orang-orang yang sudah berubah jadi Titan pun tidak ada yang mengetahuinya satupun, apalagi orang luar seperti mereka. Lalu Kira tau dari mana soal Grisha Yaeger dibalik perubahan Titan Ape itu? Ia tak mengerti sama sekali.

"Aku tau siapa dia tanpa informasi bocoran dari orang lain."

Lelaki itu masih belum mampu mencerna ucapannya dengan baik, masih tidak paham.

The Captain's Chosen Girl [Levi x Alkira] - [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang