Sebelas

1.1K 129 4
                                    

Keduanya memandangi sang Titan Ape yang masih berada di posisinya dengan tenang, namun mereka tidak mendapati keberadaan Bertolt karena mereka berfokus pada Reiner tadi selama beberapa saat, yang sekarang sudah jadi tawanan mereka tanpa kekuatan Raksasa lagi.

"Dia pasti sedang bersembunyi, soalnya hawa keberadaan Bertolt tidak jauh dari sini. Dari tempat kita berdiri sekarang. Sebenarnya kalau dibandingkan dan juga dilihat baik-baik, mengalahkan mereka berdua tidak semudah dan segampang itu kalau ku lihat dari cerita kalian kemarin-kemarin sebelum hari ini, Reiner tadi sedang beruntung bisa kalah untuk sekarang karena dia sedang dungu-dungunya dan tidak dikasih kesempatan dan juga waktu untuk berfikir serta bertindak lebih banyak biarpun ada saja anggota kita yang masih terluka karenanya, dan waktu kita sudah banyak termakan ketika mengurusnya tadi." ujar Kira sembari memberitahu Levi.

"Jadi ... Dia bisa muncul kapan saja dan menghancurkan kita dengan sekali serang jika kita tidak waspada dan cepat menghindar?" tanya lelaki tersebut, dan diangguki oleh Kira.

"Biarpun aku berperan sebagai 'Kartu As', aku tetap wanita bukan? Begini-begini juga aku tetap manusia pada umumnya biarpun memiliki kelainan genetika karena keturunan dari leluhur. Bukannya aku juga dibawah naungan dan perlindunganmu? Seperti yang kau bilang tadi sebelum mereka bertiga muncul." balasnya.

Levi merasa pipinya sedikit merona halus, ia mengulas senyum dibalik wajah tenangnya, tak menyadari wajah Kira yang ikutan malu akibat mengulang kata-katanya tadi.

Kampret! Kok jadi malu gini sih!? Batin Kira bete.

Kira mendongakkan sedikit kepalanya, memutar tubuh kearah belakang karena ia menyadari sesuatu, Levi hanya menoleh tanpa mengubah arah tubuhnya yang saat ini masih berhadapan lurus dengan Titan Ape, sedangkan gadis itu berhadapan sebaliknya.

"Kau merasakan hawanya?" tanya Levi.

Ia mengangguk.

"Dia sedang bergerak diam-diam mendekati kita dari bayang-bayang bangunan di bawah sana dan jaraknya sudah tergolong nyaris sempurna dari posisi kita sekarang, dan dia siap berubah kapan saja, lalu menepuk kita disini secara langsung atau menghempaskan semua bangunan kosong itu kearah kita seperti tadi begitu membakar mereka dengan suhu badannya. Apa kau mau kita berpindah posisi dari sini?" tanyanya.

Levi menggeleng.

"Tak usah dulu, biarkan dia terpancing. Kalau kita pindah, dia pasti akan merencanakan rencana selanjutnya selama kita bergerak, dia tidak sebodoh itu."

"Baiklah."

Matanya bergerak seolah mencari dari posisi diam dan tenangnya sekarang, padahal ia sudah tau dimana letak posisi Bertolt saat ini, namun demi penyamaran yang sempurna, ia berpura-pura mencari. Levi membiarkan Kira bertindak, asalkan itu tidak membahayakan dirinya.

Bukannya jika bertarung melawan Titan, taruhannya adalah nyawa ya? Tetap berbahaya juga, bukan? Bodoh.

"Kapten."

Panggilan itu membuat Levi menggerak kedua matanya dan memutar sedikit wajahnya kearah samping, menatap Kira yang diam setelah memanggilnya.

"Kenapa?"

Gadis itu masih diam sesaat.

"Kalau mereka mundur, dan kita harus menunggu lagi sampai serangan mereka yang berikutnya tiba dilain hari ..."

Kira menoleh dan menatap Levi sembari menarik sedikit maskernya, memperlihatkan wajah manisnya itu lalu tersenyum lembut, membuat hati lelaki itu semakin bergetar melihatnya. Ia ingin sekali memeluk gadis itu detik ini juga jika sedang tak ada masalah.

"Mau nge date?" tanyanya dengan berani dibalik wajah meronanya sembari tersenyum, ia memang malu, tapi tak ada salahnya kan, mengajak cowok bujangan dingin dihadapannya saat ini? Sosok lelaki yang tak bisa hangat dikit omongannya kalo bicara sama orang? Sedangkan yang di ajak aja malah kagok melihat dan mendengar ajakan itu, mukanya mulai memerah.

The Captain's Chosen Girl [Levi x Alkira] - [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang