Huekk ... Huekk ...
Suara muntah dikamar mandi membuat Levi terkejut bangun dari tidurnya, lelaki itu menatap kesamping kasur dan mendapati Kira tak ada disana, ia tersadar jika Kira sedang mual pun langsung berlarian kekamar mandi dan melihat istrinya beringsut duduk dengan lemas dihadapan kloset duduk yang barusan menjadi tempat muntahannya dipagi hari ini.
"Ra? Kamu nggak apa?" tanyanya panik sembari berjongkok disamping Kira setelah memencet tombol air pada kloset, ia melihat wajah Kira pucat dan gadis itu masih menahan mualnya.
"Nggak apa, cuma mual aja, mungkin masuk angin." ujar Kira.
"Nggak ada makan aneh-aneh kan pas lagi nggak sama aku?" tanyanya sembari mengelus punggung kecilnya.
Kira menggeleng.
"Aku nggak pernah makan sama jajan yang aneh-aneh selain makanan kesukaan aku ato kesukaan kamu Lev." balasnya serak, kemudian ia beringsut lagi dan kembali memuntahkan cairan kental putih yang merupakan asam lambungnya.
Levi yang cemas kemudian mengambil telepon dan menghubungi temannya yang kebetulan pihak medis, dan ia ingin temannya itu membawa rekan wanita untuk memeriksa keadaan Kira karena ia tak ingin lelaki lain menyentuh istrinya seujung jaripun biarpun rekan kerja dan sahabatnya sendiri. Kecuali mereka melindungi Kira disaat ia lengah, saat itulah izin dari Levi keluar untung mengizinkan memegang Kira ketika ia jauh dari dirinya.
Yang dihubungi pun tiba satu setengah jam kemudian, Kira yang sedang istirahat diatas kasur pun terbangun setelah ia sempat mendapat sedikit istirahat begitu ia selesai memuntahkan isi perut yang ingin ia muntahkan tadi. Biarpun hanya asam lambung.
"Ah, Bibi Kim?" tegur Kira begitu menyadari sosok wanita paruh baya bersama seorang lelaki yang masuk kekamarnya diawasi Levi. (Kim merupakan sosok sang bibi yang muncul di chapter 23 pas mereka ketemu Regil).
"Kira-chan! Lama tak jumpa, sudah hampir tiga bulan sejak pernikahan mu, kata Levi-kun kau mual-mual lagi dari mulai bangun tadi, benarkah?" tanya nya dengan cemas setelah mendengar penjelasan dari Levi soal keadaannya, gadis itu hanya terkekeh sembari mengelus tengkuknya pelan ketika wanita itu memeluknya khawatir.
Baru saja ingin menjawab, Kira kembali merasa perutnya mulai bergejolak lagi ketika ia mencium bau obat-obatan yang menempel pada peralatan pengecekkan yang di bawa oleh Kim dan dokter yang merupakan sahabat Levi dari rumah sakit, ia otomatis kembali ngacir kekamar mandi sembari menutup hidung serta area mulut dan memuntahkan asam lambungnya, ia hanya bisa meringis karena ia sedikit sensitif dengan bau-bauan akhir-akhir ini.
Kim yang tau gejalanya kemudian hanya bisa tersenyum riang.
"Bibi kenapa ketawa gitu? Jauhin dulu alat-alat medisnya, baunya bikin mual, Bibi."
Mendengar itu, senyumnya semakin mengembang.
"Kim-san, jelaskan. Jangan seperti itu, kau seperti orang gila." sindir Levi.
Beliau terbahak.
"Kira-chan hamil."
Mendengar itu, Kira dan Levi hanya bisa bertukar pandang, masih tidak percaya.
"Nih, tes dulu."
Kira yang dilemparkan testpack elektronik oleh Kim pun langsung menangkap benda tersebut. Gadis itu menghela nafas.
"Kalau aku cuma masuk angin biasa, gimana?"
"Silahkan ngomel. Tapi kalau sebaliknya, gimana?"
Gadis itu nampak berfikir sejenak.
"Nggak tau, liat dulu deh nanti."
"Lagian kamu juga sensitif sama bau kan akhir-akhir ini? Dan kamu sering mual tiap pagi beberapa hari belakangan tapi nggak reda-reda? Kamu suka sama makanan tertentu aja? Dan pas disogok sama makanan lain kamu nolak terus karena efek milih-milih makanan?" sergah Kim cepat sebelum Kira bergerak menggunakan testpack yang diberikan kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Captain's Chosen Girl [Levi x Alkira] - [✔]
Fanfiction"Hei, aku mencintaimu." Tiga kata, penuh makna. Muncul dari mulut lelaki dingin bak es di kutub utara itu begitu saja. Siapa lagi kalau bukan Levi Ackerman yang terkenal galak tapi pendiam, sekali ngomong juga irit, dingin, terkadang sikapnya menyeb...