Dua Puluh Lima

610 65 6
                                    

Kira mengekori Levi yang berjalan didepannya tanpa menggandeng tangannya seperti ditengah keramaian tadi, namun jalan yang keduanya lewati saat ini bisa dibilang masih tergolong ramai. Cuma Kira tak mau ambil pusing karena ia bisa jalan sendiri sembari berusaha menyamakan langkah kakinya dengan langkah Levi, dan dia juga bukan bayi.

Namun lengan kekar lelaki itu kemudian terangkat dan kembali meraih tangan kanannya, membuat Kira mendongak dan menatap lelaki yang saat ini masih fokus dengan hadapan didepannya. Ia mendengus, padahal dia gampang aja nyari posisi Levi dimana, tapi dia kekeuh saking takut Kira hilang.

Batita apa ya aku tuh?

Levi menyadari jika Kira memasang muka merengut sembari mengerucutkan bibir, membuatnya gemas dengan ekspresi gadis itu yang demikian.

Setelah sekian menit berlalu, perjalanan keduanya yang sudah ditempuh lumayan jauh dari tempat mereka berkelahi dengan Regil pun akhirnya selesai dan mereka sudah tiba dilokasi yang Levi maksud.

"Lihat ke arah sana." tunjuk Levi dengan dagunya sembari melihat ke arah kanan, Kira yang dikode pun ikutan menoleh dan kedua matanya seketika berbinar.

Mereka berada di sebuah area cukup tinggi didalam Dinding dan saat ini langit tengah memperlihatkan sunset yang dimana matahari akan terhalangi oleh Dinding dan menyembunyikan semburat cahayanya setelah menerangi langit seharian penuh, namun keindahan tiap bentuk bangunan yang ada disekitar mereka pun mempercantik pemandangan saat ini.

"Cantik sekali ..." ujar Kira halus.

Levi yang mendengar itu hanya mengulas senyum sembari mempererat sedikit genggamannya namun tak menolehkan pandangannya ke arah Kira. Karena ia tau, gadis itu sudah menyukai tempat favoritnya ini ketika ia sedang menyendiri dikala lengang tanpa adanya tugas dan masalah.

Angin berhembus lumayan kencang, membuat Kira otomatis mengangkat tangan kirinya yang masih terluka dan menahan topi yang ia kenakan karena nyaris saja terlepas dan memperlihatkan rambutnya jika ia tak segera menahan benda itu tetap tersangkut dikepalanya.

Hembusan angin membuat Kira tak bisa memalingkan pandangannya dari sekitar, matahari yang akan beristirahat, bunga-bunga serta rerumputan yang bergoyang karena hembusan angin membuat ia sangat betah untuk berada disini, rasanya ingin membangun tenda dan tidur diarea sini tanpa memperdulikan dinginnya udara yang akan menyeruak malam nanti.

Kenapa?

Karena langit malam di posisi tempat ini sudah pasti juga tak kalah cantik selain langit sore saat ini.

Angin kembali berhembus, namun lebih kencang, tangannya yang sedikit berdenyut dan kakinya yang oleng membuatnya tak bisa berdiri dengan benar membuatnya menabrak Levi, saat baru berdiri dengan benar, topi hitamnya terlepas dan melayang ke udara karena hembusan angin.

Kontan, rambut biru langitnya yang panjangnya sekarang sudah mulai sepinggul itu terbang karena terpaan angin dibalik kucir ponytail nya. Poni pagar dengan panjang sudah melewati alis, yang menghiasi wajahnya saat ini membuat Levi menatapnya lekat dan tak bisa berkutik sama sekali, ia seakan membeku detik itu juga dan terhipnotis dengan rambut biru milik Kira yang sangat kontras dengan kulit putihnya, ditambah warna matanya yang berwarna silver perak itu.

"Cantik ..." ucap Levi halus.

Kira menyelipkan sedikit potongan poni yang sedikit panjang di area pipi ke belakang telinga, lalu menatap Levi lembut sembari terkekeh, membiarkan rambutnya yang panjang itu tetap terbang karena terpaan angin lembut saat ini.

"Ini alasan kenapa aku menyembunyikan rambutku sejak awal kepada kalian semua. Karena aku mewarisi rambut biru ini dari keluargaku dari generasi ke generasi, aku tau kau tetap bereaksi tenang biarpun melihatku begini, tapi tidak dengan yang lain, karena mereka bakal heboh."

The Captain's Chosen Girl [Levi x Alkira] - [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang