Kira sudah kembali bersama yang lain dan sekarang ia sudah mengenakan pakaian Pasukan Pengintai bersama yang lainnya, tak lupa manuever 3D yang terpampang manis dikedua sisi pinggulnya. Ia merasa nostalgia ketika pertama kali menggunakan alat ini sebelum ia menikah sampai hamil sikembar yang waktu itu sudah memasuki usia kandungan yang ketiga bulan dan ia masih saja dengan setia nya mengenakan alat ini, dan kemudian dirinya dianjurkan untuk tidak membantu serta menggunakan alat ini selama setengah tahun belakangan, mengingat si duo yang sedang tumbuh diperutnya hingga kemarin siang. Termasuk Levi yang sudah melayangkan tatapan maut nan mematikannya karena gadis itu masih memakai seragam, yang membuat ia hanya terkekeh pelan.
"Kira!"
Panggilan tim Pasukan Pengintai yang berada dibawah naungan Levi memanggilnya dengan heboh, membuat gadis itu menoleh kearah semua nya dan terkekeh bukan main begitu mereka berhamburan dan memeluknya dengan erat saking rindunya mereka untuk terjun bersama kelapangan untuk membasmi para Titan diluar dinding.
"Sudah setengah tahun tidak turun kelapangan bersamamu, Kira!" ujar Mikasa.
"Kami sepi selama tak ada dirimu, tau! Kapten selalu memarahi kami jika kami ingin menemuimu biarpun hanya bersenda gurau saja, menyebalkan." rengek Connie.
"Dan aku selalu jadi sasaran empuk kalo dimarah ketika yang lain buat ulah, kan kampret." adu Eren.
Semua celotehan demi celotehan keluar, Kira hanya bisa tertawa karena ia sendiri juga merindukan suasana ramai seperti ini. Suasana hiruk pikuk akibat anggota tim suaminya yang terkadang hobi sekali mengeluh soal tindakan dan perlakuan Levi yang mereka anggap keterlaluan sekali.
"Kalian tau dia begitu dari sebelum aku datang kemari." balas Kira ditengah senyum lebarnya.
"Tetap saja ia itu sosok kapten yang menyebalkan, dan Kira, anak-anak kau titip dimana?" tanya Eren kemudian dengan penasaran.
"Dua hari lalu aku sama Levi, Paman Kenny dan Youma sudah mengantar mereka ke tempat Historia di Dinding Sina. Hanya disana tempat yang aman untuk keduanya saat ini, karena tak ada pilihan tempat yang tepat dan aman selain disana jika sudah menyangkut keselamatan keduanya." terangnya.
"Itu masuk akal, mengingat Historia juga sudah mendelegasikan dirinya menjadi ratu sejak setahun belakangan." balas Armin.
"Kita harus menyelesaikan ini sekarang. Tak ada waktu lagi. Kalian juga mau melihat dunia diluar Dinding yang tak ada batasnya ini bukan?" tebak gadis bersurai biru langit yang saat ini dikucir ponytail, yang membuat semua sahabatnya mengangguk dan bersorak dengan semangat saking tak sabarnya mereka, membuat gadis itu tersenyum.
"Baiklah, kalau begitu sekarang ayo semuanya berkumpul, Erwin sudah memanggil." arahnya kemudian.
Semua berkumpul setelah Erwin memberikan kode untuk berkumpul dan mulai menjelaskan rencana yang telah di susun secara jelas dan terperinci kepada yang lain, Kira yang berdiri dibarisan terdepan sembari mendengar kembali susunan rencana yang sudah ia buat pun menatap kearah luar dinding yang terbentang ladang rumput yang begitu luas nan hijau itu. Ia rindu melihat daratan luas itu setelah setengah tahun lamanya ia tak turun kelapangan membantu yang lain ketika beberapa kali ada masalah ketika para Titan datang menyerang ke area luar Dinding.
Levi yang berdiri disamping Erwin kemudian menoleh kearah gadis kesayangannya dan mendapati Kira menatap rindu dataran hijau itu dengan tatapan demikian, Levi tau jika Kira rindu ingin berkeliaran keluar sana seperti biasanya sebelum ia memutuskan untuk kemari dan membantu seluruh rakyat yang ada di dalam Dinding untuk terbebas dari jerusi beton berlapis tiga ini setelah seabad lamanya.
"Laporan selesai, ada yang ingin ditanyakan?" tanya Erwin setelah mengakhiri penjelasannya.
"Tidak, Komandan!" ucap seluruh regu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Captain's Chosen Girl [Levi x Alkira] - [✔]
Fanfiction"Hei, aku mencintaimu." Tiga kata, penuh makna. Muncul dari mulut lelaki dingin bak es di kutub utara itu begitu saja. Siapa lagi kalau bukan Levi Ackerman yang terkenal galak tapi pendiam, sekali ngomong juga irit, dingin, terkadang sikapnya menyeb...