Dua Puluh Enam

528 63 3
                                    

Kira berjalan seorang diri kembali ke rumahnya dengan langkah riang di kala langit sudah gelap dan menunjukkan lautan bintang di atas sana, di jari manis kirinya yang saat ini sedang ia selipkan di saku celana seperti biasa pun tersemat cincin yang menandakan jika ia adalah milik Levi Ackerman.

Kenapa?

Di balik cincin itu tertera nama Levi, begitupun sebaliknya.

Kira sudah menyetujui lamaran Levi, dan ia memutuskan untuk menemui kedua orang tuanya terlebih dahulu dan memberi tahu mereka soal lamaran lelaki itu sesuai harapan mereka sebelumnya, yang kebetulan keduanya tinggal berbeda rumah darinya sebelum ia tiba di rumah.

Setibanya didepan rumah keduanya, Kira mematung sesaat dengan tangan kanan yang sedikit terangkat karena ia berniat ingin mengetuk pintu, namun ketika mendengar ada suara anak-anak kecil didalamnya yang sedang heboh tidak karuan ala-ala mereka semua, Kira sedikit merasa tak enak.

Mengapa demikian?

Karena gadis itu tau suara anak-anak yang berkisar usia empat, tujuh, sepuluh dan dua belas tahun yang saat ini berada didalam rumah orang tuanya itu adalah adik-adiknya.

Ya.

Ia punya saudara.

Karena selama sembilan belas tahun tak bertemu dengan kedua orang tuanya, tak mungkin mereka tidak membuat dan memiliki anak kandung yang lain selain Kira yang tumbuh besar seorang diri dan jauh dari mereka selama belasan tahun lamanya.

Kira tak ingin mengganggu quality time keluarga kecilnya yang dimana kelima saudaranya tak pernah mengetahui soal dirinya. Dan di antara enam bersaudara, hanya Kira seorang anak perempuan dari pasangan Amalie tersebut.

Ah iya, kebetulan adiknya yang berumur sepuluh tahun itu kembar. Makanya tak aneh, bukan? Jika ia punya lima adik laki-laki?

Wajahnya melembut dan menghangat, ia senang jika ia memiliki kelima adik laki-laki yang akan meneruskan generasi keluarga Amalie karena mereka lah generasi terakhir yang tersisa dari keluarga hebat ini.

Tangannya yang sempat terangkat tadi akhirnya kembali menurun, Kira mundur beberapa langkah dan memutar balikkan badan, mengurungkan niatnya untuk memberitahu Rone dan Yuura soal kebahagiaan yang sedang ia rasakan sekarang.

Baru saja ingin melangkahkan kaki, terdengar pintu rumah terbuka dan menampakkan sosok bocah berusia empat dan dua belas tahun disana ketika pintu itu sudah terbuka lebar dengan topi yang persis ia pakai dan saat ini tengah terpasang di kepala keduanya, Kira menoleh dan menatap balik keduanya yang saat ini tengah menatap ia lekat setelah sebelumnya mereka masih bersenda gurau, namun suara itu perlahan menghilang ketika Kira menatap mereka.

Ia tersenyum.

"Maaf, aku mengagetkan kalian?" tanya Kira pelan, keduanya menggeleng sembari tersenyum, mereka bisa tau jika Kira bukan orang jahat biarpun dandanannya tomboy dan rada berandalan akibat perbannya.

Kira tertawa kecil.

"Tenang, aku bukan berandalan dan orang aneh hanya karena semua perban ini. Aku sedang terluka." terangnya jujur, suara nya yang lembut seakan menghipnotis kedua adiknya itu.

"Ken? Zen? Ada apa?" tanya seorang wanita yang muncul tepat dibelakang mereka ketika ia melihat kedua putranya diam ditempat sembari memandangi seseorang, pandangan Yuura kemudian menoleh ke arah Kira yang saat ini sedang nyengir-nyengir nggak jelas begitu mendapat tatapan darinya.

"Kenapa ekspresi mukamu begitu? Dasar anak tidak tau diri, bukannya masuk ke dalam dan sapa orang tuamu sama semua saudaramu, tapi kau malah mau kabur ketika melihat adik-adikmu keluar rumah karena ingin jajan?" sindir Yuura, membuat Kira mencelos dan memutar kedua bola matanya jengah.

The Captain's Chosen Girl [Levi x Alkira] - [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang