6. Batu Besar

15.7K 843 17
                                    


Happy Reading.

Rifaldi berkeliling kampung ini bersama Arfan untuk mencari rumah Pak Tarji. Mereka sudah bertanya kepada penduduk yang berada disini dan mereka semua menjawab tidak tau.

"Coba kita tanya ke satpam itu saja," usul Arfan.

"Baiklah," kata Rifaldi lalu dia berjalan kearah pos ronda.

"Assalamualaikum, permisi pak saya mau tanya kalau rumah Pak Tarji itu dimana yah?" Tanya Rifal.

Bapak-bapak yang berada disana seperti ketakutan saat Rifaldi menanyakan Pak Tarji.

"Emm.. maaf kami tidak tau, iya'kan," kata Satpam itu sambil menyengol teman disebelahnya.

"Iya tidak tau," jawab satpam yang di sengol itu.

"Yasudah kalau begitu kita permisi," kata Arfan.

"Kami permisi yah bapak-bapak semuanya," kata Rifaldi.

Lalu mereka berjalan agak jauh dari pos satpam terebut. Dan Arfan membisikan sesuatu kepada Rifaldi.

"Kamu merasa aneh gak sih, kayaknya mereka tadi jawabnya agak ketakutan, apa mereka semua ada yang ngancam yah?" Kata Arfan.

"Jangan dulu Su'uzon, mungkin memang benar mereka semua gak tau rumah Pak Tarji dimana," kata Rifaldi.

"Tapi menurut aku agak aneh sih, masa satu kampung ini gak tau rumah Pak Tarji dimana, terus mereka tadi ada yang jawab rumah Pak Tarji terkena Tsunami," kata Arfan.

"Emang kata Pak Tarji dulu kampung ini pernah terkena Tsunami, apa Pak Tarji tidak mempunyai rumah?" Kata Rifaldi.

Arfan mengacung bahunya tanda tidak tau, tiba-tiba matanya melihat ada seorang duduk di bawah pohon dengan pakaian yang sangat lusuh dan baju yang sobek-sobek.

"Coba kita tanya kepada orang itu," kata Arfan.

Rifaldi menyerengit mendengar usulan dari Arfan barusan. Dia melihat orang yang memakai baju sobek-sobek dan rambutnya berantakan.

"Abang yakin? Dia seperti orang gila," kata Rifaldi.

"Udah sih kita coba aja," kata Arfan lalu dia menghampiri orang gila tersebut.

"Permisi Pak, apa bapak tau rumah Pak Tarji?" Tanya Arfan.

Bukan menjawab orang itu malah tertawa, "hahaha... Tarji..." Kata orang gila tersebut.

"Sudah ku bilang seharusnya kita tidak bertanya kepada orang gila ini," kata Rifaldi.

"Siapa yang gila? Aku gila hahahaha... Aku memang gila...  Harta semuanya hilang gara-gara Tsunami," kata orang gila itu yang tiba-tiba sedih.

"Sudahlah kita pergi saja dari sini," ajak Arfan kepada Rifaldi karena menurutnya percumah saja bicara dengan orang gila.

Tapi Rifal malah merasa iba dengan orang gila tersebut, dia sudah bisa menebak kalau orang ini jadi gila gara-gara kehilangan Harta benda yang dimilikinya.

Rifaldi menepuk pundak orang gila tersebut dan seolah memberi kekuatan kepada orang gila tersebut.

"Bapak yakin tidak tau dimana rumah Pak Tarji?" Tanya Rifaldi.

Tanpa diduganya ternyata orang gila tersebut menunjuk kearah Timur.

"Apa itu maksudnya rumah Pak Tarji ada disana?" Tanya Arfan.

Orang gila tersebut tidak menjawab apapun lagi dia malah asik memainkan kayu jati ditangannya.

"Kita coba aja cari kesebelah sana," kata Rifaldi.

Bersamamu Dalam Takdir Allah (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang