38. Kejadian Tertembak

12.9K 976 192
                                    

Jika boleh memilih, aku ingin melihatmu di dunia ini daripada harus kehilanganmu selamanya...
.
Semoga saja Takdir memihak kepadaku saat ini.

____________________________________

Happy Reading Semuanya
.
.
.
.
.
.
.
.kasih vote agar berlanjut ke Part berikutnya
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
Vote dulu dong
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
Mau lanjut tidak?..
.
.
.
.
Vote dulu makanya wkwkw...
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
Ciee nunguin yah 😁..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Kara saat ini sedang berada di rangan dan sedang memperhatikan calon pengantin dia dandani. Dia tau Khiarah selalu memperhatikannya, tapi dia tidak ingin terlihat sedih pada acara bahagia sepupunya itu. Hingga membuat Khairah curiga terhadap dirinya.

"Sudah cantikkan, liat deh kakak kamu," kata Farah kepada Kara.

"Iya bude Farah, Mbak Safira sangat cantik," kata Kara.

"Nanti juga kamu akan di dandani begini kalau nikah sama Azka," kata Safira sambil tersenyum ramah kepada Kara.

Kara hanya tersenyum dengan dipaksakan, dia tidak tau akan menikah dengan Azka atau tidak, yang jelas setelah lulus wisuda nanti dia akan pergi menjauh dari semuanya.

"Eh iya Azka juga mau datang kesini loh, kamu gak mau menyambut dia," kata Karin.

"Emang harus dia sambut yah Umi," kata Kara yang nampak ragu.

"Iyalah sambut, diakan calon suami kamu, masa mau kamu cuekain aja," kata Karin.

Kara menundukkan kepalanya, "hm kalau begitu Kara keluar dulu," kata Kara yang memutuskan untuk keluar dari ruangan rias Safira.

Khiarah menepuk pundak Karin, "kamu tidak boleh memaksakan anakmu seperti ini Karin, aku lihat dia tampak tidak bahagia saat ini," kata Khiarah kepada Karin.

Safira hanya bisa mendengarkan perkataan Khiarah kepada Karin. Dia juga bingung sendiri sekarang, mungkin karena Kara tidak menyukai Azka.

❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤

Tidak ada yang bisa mengerti dengan perasaannya saat ini, Kara akhiranya memilih untuk keluar dari ruang rias Safira, dia berniat untuk bertemu dengan Azka sesuai dengan pakatan ibunya.

Dia memegang ponselnya dan mengetikan sesuatu kepada Azka.

Manilkara :
Assalamualaikum Mas Azka, kamu sekarang sudah sampai di mana?

Azka :
Waalaikumussalam, Aku sudah di depan gedung.

Kara membaca pesan dari Azka, kemudian dia berjalan menuju tempat yang dimaksud oleh Azka.

Bersamamu Dalam Takdir Allah (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang