Assalamualaikum
Minal aidzin walfaidzin semuanya..
Maaf yah jika selama ini Nely banyak salah sama kalian semuanya.. 😊
.
Gak kerasa yah udah lebaran aja...
.
.Happy Reading
.
.Kara baru saja membuka matanya, hal yang pertama kali dilihatnya adalah Sofi sahabatnya. Kenapa Sofi ada disini batin Kara.
"Kamu sudah bangun Kara?"
Langsung memeluk Sofi, kemudian dia teringat akan penembakan itu.
"Apa yang terjadi? Bagiamana keadaan Mas Rifaldi dan juga Mas Arfan?" Kata Kara yang mulai panik.
Sofi merangkul pundak Kara guna menenangkannya. "Kamu tenang dulu yah aku yakin kamu gadis yang kuat, nanti aku ceritakan apa yang sebanranya terjadi," kata Sofi memberikan minum kepada Kara.
"Aku gak bisa tenang sebelum kamu menceritakan semuanya," kata Kara.
Sofi mengehela nafasnya sebenarnya dia tidak tega kalau menceritakan ini kepada Kara, apalagi melihat kondisi Kara saat ini.
"Mas Rifaldi baik-baik saja kan Sof?" Kata Kara yang sudah mengeluarkan air matanya.
Sofi terdiam tidak menjawab apapun dan itu malah membuat Kara semakimn sedih. Kara berniat akan bangun dan kembali ketempat itu lagi untuk memastikan keadaan Rifaldi.
Sofi mencegahnya dan menyuruh Kara untuk beristirahat.
"Okeh aku ceritakan, tapi kamu janji habis ini istirahat dulu," kata Sofi akhirnya.
"Iya,"
Flashback on
Sofi berhasil kabur dari rumah itu, dia berlari kencang dan meminta pertolongan, tapi sepertinya warga disini tidak ada yang ingin menolongnya karena takut kepada Sukandi. Kebetulan dia bertemu dengan Pak Makmur dan beliau menolongnya dan mengajaknya kerumah Pak Abdulah.
Pak Abdulah sudah menebaknya pasti Kara dan juga Sofi akan ketangkap oleh Sukandi karena notabennya mereka adalah perempuan.
"Bagaimana ini Pak? teman saya semuanya masih ada disana?" Tanya Sofi khawatir.
"Kamu punya handponekan? Lebih baik kamu telepon polisi sekarang, karena bagiamanapun kita melawan pasti ujungnya akan kalah karena penjaga Sukandi itu sangat banyak," kata Pak Abdulah.
Sofi baru kepikiran sekarang, dia ingat tadi sebelum berpisah dari Kara dua juga bilang hal seperti itu.
"Iya kalau begitu aku menghubungi polisi dulu," kata Sofi menghubungi kantor polisi.
Sesudah menghubungi polisi, Sofi kembali duduk disana.
"Kenapa dulu Pak Makmur dan Pak Abdullah tidak melaporkan Pak Sukandi ke polisi?" Tanya Sofi.
"Itu karena Sukandi melarang penggunaan ponsel disini, dan semua warga juga ketakutan oleh Sukandi." Jelas Pak Abdulah.
"Apa ada rencana sekarang buat menolong mereka?" Tanya Sofi.
Pak Abdulah melihat kearah Pak Makmur. "Mur, kamu cari tau keadaan dan situasi disana," kata Pak Abdulah.
Pak Makmur mengangukan kepalanya, lalu beliau pergi meninggalkan Sofi dan juga Pak Abdulah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersamamu Dalam Takdir Allah (Tamat)
SpiritualSquel Biarlah Takdir Yang Menentukan Rifaldi Ahmad Muzaki. Dia sedang memperluas dakwahnya di pesisir pantai. Mengungkap tabir misteri yang mengusik damai. Hingga dia bertemu dengan seseorang yang membuat hatinya terpaut dalam Takdir. Akankah Takd...