37. Sebuah Fakta Baru

11.6K 849 149
                                    

Tiada yang tau kita akan dibawa kemana oleh takdir.

Seperti aku yang mengharapkanmu, tapi kamu malah mengharapkan orang lain.

Nelly Nurul Awaliyah

____________________________________

Biasakan vote yah... 
.
.
.
.
.
Terimakasih..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading...
.
.
.
.

Azka, Dewa, Indah dan juga Sofi sudah mengemasi barang-barang mereka, saat ini mereka akan pergi ke Jakarta dan akan menghadiri pernikahan Rifaldi dan juga Safira.

"Sial jalannya macet," kata Dewa saat mereka sedang menuju ke tempat kediaman Safira. 

"Namanya juga Jakarta pasti mecetlah," kata Sofi.

"Sabar, nanti juga nyampe," kata Azka. 

"Iya, kamu ini suka marah-marah mulu gak sabaran," kata Indah.

"Ambilkan aku permen dong dilaci, kesal aku menunggunya," kata Dewa kepada Azka karena saat ini Dewa sedang menyetir. 

Azka mengangukan kepalanya kemudian dia membukakan laci mobil Dewa, saat sedang mengambil permen dia tidak sengaja menemukan sebuah foto.

Dia memberikan permen itu kapada Dewa kemudian dia mengambilkan foto yang ada dilaci itu karena penasaran. Dia seperti pernah melihat foto ini tapi dimana.

Dewa milihat Azka yang mengambil fotonya. "kamu ngapain ngambil foto itu," kata Dewa.

"Ini foto kedua orangtuamu?" Tanya Azka.

"Iya, kenapa?" Tanya Dewa.

"Sepertinya aku merasa tidak asing dengan gambar orang ini," kata Azka.

"Sini coba aku lihat," kata Sofi yang merasa kepo dengan foto tersebut.

Sofi merebut foto itu dari kakaknya kemudian dia melihatnya bersama dengan indah.

"Tunggu deh, bukannya orang ini ada di album foto Abi," kata Sofi.

"Masa sih?" Kata Azka nampak tidak percaya.

"Iya aku ingat sekali," kata Sofi.

"Wah berarti orangtua kita saling mengenal, btw Mbak Safira itu adalah sepupuku," kata Dewa.

"Hah serius?" Kata Azka, indah dan juga Sofi yang merasa terkejut.

"Berarti kamu saudaranya Kara juga doang? Eh tapi sepertinya Ustadz Ilham tidak mengenalmu, kalau dia mengenalmu pasti dia tidak akan menolakmu," kata Azka.

"Kamu tau aku ditolak Ustadz ilham?" Kata Dewa terkejut, karena setahunya hanya dia dan Ustadz Ilham saja yang tau tentang lamarannya yang ditolak.

"Yah tau dong, kalau kamu diterima mana mungkin Ustadz Ilham menyuruhku untuk segara melamar anaknya," kata Azka.

Indah terdiam saat Azka mengatakan hal tersebut, berbeda dengan Sofi yang nampak menyerengit bingung.

"Tunggu dulu deh, maksudnya kakak disuruh itu di jodohkan, bukan Kakak sendiri yang melamar Kara," kata Sofi.

Azka hanya mengangukan kepalanya membenarkan perkataan Sofi.

"Aku tidak punya hubungan Saudara dengan Kara, hanya saja kebetulan Ayahku dan Ayahnya Safira saudara, jadi kami sepepuan," kata.

Bersamamu Dalam Takdir Allah (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang