Kara mendapatkan paket dari orang yang tidak di kenal. Dia membuka paket itu dan ternyata seekor tikus yang sudah mati dan juga berlumuran darah.Entah kenapa Kara jadi merasa sangat khawatir sekarang, dia tidak bisa menceritakan semuanya kepada Sofi, lalu kepada siapa dia harus bercerita sekarang.
Saat yang bersamaan kebetulan Dewa ada lewat di depannya. Kata mulai berpikir apa sebaiknya dia menceritakan semuanya kepada Dewa tenang teror itu.
Kata berjalan kerajaan Dewa, "Kak Dewa," kata Kata memangil Dewa.
Dewa melihat kearah Kara yang memanggilnya. "Ada apa Kata?" Kata Dewa.
"Aku ingin bercerita apa Kak Dewa sedang sibuk?" Tanya Kara kepada Dewa.
Dewa tentu saja selalu mempunyai waktu apalagi kalau itu tentang Kara wanita yang disukainya.
"Kebetulan aku sedang tidak sibuk, lebih baik kita bercerita di kafe itu saja," kata Dewa sambil menunjuk kafe yang sedang ramai.
Bukanya kenapa Dewa mengajak Kara ke tempat itu, biar dia bisa lebih santai dan juga tempatnya yang ramai jadi tidak akan menimbulkan fitnah.
"Baiklah Kak," kata Kara kemudian mereka duduk di tempat yang ramai tersebut.
Kara menceritakan semuanya kepada Dewa tentang dirinya yang selalu di teror dengan mengatasnamakan kampung kuluhan dan juga Sukandi.
Dewa dengan senang hati mendengarkan hal tersebut, dia jadi kasihan kepada Kara dan Dewa bertekad akan membatu Kara untuk menangkap orang yang telah berani menerornya itu.
Dari kejauhan seorang wanita melihat Kara dan juga Dewa sedang duduk berdua di sebuah kafe, dia sangat cemburu melihat itu, Dewa hanya miliknya dia harus menyikirkan Kara agar tidak berdekatan dengan Dewa lagi, kalau perlu dia akan menghabisi nyawa Kara agar tidak menggangu Dewa lagi.
💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚
Kara merasa lega sekarang setalah dia menceritakan semuanya kepada Dewa. Bukan tanpa alasan Kara menceritakan semuanya kepada Dewa , dia hanya butuh teman curhat terlebih saat ini Sofi menjauhinya dan membuat Kara sedikit sungkan untuk menceritakan semuanya kepada Sofi.
"Aku lihat belakang ini kamu tidak berdekatan dengan Sofi, apa kamu ada masalah sebelumnya?" Tanya Dewa kapada Kara.
Kara terdiam, dia tidak mungkin menceritakan hal tersebut kepada Dewa, Sofi menjauh dari dirinya karena salah paham karena Sofi menyukai Dewa.
"Hubungan kami memang sedikit rengang saat ini," kata Kara tersenyum seolah tidak ada masalah apapun.
Sebenarnya Dewa ingin menanyakan hal yang mambuat Kata dan juga Sofi rengang, tapi itu terlalu pribadi jadi dia mengurungkannya.
Kamelia tiba-tiba datang menghampiri Dewa yang sedang duduk bersama Kara.
"Hai Dew, boleh aku gabung," kata Kamelia.
"Tentu saja boleh kak," kata Kara.
"Kalian sedang bicara apa? Sepertinya asik sekali," tanya Kara.
"Bisa nanyain tugas," jawab Dewa.
Sedangkan Kemelia hanya mengangukan kepalanya saja, dia tau kalau dua orang yang ada dihadapannya itu pasti sedang berbohong kepadanya.
"Sekalian aku juga mau izin gak bisa ikut seminar karena mau ke Jakarta," kata Kara kepada Kamelia.
Kamelia namapak terkejut demgan pa yang dikatakan oleh Kara, "kamu mau pergi ke Jakarta? Kenapa? Apa ada masalah Kara?" Tanya Kamelia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersamamu Dalam Takdir Allah (Tamat)
SpiritualSquel Biarlah Takdir Yang Menentukan Rifaldi Ahmad Muzaki. Dia sedang memperluas dakwahnya di pesisir pantai. Mengungkap tabir misteri yang mengusik damai. Hingga dia bertemu dengan seseorang yang membuat hatinya terpaut dalam Takdir. Akankah Takd...