Jangan hadir hanya untuk menorehkan luka.
Jika boleh memilih, aku lebih memilih tidak mengenalmu kalau akhirnya kamu meningalkanku
.Nelly Nurul Awaliyah
____________________________________
Happy Reading
Rifaldi membaca pesan dari Kara dan melihat dimana dia harus bertamu dengan Kara. Dia tersenyum saat membaca pesan itu, ternyata Kara memintanya untuk bertemu di Kafe dekat kampusnya.
"Azka temani aku," kata Rifaldi.
"Bertemu dengan wanita itu?" Kata Azka mencoba menebak.
Rifaldi mengangukan kepalanya. Azka juga penasaran dengan wanita yang membuat sahabatnya menjadi seperti ini, bahkan Rifaldi sampai tidak memberitahu nama wanita itu kepada Azka.
"Mau bertamu dimana?" Tanya Azka.
"Di Kafe dekat kampus," jawab Rifaldi.
"Jangan bilang kalau wanita itu seorang mahasiswa disana?" Tebak Azka lagi.
"Iya dia mahasiswa disana, awal kita bertamu saat dia sedang toor di kampung kuluhan, dan aku kebetulan sedang berdakwah disana karena perintah Ustadz Sandy," terang Rifaldi kepada Azka.
Apa wanita itu salah satu teman Sofi atau Kara, kerena mereka juga bulan lalu pergi ke daerah sana. Pikir Azka.
"Yaudah ayo, tapi kamu pamitan dulu sama Ustadz Ilham sebelum pulang lagi ke Bandung," kata Azka.
Rifaldi mengangukan kepalanya. Dia juga ingin pamit kepada Ustad Ilham.
💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜
Di tempat lain, Kara sedang duduk sendirian sambil menunggu Sofi yang sedang pergi ke kantin, Kara sengaja tidak ikut dengan Sofi karena dia saat ini sedang puasa.
Ditengah kesendiriannya tiba-tiba Kamelia duduk di sebelah tempatnya. Kara melihat kearah Kamelia.
"Kamu tau'kan kalau Dewa itu sangat menyukaimu, dia bahkan sudah melamarmu beberapa kali," kata Kamelia.
"Aku tau kak," kata Kara, sebenarnya Kara sangat malas kalau membahas tantang Dewa.
"Kamu tidak mau memperjuangkannya? Dia sudah bersusah payah mendapatkanmu dan memintamu kepada kedua orangtuamu, kenapa kamu diam saja? Apa karena kamu tau kalau sahabatmu itu menyukai Dewa makanya kamu tidak memperjuangkannya, iya? Sudah tiga kali dia melamarmu Kara," kata Kamelia.
Kara terdiam, apa yang dikatakan oleh Kamelia ada benarnya juga. Tapi dia tidak mungkin memperjuangan Dewa karena jujur saja dia sudah tidak mempunyai perasaan dengan Dewa.
"Aku... " Kara tidak bisa menjelakannya kepada Kamelia.
Tanpa mereka sadari Sofi mendengar semuanya dia berjalan menuju kearah Kara.
"Kara," kata Sofi lirih.
Sedangkan Kemelia memilih pergi dari tempat ini, karena tidak ingin melihat perdebatan antara kedua sahabat tersebut.
"Sofi aku bisa jelasin semuanya," kata Kara.
"Aku kecewa sama kamu, kamu tidak cerita kalau kak Dewa melamarmu 3 tiga kali, apa karena aku sehingga kamu menolaknya Kara,". Kata Sofi.
"Maaf Sof, bukannya aku tidak ingin cerita, tapi aku belum siap menceritakannya kepada kamu," kata Kara sambil memegang tangan temannya itu.
Sofi menepis tangannya, "Aku butuh waktu," kata Sofi lalu pergi meninggalkan Kara sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersamamu Dalam Takdir Allah (Tamat)
SpiritualSquel Biarlah Takdir Yang Menentukan Rifaldi Ahmad Muzaki. Dia sedang memperluas dakwahnya di pesisir pantai. Mengungkap tabir misteri yang mengusik damai. Hingga dia bertemu dengan seseorang yang membuat hatinya terpaut dalam Takdir. Akankah Takd...